Love is #33

248 26 0
                                    

Do Kyung Soo POV

"Hiks- appho..." Hee Soo menangis sambil memegang erat perutnya.

Tanpa banyak bicara aku lekas menggendongnya ke punggungku dan membawanya ke mobil. Lebih kagetnya lagi, kulihat ada bercak darah di baju Hee Soo dan juga tanganku. Aku dengan segera mengemudikan mobil setelah memasangkan seatbelt pada tubuh istriku.

"Kyung-ah... aku dapet" Ucap Hee Soo dengan suara lemah.

"Dapet... Datang bulan? Sejak kapan?" Aku sejenak menoleh ke arahnya.

"Kemaren... T-tapi... Ini sakit banget..."

"Iya iya sabar ya sayang, ini bentar lagi nyampek rumah sakit" Aku meraih tangannya dan dengan segera ia meremas kuat tanganku.

"Kyung-ah... Sakit..."

"Iya sayang..."

Wajah Hee Soo nampak sangat pucat, nggak biasanya dia datang bulan sampek kesakitan seperti ini. Aku ingat bulan kemarin dia sempet bilang telat tapi waktu di tespack hasilnya negatif. Kali ini kenapa? Aku mencoba menghitung tanggal selama istriku diperiksa.

Perasaanku udah nggak enak sejak liat darah di tangan waktu di mobil tadi. Ternyata bener, aku melihat air mata menetes dari mata istriku.

"Hiks- mianhae..." Ucapnya lirih dan nampak semakin mewek.

Seketika aku memeluknya, aku berhati-hati karna tangannya masih di infus.

"Mianhae Kyung-ah... Mianhae... Hiks-" Hee Soo semakin menangis keras.

"Gwenchana anae... Gwenchana..." Aku menepuk-nepuk lembut bahunya dan mengelus rambutnya.

"Dia masih sekecil biji jagung, bahkan lebih kecil. Dia anak aku, Kenapa aku nggak menyadarinya? Aku udah jahat... Kyung-ah... Eotteokke... Bayi kita... Hiks- aku bodoh banget. Hee Soo babo... micheoseo micheoseo... Hiks-" Dia memukul-mukul kepalanya sendiri.

Melihatnya seperti ini seketika dadaku seperti dihantam batu besar, sesak, nyeri, dan sudah ingin sekali air di mataku keluar.

Aku menahan tangannya dan menggeleng kuat, "Sssstt... Anniya anniya... Gwenchana anae... Jangan gitu sayang" Aku kembali memeluknya dan kurasakan tangannya menggenggam gemas punggungku.

Aku sakit melihat istriku seperti ini. Aku sakit mendengar tangisannya pecah. Andai aku bisa dengan cepat menyembuhkan luka di hatinya. Andai aku bisa memperbaiki perasaannya yang kini hancur. Aku pun menangis entah sebanyak apa air mataku menetes. Tidak ada yang bisa aku salahkan selain diriku sendiri. Harusnya aku menjaga anak dan istriku, harusnya aku tau, harusnya aku tidak menyakiti mereka berdua. Harusnya nggak seperti ini. Aku tau rasa sakitnya sampai aku tak bisa berkata pada Hee Soo untuk berhenti menangis.

Di saat seperti ini memang hanya tangisan yang mungkin bisa membuatnya lega.

Kurang lebih 30 menit Hee Soo menangis dalam pelukanku, sisanya aku duduk di samping ranjangnya dan mengusap berkali-kali air matanya yang masih terus terjatuh meskipun dia sedang memejamkan mata. Tentu saja ia kelelahan setelah hampir satu jam lebih dia menangis. Meskipun aku menyuruhnya untuk beristirahat dan tidur, tapi aku tau itu tidak mudah untuk dilakukannya. Ia pasti masih memikirkan semuanya.

Aku mengecup lembut keningnya kemudian berbisik, "Saranghae anae... Manhi manhi"

❤️❤️❤️

Kim Hee Soo POV

Bulan lalu aku juga telat datang bulan tapi waktu ku cek hasilnya negatif dan besoknya langsung datang bulan. Bulan ini aku memang terlambat hampir dua minggu, tadinya aku mau cek jika sudah tepat dua minggu tapi kemarin malah muncul bercak. Dan pagi ini perutku sangat sakit, nyeri seperti kram perut, dan aku merasakan darah keluar jauh lebih banyak saat Kyung Soo menggendongku.

[Complete ✔️] Tell me, What is Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang