Chapter 10

5.3K 801 31
                                    

Baru saja terbangun dipagi hari, langkahnya tergesa memasuki kamar Johnny. Mengedarkan pandangan, mendapati anak itu tengah tertawa lantang bersama Han yang berusaha mengeluarkan mimik wajah lucunya.

Mona akhirnya bisa bernapas legah, setelah memastikan Johnny terlihat baik-baik saja.

"Oh? Ibu!" Sapanya ceria, beranjak melentangkan tangan. Mona berjongkok, menyambut pelukan hangat dari tubuh mungil Johnny,

"Ibu kemarin sakit? Apa sekarang baik-baik saja?" tanya Johnny dengan nada khawatirnya. Terlihat menggemaskan bagi Mona,

Johnny menanyakan keadaannya, meski anak itu juga mengalami sakit parah sebelumnya. Bila mengingatnya kembali, Mona merasa sangat sedih ketika Johnny harus mengeluarkan banyak darah dari mulut mungilnya.

Jemarinya mengusap helaian halus rambut Johnny, "Ibu baik-baik saja. Bagaimana denganmu? Sudah merasa baikan?"

Johnny mengangguk, "Paman Han bermain bersamaku, jadi aku senang," ucapnya riang, mengguncang tangan Mona,

Sementara yang menjadi bahan perbincangan tersenyum lebar, membalas sorot mata lembut Mona.

"Gelang ibu sangat cantik, sama seperti ibu,"

Alis Mona terangkat heran, menyadari Johnny menunjuk gelang berhiaskan permata berada pada pergelangan tangannya. Ia mengernyit. Merasa sebelumnya tidak pernah mengenakan gelang asing itu,

"Sejak kapan--"

"Yang Mulia tidak memberikan secara langsung pada anda?"

Pandangannya beralih pada Han yang membuka suara, "Maksudmu Jeongin?"

Han mengangguk, "Gelang itu dibeli oleh Yang Mulia saat berada di burckhan,"

Pasang matanya membulat, "Dia, membelikannya untukku?"

Mencoba berpikir sejenak, Sejak kapan Jeongin memasangkan gelang itu pada pergelangan tangannya. Setahunya ia tidak bertemu lelaki itu semenjak kemarin, dan berakhir tertidur tanpa kehadiran lelaki itu juga.

Detik selanjutnya Mona tersadar, "Johnny," ia menangkup wajah mungil anak itu, "Kau bermainlah bersama paman Han, Ibu ada perlu sebentar,"

"Ibu mau ke mana?

"Bertemu Jeongin-- maksudku, Ayahmu,"

***

Sepanjang langkahnya, Mona tersenyum sendiri layaknya orang bodoh. Sesekali tatapannya memandang lekat gelang pada pergelangan tangannya,

Tidak menyangka benda cantik dan berkilau itu merupakan pemberian Jeongin

"Ternyata dia bisa romantis juga," gumamnya tertawa kecil,

Mona melangkah menuju perpustakaan istana, berniat mengucapkan terima kasih pada lelaki itu. sebelumnya ia diberitahu oleh pengawal Raja bahwa Jeongin tengah berada dalam perpustakaan,

Hingga langkahnya tiba pada luar ruangan perpustakaan, letaknya tak begitu jauh dengan taman samping istana. Pandangannya dapat menangkap jelas Jeongin dari balik jendela besar, terlihat tengah berbincang dengan seseorang.

Pembicaraan tampaknya terlihat sangat serius, dapat terlihat dari raut wajah Jeongin

Mona mendekat, mencoba menelusuri lawan bicara Jeongin,

Setelah melihat dengan seksama, ia menyadari lawan bicara lelaki itu adalah Seungmin. Dokter khusus melayani kesehatan Pangeran Johnny,

KINGDOM [JEONGIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang