Chapter 16

5.1K 731 129
                                    

Double up, sesuai permintaan salah satu kawan reader^^

Siapkan hati kalian saat membaca chapter satu ini ya..

.

.

Kawanan berkuda datang tanpa terduga, serentak menyerubuti kereta kuda Raja Merald hingga memaksa menghentikan laju. Jeongin tersentak dengan berhentinya gerakan kereta kuda secara tiba-tiba. Pada sela kaca, pandangannya mendapati Han tengah mengacungkan pedang bersama beberapa pengawalnya.

"Siapa kalian?"

Salah satu dari kawanan berkuda itu mendekat pada Han, "Keluar kau Yang Mulia Jeongin!"

Han semakin mengeratkan acungan pedangnya. "Berani sekali kau memanggil Yang Mulia!"

"Apa yang kalian inginkan?" Jeongin memutuskan keluar dari kereta kudanya. Tidak luput dari pengawasan pengawal mengelilingi sekitarnya.

"Kau telah membunuh Ratu kerajaan kami, Ratu Dovreck. Dan kami kemari atas perintah Raja Dovreck untuk menghabisimu."

Pasang mata Jeongin melebar, "Kau bilang aku membunuh Ratu Dovreck? Atas dasar apa kau menuduhku?"

Lelaki itu menunjukan belati dari genggamannya. Sebuah belati dengan ukiran khusus melambangkan kerajaan Merald, "Bukankah belati ini milikmu?"

Alis Jeongin bertaut heran, benar belati itu miliknya. Namun belati itu telah menghilang dari tangannya semenjak dua tahun lalu. Sekarang benda itu berada di tangan orang lain tanpa sepengetahuannya. "Benar, belati itu milikku tapi--"

"Kami menemukan belati ini dengan lumuran darah Ratu, dan ternyata benar anda pelakunya. Dasar pengkhianat!"

Jeongin memaku, "Kau pikir tanganku mampu membunuh sembarang orang?"

"Bukti tetap ditemukan, dan kau tidak bisa menyangkal." ucap lelaki itu dingin, "Bunuh mereka!" perintahnya membuat pergerakan lainnya dengan cepat mengeluarkan pedang dari balik jubah.

"Jangan biarkan Yang Mulia pengkhianat sepertinya hidup dan bernapas."

Selanjutnya hanyalah tumpuan pedang saling terdengar. Baik, Jeongin, Han maupun pengawalnya melayangkan serangan kepada lawan.

Han mencoba melindungi Jeongin dengan jarak sedekat mungkin, menghindari Raja kerajaan Merald itu mendapatkan serangan tak terduga.

Sedangkan Jeongin terfokus pada sang pemberi perintah. Ia menangkis pedang lawan dengan langkah ringan dan memberikan serangan balik dengan memutar ujung pedang lawan hingga benda tajam itu tergeletak secara nahas di permukaan tanah.

Situasi menjadi hening, seluruhnya menghentikan serangan masing-masing tatkala Jeongin mengacungkan pedang tepat pada lelaki yang kini tersungkur dibawahnya.

Ujung pedangnya seakan menyentuh ujung hidung lelaki itu.

"Sampaikan pada Raja Dovreck, aku bukanlah pengkhianat, saudaraku."Suara Jeongin terdengar tegas, ia mencoba menjelaskan "Dan bilah itu-- telah menghilang dari tanganku sejak lama. Mereka mencurinya dan menuduhku sebagai pembunuh."

Selanjutnya Jeongin menarik acungan pedangnya "Aku tidak ingin darah orang tidak bersalah sepertimu mengalir pada pedangku."

Suara cuitan burung dari kejauhan muncul, mengalihkan perhatian Jeongin. Burung pengirim pesan terlihat mendekat sampai mendarat tepat dilengan Han.

KINGDOM [JEONGIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang