"Pak ini nggak masuk akal, baru kali ini ada yang sangat-sangat niat sekali berusaha menyerang server kita."
"Maksud kamu?" Rama bertanya.
Rama dan Adjie yang sedang menekuni berkas di sofa tamu berhenti ketika mendapati laporan dari Vely.
"Empat tahun saya bekerja disini biasanya saya hanya mendapati beberapa folder yang dikirim untuk mencoba menerobos server kita, tapi biasanya itu bisa diatasi dengan baik oleh tim security program. Tapi dini hari tadi sepertinya ada orang yang berusaha merusak sistem security kita pak. Dia berhasil memasuki beberapa tahap, jika ini dibiarkan bisa jadi dia berhasil melakukan cracking."
"Bisa kamu jelaskan lebih detail?" Adjie mulai antusias.
"Cracking semacam merusak data yang dimiliki server kita. Mereka bisa mengacaukan data keuangan atau yang lainnya. Saya tidak tau tujuan mereka apa, tapi yang saya takutkan jika merusak data keuangan atau stock kita pak."
"Stock?" Adjie bergumam, ia menganalisa apa yang disampaikan Vely, tepatnya ini seperti petir di siang bolong.
Baru kemarin ia merasa bahagia karena keberaniannya memproklamirkan perasaannya kepada gadis yang akhir-akhir ini merusak konsentrasinya. Tiba-tiba pagi ini mendapat berita yang memberinya pukulan tak kasat mata.
"Terutama stock obat psikotropika dan narkotika?" Sambung Adjie lagi.
"Ya pak yang saya takutkan obat khusus itu, termasuk daftar obat prekursor."
"Maksudnya jika stock barang kita kacau bisa jadi akan ada penggelapan?" Rama mencoba memperjelas.
"Dan bisa jadi penggelapan tidak hanya stock hasil produksi, tapi bisa juga stock bahan baku zat aktif." Ucap Adjie.
"Kita nggak boleh gegabah, bisa jadi ada orang dalam yang harus kita waspadai."
"Jika tujuannya laporan keuangan dan stock bisa jadi orang dalam pak, tapi kalo yang diincar uang maka cakupannya lebih luas." Vely memberikan alibi lain.
"Saya ingat, kamu hampir menghafal semua IP addres karyawan disini. Kamu bisa melacaknya?"
"Selalu ada kemungkinan dari mana saja, tapi masalahnya jika orang dalam bisa juga saat melakukan hack dia tidak menggunakan komputer kita pak."
"Fatal ini Djie, kita harus cepat ambil tindakan."
"Menurut kalian, apakah pak Rasyid dan Mr. William berpeluang besar melakukan ini?."
"Menurutku pak Rasyidin Sa'id kepala produksi kita itu tidak akan melakukannya karena beliau apoteker senior dengan idealisme sama seperti papamu. Beliau bekerja keras dari jaman papamu Djie." Jelas Rama.
"Sejak saya jadi anak buah Mr. William saya tau walaupun beliau belum menjadi WNI yang sah, tetapi beliau sangat taat hukum pak. Anak-anaknya saja sebelum 18 tahun dan memiliki SIM tidak diperbolehkan mengemudikan kendaraan sendiri. Saya rasa Mr. William tidak akan berani melakukan hal menyalahi hukum."
"Oke Ram, tolong kamu ke lapangan tinjau logistik dan distribusi kita, lakukan pengecekan barang masuk dan keluar. Vely hubungi Mr. William dan pak Rasyid untuk menghadap saya sepuluh menit kedepan."
"Baik pak, saya permisi." Pamit Vely.
"Oh ya saya harap masalah ini tertutup untuk kita dulu, sampai ada titik terang siapa pelakunya."
🍃
Mereka semua berada dalam ruangan Adjie, karena satu-satunya ruangan yang tidak bisa dijangkau oleh siapapun. Setelah kemarin dilakukan meeting mendadak antara Adjie dengan pak Rasyid dan Mr. William, kini disepakati mereka membuat tim kecil yang terdiri dari Tian yang memang bertanggung jawab sekuritas server, Mr. William kepala IT dan pak Rasyid kepala produksi. Rama dan Vely bertugas lebih di lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Adjie Tampan
Fiksi UmumAdjie Tama Panduwinata (31 tahun) Mereka memanggilku Adjie Tampan kependekan dari Tama Panduwinata, selain itu memang wajahku diatas rerata. Otak jangan ditanya memiliki IQ 125 pasti kalian tau bagaimana menghadapi orang cerdas sepertiku. Tapi saat...