Suasana kantin siang ini sangat ramai, banyak pegawai telah memenuhi kursi yang tersedia. Vely tak luput ambil bagian. Dia sudah duduk manis menghabiskan sepiring nasi dan chiken egg roll.
Vely menghabiskan waktu makan siang bersama rekannya. Bedanya siang ini ada Chandra yang tak melewatkan makan siang dengan duduk disamping Vely.
Mereka semua larut dalam percakapan masing-masing, tak ketinggalan tentu saja ada Tian dan Mia yang memanfaatkan waktu untuk bercengkerama.
"Vel selamat ya visitor di laman kita meningkat 30% lebih lho. Kata Tian ini karena desain terakhir yang kamu buat itu keren banget." Kata Chandra membuka obrolan.
"Oya? Itu proyek terakhir sebelum aku dipindah bagian mas."
Seperti tau bahan obrolan yang bisa menarik perhatian Vely, Chandra menyinggung proyek yang dibuat Vely sebelum pindah dari divisi IT.
"Syukurlah kalo visitor meningkat, semoga juga memberi dampak ke pemasaran. Akhir-akhir ini aku jarang buka situs mas, soalnya kerjaan lagi numpuk."
"Sayang ya kamu udah nggak di divisi IT, tapi desain terakhir kamu emang keren."
"Mas Chandra bisa aja.. sebenarnya itu juga karena yang ngisi konten bagus sih mas."
Dalam hati Vely mengingat beberapa konten yang merupakan sumbangan tulisan dari Adjie, Vely tersenyum mengingatnya. "Lhah kenapa pak bos lagi."
"Vely kamu masih ada sama aku?"
Gugup Vely menjawab pertanyaan Chandra. Ia hanya memberikan anggukan.
"Jangan suka ngelamun,kamu masih muda lho. Ya sudah aku duluan ya."
Chandra beranjak meninggalkan meja, tapi kembali berbicara pada Vely. "Akhir pekan mau jalan sama aku?"
Sekarang semua mata memperhatikan Chandra dan Vely.
"Aku mas? Waduh aku sudah ada janji sama Anna mas, maaf ya." Ucap Vely sangat pelan sambil melihat Anna yang memberikan tatapan menyelidik padanya.
🍋
Sepeninggal Chandra, Vely pun berniat akan melakukan sholat dhuhur tetapi langkahnya dihentikan oleh Tian.
"Vel, kayaknya feeling aku nggak enak sama si Chandra. Empat tahun kamu kerja disini dia nggak pernah deketin kamu, tapi akhir-akhir ini sering banget nanyain kamu. Mpe nanya kesukaan kamu segala."
"Mas Tian ngerasa gitu?"
Tian hanya mengangguk, mereka melanjutkan berjalan dengan yang lain.
"Mas sebenarnya aku juga ngerasa gitu. Baik sih ramah orangnya, tapi kayak ada yang janggal."
"Ya udah kamu ati-ati aja deh jangan keburu baper."
"Yah mas.. Vely mah kebawa laper bukan perasaan." Ucap Vely terkikik.
Tapi meski menanggapi dengan enteng, jauh dipikirannya Vely merasakan sesuatu yang tidak beres. Mengingat Chandra sebenarnya bukan tipe karyawan yang datang lebih awal, tapi kemarin dan beberapa kali Vely pernah melihat Chandra datang lebih awal. Lebih khusus lagi sikap Chandra yang berubah perhatian pada Vely.
"Buk.. katanya nggak boleh su'udzon kan ya?" Batin Vely.
🍋
Lima belas menit sebelum waktu ishoma habis, Vely menyempatkan diri untuk membuka situs perusahaan. Benar apa yang dikatakan Chandra bahwa visitor situs perusahaan mereka meningkat signifikan. Demikian pula diikuti grafik pemasaran yang meningkat. Vely mensyukuri peningkatan itu. Senyum cerah pun langsung tergambar di wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Adjie Tampan
Narrativa generaleAdjie Tama Panduwinata (31 tahun) Mereka memanggilku Adjie Tampan kependekan dari Tama Panduwinata, selain itu memang wajahku diatas rerata. Otak jangan ditanya memiliki IQ 125 pasti kalian tau bagaimana menghadapi orang cerdas sepertiku. Tapi saat...