Adjie tiba di Jogja semalam, ia check-in di hotel dan segera beristirahat agar paginya tidak terlambat mengikuti Workshop.
Workshop hari ini tentang Process Analytical Technology, atau sering disingkat PAT yaitu suatu sistem untuk merancang, menganalisa, dan mengendalikan proses produksi melalui pemeriksaan berkala selama proses produksi Industri Farmasi, tentu saja output-nya untuk jaminan peningkatan kualitas obat.
Karena padatnya materi yang akan disampaikan oleh narasumber, hari ini workshop dimulai tepat pukul tujuh pagi. Adjie pun sudah rapi dengan setelan slimfit abu yang dilengkapi jas apoteker berwarna putih tulang.
Lima menit sebelum acara pembukaan dimulai bunyi notifikasi dari handphonenya terdengar. Senyum lebar diam-diam tercetak di wajah tampannya begitu mengetahui satu nama muncul dilayar 7 inci miliknya.
Lovely secret
Assalamu'alaikum bapak, sukses untuk agenda bapak hari ini.Adjie Tama
Selesaikan kerjaan kamu,
kontak saya kalo ada apa-apa.Lovely secret
Siap pak 😃
Meski jadwal bapak over hectic jangan lupa makan pak.Adjie Tama
Ingat sore langsung pulang ke mess.
Satu menit.. dua menit berlalu pesan Adjie hanya dibaca Vely tanpa balasan, seketika Adjie kesal, moodnya berpotensi hancur di pagi hari. Adjie mengumpati Vely dalam hati, ia ingin segera menghubungi sekretarisnya itu tapi sayang suara pembawa acara menginterupsi semua kegiatan didalam hall.Acara workshop dimulai, pembukaan diawali dengan doa bersama dan menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjutkan himne dan mars apoteker. Terpaksa Adjie mengesampingkan kekalutannya sejenak.
Memasuki acara sambutan oleh panitia dan pengurus Ikatan Apoteker Indonesia, ingatan Adjie kembali pada sosok pria yang bersama Vely tempo hari di salah satu mall. Adjie kembali meradang, ia semakin kesal.
Tiba-tiba satu pemikiran muncul dalam benaknya, bagaimana jika tidak ada Adjie di Jakarta maka akan memudahkan pria bernama Chandra itu menemui Vely di meja kerjanya.
Lagi, Adjie teringat ucapan Rama saat mengantarnya ke bandara tadi malam. "Djie gue ingetin.. kalo lo emang butuh Vely di Jogja, ngomong aja. Urusan disini gue yang handle. Siapa tau pas lo nya nggak ada Vely sibuk ama yang laen."
Adjie semakin gelisah "Ampuuun," otak Adjie berasap.
💼
"Halo.. bapak butuh sesua..."
"Kenapa pesan saya nggak kamu bales?"
"Pesan yang mana ya pak?"
"Yang tadi, habis dari kantor kamu harus langsung balik mess."
Diseberang telpon Vely mengernyitkan keningnya, bukannya kemarin terakhir bertemu Vely sudah tau hal ini dan terpaksa ia telah menyanggupi? Kenapa sekarang bosnya masih meributkan hal ini lagi?
"Pak..."
"Cukup! Saya tunggu kamu di Jogja sekarang, minta Rama anterin kamu ke bandara. Saya mau jam lima sore workshop sesi ini selesai kamu sudah menghadap saya."
"Pak.. serius ini kerjaan.."
"Kamu tau hotel dimana saya nginap, temui saya disana!"
Sambungan terputus.
"Astaghfirullahaladzim.." Vely benar-benar mengurut dada, tak habis pikir dengan sikap bosnya. Lalu mau ngapain juga dia disana. Kalau tujuannya buat pulang bertemu ibu dan adik-adiknya jelas dia tidak akan menolak. Tapi sekarang adalah tugas menghadap bos galaknya, rasanya mood Vely jatuh di kaki.
![](https://img.wattpad.com/cover/210662975-288-k482802.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Adjie Tampan
Художественная прозаAdjie Tama Panduwinata (31 tahun) Mereka memanggilku Adjie Tampan kependekan dari Tama Panduwinata, selain itu memang wajahku diatas rerata. Otak jangan ditanya memiliki IQ 125 pasti kalian tau bagaimana menghadapi orang cerdas sepertiku. Tapi saat...