"Permisi pak, saya mau mengingatkan agenda bapak hari ini jam 10 meeting rutin dengan keuangan dilantai 5. Jam satu ada pertemuan dengan ibu Nadine dari RS. Mitra Medica di de Caffe."
"Lalu?."
"Sudah pak itu saja, mungkin kedepan akan saya jadwalkan untuk supervisi pabrik pak."
"Supervisi jam 3 sore nanti saja, dari de Caffe saya langsung ke pabrik. Kamu datang sama Rama. Ada lagi?."
"Tidak pak."
"Lalu kotak bekel yang kamu bawa itu apa?."
Vely tersenyum lebar mengusir rasa canggung.
"Saya bikin sarapan banyak pak ini saya bawakan buat bapak."
Vely mendekati Adjie, membuka kotak bekal lalu meletakkan diatas meja tepat dihadapan Adjie.
Aroma gril salmon menguar menggelitik penciuman Adjie mengundang perutnya untuk minta diisi.
"Kamu lagi nyogok saya?."
Mata Vely terbelalak.
"Enggak lah pak. Memang saya buat salah ke bapak atau minta naik jabatan?." Ucap Vely spontan.
Adji semakin tergoda untuk menyentuh sandwich isi salmon dan sayur itu. Tapi sesuatu mengingatkannya.
"Nggak ada jampi-jampinya kan?."
"Maksud bapak?."
"Siapa tau kamu naksir saya terus kamu kasih sesuatu apa gitu didalamnya."
"Pak gini ya kalo saya mau kasih jampi-jampi, berarti saya juga pengen seluruh tim IT itu naksir saya dong. Pagi ini saya juga bagi sarapan sama kue ke yang lain."
Duarr...
Adjie tak bisa menutupi wajah merahnya karena malu. Mukanya terlihat kikuk karena sudah terlalu percaya diri.
"Bapak nggak usah takut, saya nggak bakal naksir bapak. Saya nggak mau jadi pungguk pak. Saya cuma kasian bapak nggak pernah sarapan sampai kemarin harus sakit kan?."
Vely berusaha membuat yang terbaik untuk teman-temannya, meski hari ini ia hanya mampu membuatkan sandwich salmon yang di gril dengan olive oil dan menggunakan lotus organik.
Adjie diam mendengar penuturan Vely, ia tercenung berusaha memahami sekretarisnya. seorang Vely kembali membuatnya tak berkutik.
🍓
Vely keluar ruangan Adjie masih dengan muka ditekuk, sementara Rama yang masih menikmati sandwich salmon pemberian Vely segera meletakkan potongannya kedalam kotak.
"Ada apa?."
"Pak bos tau tuh bawaannya curigaan mulu."
"Kenapa begitu?."
"Katanya mas, pak bos takut Vely naruh jampi-jampi dalam sandwich."
"Daripada kasih jampi, mending racun sekalian Vel." Rama tertawa.
"Ish mas Rama sadis."
Vely kembali menekuni komputernya. Dia melakukan check list kegiatan yang telah dilakukan, untuk mengantisipasi jika ada kegiatan yang terlewatkan.
"Vel, kamu tinggal di mess kan? Betah nggak?."
"Alhamdulillah betah aja sih mas, aku sebenarnya lebih suka sendirian tapi kadang rame itu juga bikin seru. Susahnya itu ya gini, kalo pas ulang taun nggak di mess nggak di kantor pada nagih traktir. Aku bikin sandwich sama kue aja biar irit."

KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Adjie Tampan
Aktuelle LiteraturAdjie Tama Panduwinata (31 tahun) Mereka memanggilku Adjie Tampan kependekan dari Tama Panduwinata, selain itu memang wajahku diatas rerata. Otak jangan ditanya memiliki IQ 125 pasti kalian tau bagaimana menghadapi orang cerdas sepertiku. Tapi saat...