Tujuh

4.3K 371 5
                                    

Seminggu sudah Saka dan Aya berkenalan. Selama itu pula, mereka semakin akrab dan sering keluar bersama untuk sekedar main dan jalan-jalan.

Kedekatan mereka jelas tidak luput dari pengamatan Eca, kakak kandung dari Aya itu tetap mengawasi kemanapun Aya dan Saka keluar, bahkan mengatur jam mereka berangkat sampai pulang.

Meski sudah sangat mengenal Saka, dan percaya Saka tidak akan berbuat hal yang mengecewakan, tapi tetap saja Eca masih belum bisa tenang.

Seperti hari ini, pagi-pagi sekali Saka sudah berdiri di depan rumah Eca untuk menjemput Aya.

Rencananya akan mengantar Aya ke perusahaan yang akan dia pakai untuk magang. Kebetulan salah satu perusahaan yang akan Aya tuju adalah milik teman Saka.

"Kamu beneran nggak mau kakak antar?" Aya menggeleng,

"Udah ada kak Saka di depan. Aku bareng kak Saka aja." Jawab Aya sembari memasukkan berkas-berkasnya.

"Okelah," Ucap Eca kemudian,

"Kakak nggak masuk kerja hari ini?" Eca menggeleng,

"Hari ini ada beberapa divisi yang off. Divisi kakak termasuk, jadi kita bisa istirahat sehari setelah lembur kemarin." Beberapa hari lalu, Eca memang lembur di kantor bahkan sampai menginap.

"Ya udah kak, Aya langsung berangkat ya."

"Hati-hati Ya, kakak mau lanjut tidur di kamar."

"Iya itu, mata kakak udah kaya ada kantong kangguru-nya!" Aya terkikik geli.

"Ngejek terus!" Seru Eca sembari berlalu ke dalam kamar.

Aya berjalan keluar rumah, mendekat ke arah Saka yang bersender di sisi mobilnya sambil fokus ke arah ponsel.

"Aya udah siap?" Tanya Saka saat sadar orang yang ditunggu sudah datang. Aya tersenyum lalu mengangguk.

"Udah kak, ayo berangkat." Ajaknya.

"Kakak pamit dulu sama papa mama kamu,"

"Mama sama papa ke rumah sakit kak, Papa check-up pagi ini." Jelas Aya.

"Kak Eca?" Tanya Saka kemudian,

"Kak Eca tidur," Saka mengernyitkan keningnya.

"Tidur? Tumben jam segini masih tidur."

"Iya, baru pulang tadi pagi jam tiga."

"Dari mana aja??"

"Lembur di kantor kak, udah beberapa hari ini sih. Sekarang divisinya dikasih libur biar bisa dipakai buat tidur." Jelas Aya.

Saka mengangguk paham,

"Ya udah ayo berangkat." Keduanya masuk ke dalam mobil dan segera menuju perusahaan yang akan mereka kunjungi.

"Kakak tunggu di mobil ya, kamu masuk aja gak pa-pa. Kebetulan semalam kakak udah konfirmasi sama HRD disini."

"Beneran kak? Kira-kira diterima magang disini gak ya?" Tanya Aya ragu.

"Coba aja dulu, kakak sih yakin kamu diterima." Aya mengangguk mantab sembari melepas sabuk pengamannya.

"Aya masuk dulu ya kak." Saka mengangguk.

Tadi rencananya Saka ingin ikut masuk, tapi Aya menolak. Dia tidak mau terlalu memanfaatkan kedekatan Saka dengan pemilik perusahaan, dia juga tidak ingin diterima di perusahaan ini hanya karna bantuan Saka. Aya tetap ingin berusaha mandiri.

Dengan langkah penuh keyakinan Aya masuk ke dalam gedung. Jalannya dipermudah karna bisa langsung bertemu dengan pihak HRD sekaligus pimpinan perusahaan.

The Best Man Ever!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang