"Aku seneng banget, kak Eca sudah kenalin aku ke kak Saka. Baru sekali ini aku ketemu laki-laki sedewasa dia. Dia kaya papa yang selalu berusaha mengayomi kita." Lanjutnya.
"Jujur, seiring berjalannya waktu. Aya sadar kalo Aya mulai sayang sama kak Saka." Eca terbelalak.
Kata-kata terakhir Aya mampu menggetarkan hati Eca. Air mata yang sedari tadi dia tahan akhirnya meluncur tanpa diminta.
Perasaan bingung, kacau, sedih, frustasi, takut dan perasaan lain yang tidak mampu dijabarkan berkelebat dalam hatinya.
Aya, bagaimana kalau sampai kamu tahu apa yang sebenarnya terjadi?
"Kak Eca kok nangis! Aku belum selesai cerita loh." Aya menatap ke dalam manik mata Eca yang berlinang air mata.
Eca terkekeh pelan lalu mengusap air matanya.
"Lanjutin, lanjutin. Kakak cuma terharu aja sih. Baru kali ini kakak punya interaksi sedekat ini sama kamu." Ujar Eca dengan suara paraunya.
Aya sontak terkekeh melihat sikap Eca.
"Kenapa kak Eca jadi baperan gini sih!" Celetuk Aya dengan nada jahil.
"Lagian baru kali ini kamu mau curhat sama kakak!" Aya terkekeh.
"Terus gimana kelanjutan ceritanya?" Eca berlaga antusias mendengar cerita Aya.
Padahal aslinya, dia ingin segera mengurung diri sekarang juga.
Aya menghela nafas pelan dan mulai melanjutkan ceritanya yang sempat terjeda.
"Seperti yang kak Eca bilang dulu, kak Saka orang baik dan Aya sudah membuktikannya sendiri."
"Kak Eca juga selalu wanti-wanti sama Aya. Kalau saja kak Saka macam-macam aku wajib lapor sama kak Eca, dan kenyataannya kak Saka sama sekali tidak melakukan apapun yang berbahaya."
Eca mengangguk paham, Saka nggak akan pernah melakukan hal berbahaya Aya. Kakak bisa jamin itu.
"Aku nggak bisa bayangin gimana jadinya kalo Aku nggak kenal sama kak Saka. Mungkin selama magang Aku akan banyak menemui kesulitan."
"Bantuan kak Saka selama ini nggak terhitung kak." Eca mengangguk, benar kata kamu Ya, bahkan mungkin uang ratusan juta nggak akan pernah cukup kakak pakai untuk membayar semua yang sudah Saka berikan di hidup kakak.
"Itu yang bikin kamu sayang sama kak Saka?" Tanya Eca pelan sembari mengusap rambut Aya dengan penuh kasih sayang.
Seandainya Aya bisa bahagia dengan keadaannya sekarang, maka Eca akan berusaha mengubah perasaan Saka pada adiknya.
Aya mengangguk antusias.
"Kakak tau? Dari dulu Aya tuh pengen banget punya kakak cowok. Bukan maksud Aya nggak mau punya kak Eca, tapi sering ngebayangin aja gimana rasanya punya kakak cowok." Eca mengernyit.
"Maksud kamu?"
"Kayaknya Tuhan beneran ngabulin keinginan Aya, Tuhan kirim kak Saka. Aya jadi bisa ngerasain gimana disayang sama kakak cowok." Raut wajah Eca semakin tidak terbaca.
"Loh, kamu tadi bilang sayang sama kak Saka, maksudnya?"
"Kaya perasaan sayang Aya sama kak Eca. Kak Saka udah aku anggap seperti kakak kandung Aya sendiri." Eca melotot.
"Bu-bukan, sayang karna jatuh cinta atau.." Aya sontak tertawa.
"Enggak kak! Ngaco deh, kak Saka terlalu dewasa buat Aya. Kita nyambung sih, tapi kalo soal cinta kayaknya jauh banget sama perasaan itu." Eca mengerjabkan matanya berkali-kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Man Ever!
ChickLit[READY EBOOK😍] Pernah mempercayai seseorang, tapi kenyataan hidup justru terlalu pahit untuk dikenang. Dilecehkan pacar sendiri, ditinggal pergi tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Membuat Freya Mahiswara perempuan yang akrab disapa Eca itu, m...