"Silahkan diminum kak." Aya meletakkan secangkir kopi di hadapan Saka.
Saka tersenyum lalu menyeruput sedikit kopi yang masih cukup panas itu.
"Gimana kondisi Om Mahesa Tan?" Tanya Saka pada Sani, saat ini mereka tengah berbincang-bincang di ruang tamu sedangkan Mahesa tidur di kamar.
Tepat pada kemarin siang, Mahesa sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
"Alhamdulillah sudah membaik, minggu depan bisa mulai terapi lagi." Jawab Sani.
"Maaf baru bisa kesini sekarang.." Tambah Saka.
Aya dan Sani mengangguk.
"Nggak pa-pa Ka, lagian kata Aya, kamu ada proyek di Malang tiga hari lalu?"
"Iya, Tan."
"Gimana? Lancar semuanya?"
"Lancar Tan, mungkin bulan depan pembangunannya selesai."
"Syukurlah kalau begitu," Sani beranjak berdiri,
"Kalian lanjutin ngobrolnya ya, tante mau beresin dapur dulu sebentar keburu maghrib."
"Iya, nggak pa-pa Tante." Jawab Saka, kemudian Sani berlalu ke arah dapur.
"Kemarin papa kamu pulang dijemput siapa?"
"Nggak dijemput kak, pakai mobil ambulan rumah sakit." Saka mengangguk.
"Tadinya kak Eca mau nyetir sendiri setelah pulang kantor, tapi gak jadi." Lanjut Aya.
"Sekarang kak Eca belum pulang?"
"Belum, dari kemarin subuh dia masih kerja." Saka menautkan kedua alisnya.
"Maksudnya?" Tanyanya heran.
"Kak Eca berangkat kemarin subuh, ada kunjungan kerja ke luar kota. Mungkin nanti malam baru sampai rumah kak,"
Saka terdiam,
"Kak Eca pamit pergi kemana gitu nggak," Aya menggeleng.
"Enggak sih kak, cuma bilang kalau mau ke luar kota dua hari. Ada urusan kantor."
Saka mengangguk paham, setelah itu mereka mengalihkan pembicaraan ke topik lain.
____________
Tepat pukul sepuluh malam, mobil rombongan yang membawa Eca dan segenap tim kerja akhirnya tiba di depan kantor.Beberapa orang keluar dari mobil, sembari membawa ransel dan peralatan kerja yang mungkin mereka gunakan selama berada di luar kota.
Saka yang tengah asyik bermain ponselnya di dalam mobil, segera meletakkan benda kecil berbentuk persegi panjang itu saat menyadari rombongan tiba.
Ya, dia memang sengaja datang ke kantor Eca sejak pulang dari rumah Mahesa. Mungkin tepatnya sejak pukul enam sore tadi.
Dia mengamati satu per satu orang yang mulai mengemasi barang-barang mereka. Sebagian sudah beranjak ke kendaraan masing-masing dan segera pulang.
Pandangannya fokus ke arah Eca yang keluar dari mobil paling akhir. Saka pikir, Eca akan segera menghampiri motornya, tapi dia ingat kata Aya, bahwa Eca tidak membawa kendaraan ke kantor.
Saka sudah beranjak membuka pintu mobil untuk menghampiri Eca, tapi niatnya diurungkan saat Eca justru masuk ke dalam gedung.
Saka akhirnya memilih menunggu sejenak di dalam mobilnya seperti tadi.
Lima menit kemudian, Eca terlihat keluar dari gedung menenteng ranselnya. Baru saja Saka akan beranjak keluar mobil, tapi langkahnya lagi-lagi terhenti saat melihat sebuah mobil berhenti tepat di depan Eca berdiri saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Man Ever!
ChickLit[READY EBOOK😍] Pernah mempercayai seseorang, tapi kenyataan hidup justru terlalu pahit untuk dikenang. Dilecehkan pacar sendiri, ditinggal pergi tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Membuat Freya Mahiswara perempuan yang akrab disapa Eca itu, m...