"Udah nunggu dari tadi?" Eca terperanjat, lamunannya buyar mendengar pertanyaan dari sosok yang sejak lima belas menit tadi ia tunggu.
Lalu sepersekian detik kemudian Eca menggeleng pelan.
"Enggak baru aja," Kilahnya agar tidak memperpanjang perkara.
"Udah siap?" Eca mengangguk cepat.
"Pamit mama dulu," Ajak Eca. Kemudian mereka berjalan ke arah ruang tamu.
"Ma, Eca berangkat!" Serunya, Sani berjalan dari dapur saat mendengar suara Eca.
"Ardi sudah datang?" Tanya Sani.
"Ini orangnya!" Tunjuk Eca.
"Pagi tante," Sani tersenyum menyambut Ardi.
"Jangan cuma sibuk nyiapin pernikahan aja Di! Itu badan sampe kurus gitu, jangan lupa makan." Ardi terkekeh.
"Tante bisa aja." Sahutnya.
"Ya sudah, hati-hati kalo mau pergi. Ardi nggak sarapan dulu?" Ardi menggeleng.
"Nggak usah Tan, takut Eca kesiangan." Sani mengangguk paham.
"Hati-hati!" Ujarnya sekali lagi sembari melambaikan tangan ke arah Ardi dan Eca yang sudah masuk ke dalam mobil.
"Aya nanti berangkat sama siapa?"
"Paling dijemput Ferdi, lagian mereka pergi ke toko roti dulu anter mama. Baru ke kampus." Jawab Eca.
"Jasnya kekecilan nggak?" Ardi menggeleng.
"Pas kok, semoga aja pas hari H nggak tambah gemuk."
"Jangan makan mulu lah!" Ardi terkekeh menanggapi teguran Eca.
"Tumben lo bawa mobil?"
"Iya, bentar lagi hujan. Gue sih nggak mau calon istri gue kehujanan."
"Lebay banget sih!" Eca bergidik jijik.
"Motornya di bengkel. Mau di service, cuma sampai sekarang belum bisa diambil." Jelas Ardi kemudian.
"Hari ini agendanya kemana aja?" Ardi tampak berfikir sejenak.
"Paling nemuin WO, terus cek gedung sama milih menu."
"Ribet ya! Kenapa nggak sederhana aja sih!"
"Sekali seumur hidup Ca, kalo bisa sih gue pengen kasih yang terbaik." Eca menghela nafas pelan.
"Ya terserah sih, lo yang keluar duit kenapa gue yang repot."
"Gue anter sampe gang depan ya, nanti kalo mau pulang Whatsapp aja." Ardi mulai menepikan mobilnya.
"Enggak usah, ntar gampang deh. Gue bisa naik taksi atau ojek." Jawab Eca sembari melepas sabuk pengaman.
"Jangan nekat, ntar kalo hujan gimana."
"Ya basahlah!" Eca mendengus acuh.
"Dasar!" Gerutu Ardi membuat Eca terkekeh.
"Gue turun dulu. Fokus aja sama acara lo, gak usah pikirin gue pulangnya gimana. Santai aja!"
"Ya udah hati-hati." Ucap Ardi.
"Iya, lo juga. Oh iya salam buat Santi ya!" Ardi mengangguk.
Setelah itu Eca turun, sedangkan Ardi segera berlalu dengan mobilnya.
Waktu cepat sekali berlalu, setahun sudah Eca menjalani kehidupan tanpa ada hubungannya dengan Saka.
Sejak Aya memberi penjelasan tentang perasaannya, Eca semakin gencar menghindari Saka. Dari situlah, perlahan-lahan Eca dan Saka tidak pernah berkomunikasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Man Ever!
ChickLit[READY EBOOK😍] Pernah mempercayai seseorang, tapi kenyataan hidup justru terlalu pahit untuk dikenang. Dilecehkan pacar sendiri, ditinggal pergi tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Membuat Freya Mahiswara perempuan yang akrab disapa Eca itu, m...