Happy reading!!
Hari ini adalah hari yang menyebalkan bagi Chella. Bagaimana tidak? Seharian ini Ezra terus saja mengusik ketenangannya. Membaut Chella naik darah dibuatnya. Habis sudah kesabaran Chella hari ini.
Bahkan buku catatannya kembali menjadi korban tuk kesekian kalinya. Bagian sampulnya terlepas. Sungguh, miris!
Chella membanting pintu mobil dan menghela napas gusar. Apalagi setelah ia melihat mobil hitam yang tak asing baginya terparkir rapi di halaman rumah.
"Assalamualaikum," ujar Chella saat memasuki rumah.
Chella mengitari pandangannya ke seluruh isi rumah. Ruang tamu kosong. Lalu Chella melangkah ke ruang tengah. Di sana ia melihat Papa nya tengah menikmati secangkir kopi dan koran di tangannya.
Chella melihat penampilan papa nya yang rapi. Kemeja putih berbalut jas hitam serta sepatu pantofel mengkilap. Tentu dengan harga yang tak main-main. Chella menebak kalau papa nya baru saja pulang metting dengan klien-nya.
"Udah pulang, Kak?"
"Iya, Pa." Chella menyalim tangan Papanya sebagai bentuk tanda hormat.
"Adik mana?"
"Masih les. Sore baru pulang," jawab Chella seadanya. Kalau boleh jujur, Chella sangat malas meladeni Papanya itu. Chella sangat lelah hari ini. Sungguh!
"Mama kamu?"
"Setengah jam yang lalu Mama kabarin, kalau Mama ada tiga jadwal operasi." Chella melepas sepatunya, mengendurkan dasi yang ia kenakan, lalu bersandar pada sofa di belakangnya. Kini posisi Chella dan papanya bersebelahan.
"Kamu sepertinya sangat lelah. Istirahatlah. Papa mau balik ke kantor lagi. Masih banyak yang harus dikerjakan." Lelaki berusia kepala empat itu pun bangun dari duduknya.
"Balik sekarang, Pa?" Tanya Chella. Chella sudah menebak kalau hal ini akan selalu terjadi. Pekerjaan lebih utama dari keluarga.
"Iya, Kak."
"Pa, tunggu," cegat Chella.
"Kenapa Kak?"
"Papa ke sini ada perlu apa?" Tanya Chella. Tak mungkin bila papanya yang super sibuk atau pura-pura sibuk itu datang tanpa alasan. Pasti ada satu dan lain hal yang ingin dibicarakan.
"Nggak papa. Tadi sepulang meetting kebetulan lewat sini. Jadi sekalian mampir sebentar. Ya sudah, papa pergi dulu, ya. Baik-baik di rumah. Jaga adikmu dengan baik."
"Sudah gue duga sejak awal. Sejak kedatangan wanita itu. Kini gue, mama, dan adik bukanlah lagi prioritas baginya," gumam Chella dalam hati.
Chella mencium punggung tangan Papanya. "Hati-hati, ya, Pa." Chella pun mengantar Papanya hingga teras depan.
"Kak, bilang sama Mama, nanti malam atau besok papa bakalan balik ke rumah." Chella hanya mengangguk. Lalu papanya melangkah memasuki mobil. Chella hanya diam memperhatikan mobil tersebut sampai berbelok ke kanan dengan pandangan yang tak terbaca.
"Kak Chella." Chella menolehkan kepalanya ke sumber suara. Di sana Lya berdiri dengan senyum yang selalu mengembang. Chella menebak kalau gadis berlesung pipi itu sudah lama berdiri di sana.
![](https://img.wattpad.com/cover/203739484-288-k715996.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Chellan [TAMAT] ✓
Teen FictionMenceritakan tentang persahabatan dan kisah cinta remaja biasa. Usaha memperjuangkan sebuah persahabatan dan kisah cinta. Memilih antara persahabatan atau cinta. Kisah anak remaja yang terjebak dalam kisah cinta yang rumit. Ketika harus memilih berj...