Happy Reading!!
Chella mencatat huruf-huruf di papan tulis dengan gerakan cepat. Mata dan tangannya dengan lincah bergerak. Sepuluh menit lagi jam pelajaran akan berakhir. Ia harus segera merampungkan catatan miliknya.
“Anak-anak ibu ada sedikit pemberitahuan. Minggu depan kita akan Ulangan Harian bab tentang Bioteknologi. Bagi yang catatannya tidak lengkap, silahkan dilengkapi. Lalu dikumpulkan ke ibu untuk diperiksa dan sebagai nilai tambahan untuk nilai semester. Mengerti?” ujar guru tersebut yang juga wali kelas mereka.
Chella yang mendengar pernyataan tersebut langsung memfokuskan pandangannya lurus ke depan. Berbagai macam pertanyaan dan ujaran tak terima dilontarkan oleh teman sekelasnya. Mereka mengeluh mengapa baru sekarang diberitahu. Mengapa tidak dari dua minggu lalu?
Namun menurut Chella sama saja tak bedanya. Mau dari sebulan yang lalu pun kalau tidak belajar sama saja. Pun nanti sewaktu ujian mau belajar atau tidak mereka akan bekerja sama.
“Kenapa, Chell?” tanya Eren saat mendengar keributan yang tercipta.
“Minggu depan kita Ulangan Harian. Catatan harus lengkap karena bakal dicek,”terang Chella.
“Oh gitu. Yaudah nanti gue pinjam catatan lo atau lo fotoin, ya?” kata Eren.
“Iya iya. Nanti lo bilang aja mana yang nggak lengkap.”
“Yuk, salam. Terus kita jajan. Gue udah laper soalnya, hehe,” ujar Eren.
Keduanya pun berjalan menuju meja guru. Meja guru terasa penuh karena teman-temannya yang lain ikut berkumpul menanyakan perihal Ulangan harian.
“Astaghfirullah, panas banget.” Chella mengipasi wajahnya ketika sudah di luar kelas. Mengelap bulir-bulir keringat yang menetes dari pelipisnya.
“Ika sama Nadi kemana?” tanya Chella.
“Masih di dalam.”
Chella terus mengelapi wajahnya yang berkeringat. Memang cuaca hari ini cukup terik. Membuat kulit serasa terbakar dan membuat tenggorokan kering.
“Panas gini enaknya yang adem-adem. Ngadem di perpustakaan. Terus minum yang dingin, bikin seger, dan manis. Duh mantap banget!” ujar Chella sambil menerawang ke langit.
“Chella! Eren!” seru Ika dan Nadi bersamaan membuat keduanya menarik perhatian orang sekitar.
“Apakah kalian harus berteriak seperti itu? Jarak kita bahkan tak sampai setengah meter. Dan kami tidak tuli,” ujar Chella dengan bahasa yang menjadi baku secara tiba-tiba.
“Sehari nggak teriak hidup Ika nggak bakal tenang, aman, dan damai, Chell.” Chella hanya mendengus dan memutar bola matanya mendengar perkataan Eren.
“Bener tuh kata Eren!” kini giliran Eren yang mendengus sebal.
"Ini kita jadi ke kantin, nggak?” tanya Nadi.
“Jadi dong. Gue udah lapar pake banget,” ujar Chella.
“Makan terus yang banyak. Gendut, tau rasa lo! Terus ngeluhnya ke kita!” Ucap Eren.

KAMU SEDANG MEMBACA
Chellan [TAMAT] ✓
Teen FictionMenceritakan tentang persahabatan dan kisah cinta remaja biasa. Usaha memperjuangkan sebuah persahabatan dan kisah cinta. Memilih antara persahabatan atau cinta. Kisah anak remaja yang terjebak dalam kisah cinta yang rumit. Ketika harus memilih berj...