the perpect of inara

5.5K 266 19
                                    

Inara Pov

Bunda selalu mengajariku bagaimana cara menjadi istri yang baik , minus mengajariku memasak. Aku sama sekali tak pandai memasak, bahkan satu dua hal yang aku pelajari dari bunda tak ada yang masuk di otakku, karena aku selalu menanamkan dalam fikiranku , seorang istri yang baik itu relatif kan, dan aku memilih belajar nanti, meskipun tak ayal aku sudah menemukan seseorang yang ku anggap baik dijadikan suami, namanya pak Megan, dosenku sendiri , dia punya jambang halus di sekitar dagu nya, dia punya tubuh yang proporsional , dia juga terlihat tampan dengan hidung Bangir nya, dan yang paling membuat aku kagum adalah ,dia juga sangat menghormati ibunya, yang mana disitulah keistimewaan seorang lelaki bukan.

" Inara kamu dengar saya ?"
Suara bass Pak Megan membuyarkan lamunan ku, aku beristigfar dalam hati,

" Ah iya pak, kenapa ?" Tanyaku.

" Melamun ? Inara begini,  karena kamu baru saja selesai sidang , saya ingin merayakan sedikit perayaan untuk itu, emm maksud saya , saya juga merasa bangga ,sebab nilai kamu juga memuaskan , ya seperti itu " pak Megan mengatakan dengan sedikit gugup , aku dapat melihat kegelisahan saat dia mengatakannya ,oke mungkin dapat kusimpulkan ,dia sedang mengajaku berkencan kah ?

" Dinner ? " Cicit ku , sebenarnya aku sedikit merasa malu mengatakannya ,

" Bisa dikatakan seperti itu , kamu mau ? Saya kosong nanti malam, bagaimana ?" Tanya nya

" Boleh pak, ketemuan ditempat atau .."

" Saya jemput, saya yang akan minta izin sama orang tua kamu, "

Lihat, bagaimana aku tidak jatuh hati padanya, maaf untuk siapa pun yang sedang menaruh hati pada dosenku ini, tapi aku akan sedikit egois kali ini, karena yang kulihat pak Megan mungkin menyukai ku juga.

---------

Megantara Pov

Ini gila, aku sama sekali tak merencanakan ini, semuanya berjalan tanpa otaku perintahkan, aku bahkan nyaris tak pernah mengajak Kanaya dinner, tapi sekarang aku seperti remaja belasan tahun yang sedang melakukan aksi modus.

------------

Kanaya Pov

Suamiku terlihat sedikit gelisah , semenjak pulang mengajar , dia langsung pergi kekamarnya ,mungkin apabila tidak ku tegur, dia tidak akan melihatku yang sedang menunggunya pulang,  akupun mengetuk pintu kamarnya ,

Tok tok tok
" A, makan dulu yuk, mumpung masih hangat masakannya ." Ujarku sedikit berteriak

Kriet
Aku sedikit terkejut melihat dia sekarang, dia berdandan, tidak maksudku , dia sedikit terlihat rapih, dengan wangi semerbak melewati ku begitu saja, aku menyusulnya karena kufikir dia akan kemeja makan,

" Aa mau kemana ? " Tanyaku yang sama sekali tidak mendapat respon dari sang empunya

" A " panggil ku sedikit keras

" Hah, saya mau makan diluar saja nay " ujarnya sedikit gelagapan

" Yasudah tunggu aku ganti baju dulu kalau begitu, " ucapku sambil berlalu ke kamar

" Nay! " Panggilnya saat aku menaiki tangga

" Tidak bersama kamu, em maksudku saya ada acara dengan temanku, perempuan,perayaan kelulusan, kamu dirumah saja ,maaf saya pergi dulu, Assalamu'alaikum "  ujarnya sambil berlalu

Aku tersenyum miris ,dia mungkin akan pulang dengan perut terisi, yang berakhir aku harus pergi ke ujung komplek dan memberikan makan malam ku pada satpam yang tengah berjaga.

" Rezekinya pak Mohan ya "

--------------
Megantara Pov

Iya aku tau aku sedikit jahat, karma sedang menunggu ku mungkin, tapi biarlah, yang jelas aku akan tetap pergi sekarang .

Rumah Inara tidak bisa disebut kecil, mungkin dia bisa digolongkan dengan keluarga berkecukupan, berbanding balik dengan istriku, yang dimana aku harus menyisihkan sedikit uang bulanan untuk dikirimkan pada mertuaku dikampung, agak menyebalkan memang .

"Bunda ini pak Megan, pak ini ibu saya " ujar Inara mengenalkanku pada ibunya

" Saya Megantara Bu, salam kenal ,"
Aku mengamit tangan kanannya untuk ku kecup sebagai tanda penghormatan , beliau tersenyum

" Saya Ratih ,bundanya Inara , Inara ini nakal ya, baru saja mau sarjana, udah bawa calon saja kerumah, " ujarnya sambil tersenyum

Inara tampak tersipu , seraya berkata
" Bunda tanya saja sama pak Megan "

" Saya , em pamit dulu Bu, anaknya saya pinjam, nanti saya kembalikan sebelum jam sembilan , " ujarku sambil tersenyum

" Tidak usah dikembalikan juga tidak apa apa , asal dijaga dengan baik, dan tidak dirusak , ibu ikhlas " ujarnya

Aku tersenyum canggung mendengarnya ,mungkin aku harus berbicara dengan Kanaya setelah ini, mengingat dia tak pernah membantahku ,mungkin dia juga mengizinkan aku mencari prioritas kedua selain dirinya kan ?

Hai , sedikit ya teman hehehe
Jangan lupa tinggalkan jejak,
- hilsa
Selasa, 28 Januari 2020

PrioritasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang