terimakasih lombok

3.8K 235 6
                                        

Megantara Pov

Kami memutuskan kembali ke hotel setelah kejadian kejar kejaran kami dipinggir pantai tadi . Langit sudah berubah gelap ,cuaca juga tidak secerah tadi siang, sebab gemuruh sudah bersuara sejak tadi maghrib . Aku menggesekan kedua telapak tanganku , entah dorongan dari mana aku menghampiri Kanaya yang asik melihat pemandangan Lombok malam di balkon kamar kami, aku memeluk tubuh Kanaya dari belakang , dia tersentak kaget tentu saja ,tapi Kanaya adalah Kanaya tak pernah ada bantahan seperti biasa , dia merilekskan tubuhnya yang berada dalam kukunganku .

" Kanaya , saya mau bicara " ucapku sambil menghirup udara disela tengkuk Kanaya

" Ekhem, iya " dia menjawab dengan nada sedikit gugup , yang membuatku sedikit terkekeh geli, jujur ini memang bukan pelukan pertama kami, tapi selain kegiatan kami sebagai suami istri pada umumnya , kami jarang melakukan kontak tubuh seperti ini .

" Kamu kedinginan kan ? Makanya saya peluk . Kenapa nggak mau dipeluk saya kamu? " Tanyaku yang sedikit membuat Kanaya tersentak

" Em mau ko a mau " jawabnya cepat ,dia membalikkan tubuhnya kearah ku, dan membalas pelukanku .

" Hei, saya bercanda Kanaya, serius sekali kamu " ucapku sambil terkekeh

Dia mengurai pelukan kami,dan mengerucutkan bibir ,mungkin merasa kesal dengan kelakuanku .

" Saya mau minta satu hal sama kamu kanaya ,boleh ? "

" Kalau aku masih sanggup buat penuhi ya kenapa nggak a ? " Jawabnya lembut

" Saya sering sekali membuat kamu sakit hati ,ya saya tau itu , tapi Kanaya bukan hanya kamu, saya juga merasa sangat bimbang sekarang , kalau saya minta kamu untuk melupakan apapun masalah di rumah tangga kita selama disini mau ? Saya ingin memulainya kanaya , saya merasa bersalah telah menelantarkan kamu , tapi saya juga takut dengan keinginan saya sendiri , kalau setelah ini saya masih tetap dengan keinginan saya untuk menikah lagi nanti . Setidaknya saya harus adil untuk kamu bukan ? Maka dari itu, tolong sekali, jangan ingatkan saya soal Inara ,selama kita disini , hanya ada  saya dan kamu "

" Kalau wanita itu menelfon aa bagaimana ? Seperti tadi sore " cicitnya pelan

" Kamu yang pegang handphone saya selama disini oke ? "

" Kalau begitu aku juga punya satu permintaan "

" Hem apa ? "

" Berhenti bilang saya saya sama aku, aa coba bilang aa ke diri sendiri , mau ya " pintanya dengan semangat

" Geli tahu , aku aja ya ? " Jujur sebenarnya itu bukan panggilan buruk ,tapi entah kenapa aku selalu merasa seperti lelaki kampung yang tengah menggarap padi disawah

" mau dong, aku mohon plis ya a ? " Katanya

" Nggak " jawabku

" Aa ? Ya ? " Pintanya sambil menatap lekat mataku

" Keras kepala sekali kamu, saya baru tau " jawabku akhirnya

" Bilang aa coba , aku dari kecil tuh punya mimpi kalau nanti aku menikah ,aku mau panggil suamiku dengan aa ,romantis tahu ! Coba ya " jelasnya

" Yaudah oke , em aa coba . Geli Kanaya " ujarku

" Ih ya ampun itu romantis kali a , aku bahkan nggak berani panggil aa pakai nama ,karena ya nggak sopan menurutku , kalau aa sadar sih " aku baru tersadar kalau ucapan Kanaya benar , dia tidak pernah memanggilku dengan tambahan namaku , selalu dengan panggilan khasnya , Aa.

" Masa gitu saja romantis sih , romantis itu seperti ini "

Cup

Aku mengecup pipi kanannya dengan waktu sedikit lama , dia membulatkan matanya sedangkan aku kembali terkekeh geli

" Aa!  Kalau ada yang lihat bagaimana ? " Ujarnya kesal

" Ya kita kan suami istri ,wajar lah sayang " ujarku santai

" Kalau aku nanya apa alasan aa paksa aku pakai kontrasepsi itu boleh ? "

---------------
Kanaya Pov

Calling on
" Kanaya baik Ambu, Ambu gimana kabarnya "

" Alhamdulilah damang neng, si aa gimana kabarnya ? Sehat "

" Si aa sehat Ambu, musim apa disana Ambu ? Kanaya rindu sambal terasi buatan Ambu "

" Sedang musim orang punya bayi neng, disini tetangga kita banyak sekali yang punya bayi, anaknya ibu Aminah anaknya kembar ,lelaki semua ,puas Ambu uyel uyel pipi mereka "

Aku mengelus perut rataku mendengar cerita ibuku lewat telfon, semoga Ambu sehat selalu dan panjang umur ya ,supaya jika memang aku diberi kesempatan memiliki momongan nanti ,Ambu bisa uyel uyel anakku .

" Neng? Kamu masih disana ? "

" Eh iya Ambu, kenapa ? "

" Kamu kapan mau kasih ibu cucu neng, setahun loh kamu nikah sama si Aa, umur kamu dan si aa juga sudah matang untuk punya anak , "

" Nanti ya Ambu , aku sama si Aa juga ikhtiar kok ,hehehe "

" Gak ada salahnya loh kamu program ,siapa tau nanti jadinya ada dua kayak cucunya Bu Aminah kan ? "

" Aamiin Ambu, Ambu doakan saja , nanti kalau memang ada kabar baik secepatnya aku bilang sama Ambu "

" Yasudah, Ambu mau ke sawah lagi, kalau ada waktu kamu main ya kesini ajak si aa sama mertua kamu sekalian, Ambu rindu "

" Iya Ambu insya Allah, Ambu jaga kesehatan ya , jangan makan yang aneh aneh inget kolestrol sama darah tinggi nya "

" Iya ih , yasudah Ambu kesawah ya ,kalau ada apa apa cerita sama Ambu,  assalamualaikum "

" Waalaikumsalam "

Calling off

Aku mengusap sudut mata kiriku yang berair , perempuan mana yang tak ingin mempunyai anak dari suaminya Ambu, aku pun ingin .

Mendengar keantusiasan Ambu menyambut cucu ibu aminah membuat hatiku tercubit , secara tidak langsung aku mempersulit Ambu untuk memiliki keturunan lain selain aku .

" Kanaya !" Aku mendengar teriakan suamiku dari dalam kamar mandi

" Iya a ? " Jawabku

" Handuk aa ketinggalan , tolong ambilkan ya , "

Aku mendengus kesal dengan kebiasaan nya itu, namun bedanya momenya kali ini berbeda, dia meminta dengan cara yang membuat aku sedikit menarik lengkungan senyum dibibir .

" Aa buka pintu kamar mandinya " pintaku yang berdiri diluar pintu kamar mandi

" Kamu masuk aja " jawabnya

Aku mengerutkan kening mendengar jawabannya ,ada apa dengan suamiku sebenarnya , apa dia salah makan ?

" Jangan bercanda aa, cepet ih ,aku mau siapin baju aa " ujarku sedikit menahan kesal tentu saja

" Kamu buka pintunya ,terus masukkan tangan kamu, terus aa ambil handuknya . Selesai , emang kamu fikir apa ? "

Pipiku terasa panas mendengar ucapannya, dengan tangan yang sedikit gemetar aku membuka pintu kamar mandi dan menjulurkan tangan ku kedalamnya ,

" Nih , aw! "
Byurr

Aku berteriak karena dia dengan jahilnya mengguyur ku dengan air dingin , dia tertawa puas melihat aku yang kedinginan , sementara dia masih kering pertanda memang belum melaksanakan ritual mandinya ,sama sekali.

" Aa! Jahil sekali ih "
Aku merasakan euporia bahagia dan kesal secara bersamaan, rasanya seperti baru merasakan nikmatnya bersenda gurau dengan suami setelah menikah . Tapi dibalik itu ada secercah keraguan , karena seperti yang kukatakan sebelumya ,aku meminta hak ku sebagai seorang istri sebelum menyetujui keinginanya untuk menikah lagi, jadi pertanyaanya apa alasan dia bertindak aneh dari seperti ini ? Untuk Inara kah?

Hai , part ini banyak typo ya, aku nggak pakai banyak tokoh karena takut nggak nyambung ,atau lebih parahnya yang baca nggak faham sama alurnya, jadi aku minta kritik sama saranya ya gays .

See you next part
Xoxo:)

Hilsa
Rabu, 12 feb 2020

PrioritasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang