kuharap benar

4.7K 291 18
                                    

Happy reading manteman :)

Kanaya Pov

Aku bahkan ada dihadapan mereka , mereka yang sedang berbicara tanpa memperdulikan keberadaan ku , seolah memang benar aku hanyalah orang asing yang kebetulan ikut duduk tanpa mau tau apa yang sedang mereka lakukan , Inara gadis yang lembut tutur katanya terkesan sangat feminim , sorot matanya teduh dan tentu saja cantik . Aku saja yang perempuan bisa menilai betapa cantik calon madu ku itu ,apalagi suamiku .

" Aku panggil nama aja gapapa ya ? Kayaknya kita seumuran " ujar Inara kepadaku

Aku memang tak berbicara banyak sejak tadi , terkesan sangat pasif . Lagipula apa yang harus aku bicarakan jika percakapan mereka sudah cukup membuat ku sadar betapa sangat saling mencintai mereka berdua .

" Iya tidak masalah , kamu bisa panggil aku Kanaya "

" Mas ada urusan apa kerumah sakit tadi ? Kanaya sakit ? "

Suamiku melirikan matanya kepadaku , seolah bertanya apa yang harus dia jawab aku yang memang tidak tau harus mengatakan apa memilih memalingkan wajah kearah lain , dan untuk pertama kalinya aku memutar pandangan ku kearah lain saat berbicara dengan suamiku , yang aku beranggapan bahwa itu adalah satu hal yang tidak baik .

" em itu Afnan ada urusan kantor , jadi Kanaya aku yang antar kerumah sakit , " ujar suamiku yang jelas kentara sekali bahwa dia sedang gugup .

Aku hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Inara ,

" Aku sedang program hamil sebenarnya dengan suamiku Inara , doakan ya " ujarku akhirnya

--------------
Megantara Pov

" Aku sedang program hamil sebenarnya dengan suamiku Inara, doakan ya " Kanaya berujar tanpa melihat mataku , yang aku akui sedikit memukul egoku , Kanaya hampir tak pernah memalingkan wajah saat berbicara dengan ku ,namun aku paham apa yang membuat dia bersikap demikian .

" Wah , aku doakan semoga kalian cepat mempunyai anak ya , aku dan mas Megan juga insya Allah akan segera menikah , insya Allah akan segera menyusul kalian ,ya mas ? " Inara berujar dengan raut wajah luar biasa sumringah

Aku hanya tersenyum seraya mengelus kepalanya yang tertutupi hijab pelan, seketika mataku menangkap Kanaya yang lagi lagi memalingkan wajahnya

" Iya sayang " jawabku yang dibalas senyuman manis oleh Inara dan senyum canggung oleh istriku

" Oh iya Kanaya maaf sebelumnya ,tapi kurasa aku harus bicarakan ini sekarang kepada calon suamiku , mas megan ayah ku bilang ,Minggu depan ayah ada dirumah beliau ingin bertemu dengan mas em untuk melamarku "

Aku melihat Kanaya yang menunduk sedikit mendongkakan kepalanya guna melihat kearah ku , ya aku memang belum membicarakan tentang lamaran ini kepada Kanaya dalam artian pertemuan kemarin bersama mama pun istriku tidak mengetahuinya . Sementara Inara masih dengan wajah merah merona menahan malu setelah mengatakan itu kepadaku ,aku hanya tersenyum tipis seraya berkata

" Lusa mas kerumah kamu ya , sama mamanya mas ,dan bilang sama bunda kamu juga mas titip dibuatkan puding lumpur susu seperti kamarin mas suka sekali " ujarku

Inara mendengkus namun tak ayal tersenyum juga
" Itu aku yang buat tau mas, walaupun cuma aduk aduk doang sih ,hehehe " ujar dia yang memang ku ketahui jarang sekali menyentuh dapur

" Gapapa nanti juga terbiasa , seperti Kanaya dia pandai sekali memasak .masalah puding pudingan dia jagonya ,mas bisa habiskan seloyang sendirian kalau dia yang masak, ya kanaya?" Tanya ku sengaja membawa Kanaya masuk kedalam obrolan kami , setidaknya dia tidak seperti benalu yang mengganggu disaat aku dan Inara sedang manis manisnya berbicara kan ?

----------

Kanaya Pov

" Hm ,suamiku sangat menyukai puding . Apalagi kalau ditambah potongan buah mangga, oleh karena itu aku sering membuatkan puding untuknya " aku menjawab dengan nada santai seolah sama sekali tak memperlihatkan bahwa aku sedang meresapi sayatan sayatan luka di hatiku karena pembicaraan mereka .

Hingga mataku menangkap siluet seorang lelaki yang menjadi kambing hitam suamiku saat memperkenalkan ku pada Inara , dia datang dengan gagah nya memakai jas kantoran seperti biasa.  dengan tangan melambai kepadaku dia Tersenyum manis seolah menyapaku dari kejauhan .aku ikut melambaikan tanganku kepadanya ,sesuai harapanku , apa yang kulakukan tadi menarik perhatian Inara dan suamiku , hingga

" Mas baru sampai ? " Ucapku seraya mencium punggung tangan Afnan , yang dibalas elusan di puncak kepalaku .

" Hai bang Megan , terimakasih loh sudah mau mengantar istriku kerumah sakit , " ujar afnan yang setia meletakan tangan kanannya di pundak ku .

" Sama sama " jawab suamiku akhirnya .

" Oh iya mas, kenalkan ini Inara calonya sepupu A Megantara , nah inara ini mas afnan suamiku " ujarku yang mendapat tatapan tak suka oleh suamiku sendiri , sementara mas Afnan menaangkupkan kedua tangan didepan dada

" Saya Afnan suami Kanaya " ujarnya yang memang tak pernah lepas dari senyuman manisnya

" Inara mas" jawab Inara

" Ekhem , yasudah kalau begitu , sayang temani mas makan dulu yuk ? Rasanya soto ayam di siang hari seperti ini enak " ajak Afnan yang ku balas anggukan ragu sebab melihat suamiku menatap tak suka kearah kami

" A Megan , terimakasih sudah antar aku kerumah sakit tadi , inara aku pamit ya ," ujarku

" Kamu pulang dengan afnan Kanaya? " Tanya suamiku dengan nada ketus , sementara Afnan membalas ucapannya dengan senyum mengejek

" Diakan istriku , ayo sayang "
Ujar Afnan merangkul pundak ku , aku yang memang paham suasana melepaskan rengkuhannya .

" Aku pamit ,Asalamualaikum " aku beranjak meninggalkan suamiku dengan calon maduku , memilih tak bersuara lagi setelah ini ,berharap apa yang kulakukan setidaknya atau sekurang-kurangnya tidak kembali membuat ku mengeluh tentang apa rencana Tuhan setelah membolak-balik hatiku seperti ini.

" Kanaya, kuharap kita bisa akrab ,aku menyukai kamu " ucap Inara yang membuatku kembali menoleh kebelakang ,aku tersenyum membalas ucapannya .

" Kita ditunggu di restoran masakan Padang oleh Tante Marisa teh " ujar afnan padaku

" Iya mas " ujarku

" Teh " panggil Afnan padaku ,
" Maaf sudah selancang itu pada teteh tadi, aku juga kaget saat melihat pesan bang Megan yang menyuruhku berpura pura menjadi suami teteh didepan Inara semalam. "

" Semalam ? Maksud kamu a megan memang merencanakan itu sejak semalam ? " tanyaku yang terkejut dengan pernyataan yang diucapkan afnan, mungkin maksudnya adil versi suamiku adalah setelah memberiku kebahagiaan dengan seorang anak , wajib hukumnya untuk memberikan kebahagiaan juga untuk calon maduku , yang mungkin dia tidak sadar perangai nya kali ini benar benar memukul telak diriku .

" Maaf teh " aku mendengus mendengar jawaban Afnan yang terus terusan meminta maaf kepadaku ,atas apa yang bukan salahnya .aku bahkan tidak tau sedekat apa dia dengan suamiku sehingga dia selalu meminta maaf padaku atas kesalahan yang dilakukan suamiku .

" Ayo mas, kita bicarakan tentang saham yang kamu bilang tempo hari " ujar ku yang mendapat pandangan tak percaya oleh Afnan

" Teh ? "

" Aku serius mas, setidaknya masa depan ku tidak sesuram itu saat aku memutuskan untuk berpisah dengan suamiku kelak "

Aku memang tidak semuslimah itu untuk sabar menerima maduku dengan suka rela , aku hanya takut aku akan merasa jenuh dengan keadaan yang disetujui terjadi .

Up lagi yeahhh,
Mulai panas ya manteman
Kritik dan sarannya ya .
Xoxo:) terimakasih sudah membaca .

Hilsa
Bogor ,29 feb 2020

PrioritasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang