Satu bulan berlalu dengan cepat seolah apa yang terjadi kemarin hanyalah angin lalu yang tak perlu lagi di bahas. Kanaya sudah pulang kerumahnya bersama Megantara ,tidak ada adegan romantis dimana Megantara yang merasa kesusahan setengah mati karena tidak ada kanaya , dia sudah pernah hidup sendiri sebelumnya dan itu cukup untuk tidak merasa kehilangan dengan istri yang tengah meninggalkanya, fikir Megantara.
Flashback on
Magantara PovPertemuan kami saat ini sangat membuat ku takut, pasalnya dengan susah payah aku membujuk mama agar mau melakukan pertemuan antara keluargaku dan keluarga Inara , bukan acara resmi seperti lamaran hanya sekedar saling mengenal.
Main chorse sedap yang indah sudah sekitar lima belas menit terhidangkan di hadapan kami namun tak ada yang membuka percakapan , bunda Inara bahkan hanya memandang lekat mama sedari tadi ,bukan pandangan tidak suka, melainkan seperti pandangan tidak percaya bahwa yang ada dihadapannya ini adalah calon besan nya karena ..
" Saya Ratih bundanya Inara " beliau mengatakan dengan wajah sendu ,yang dibalas tatapan nanar oleh mama
" Marisa mama dari Megantara "
Jujur aku sedikit tidak nyaman dengan suasana seperti ini , canggung sekali seperti yang kami bicarakan bukan hal membahagiakan seperti rencana pernikahan melainkan seperti sedang sidang penentuan seorang terdakwa pembunuhan . Berlebihan memang namun seperti itu yang kurasakan sekarang
" Kamu baik sekali Inara , saya harap bukan karena ingin bertemu dengan Megantara ya " ujar bunda tanpa kentara bahwa yang dia katakan adalah sebuah guyonan
" Loh Inara kan memang mau menikah dengan Megantara ,wajar kan mau menemui calon suaminya sendiri ya Megan ? "
" Ah iya Tante ," ujarku
" Megantara tidak tinggal bersama saya sayangnya , betul kan nak ?"
Aku melihat kebingungan yang jelas di raut wajah Inara , pernyataan mama begitu ambigu ,akupun dibuat sedikit kesal dengan ucapan nya barusan .
" Aku memang tinggal dirumah sendiri Tante , alhamdulilah " ujarku akhirnya
" Mandiri sekali , pantas Inara menyukai kamu , ya Inara ? "
" Iya bunda " jawab Inara malu malu yang dibalas senyuman oleh mamaku sendiri
" Langsung saja ma, Tante saya mempertemukan keluarga saya dengan keluarga Inara bukan tanpa maksud ,walaupun ayah Inara berhalangan hadir ,itu tidak menyurutkan sedikit pun niat saya sekarang , memang ini bukan acara resmi mengingat pertemuan ini kurang persiapan , tapi saya bersungguh sungguh ingin mengkhitbah Inara , meminta Inara dengan baik kepada orang tuanya , semakin cepat semakin baik , saya meminta restu dan persetujuan langsung dari Tante Ratih dan mama saya sendiri untuk itu sekarang " ujarku dengan suara yang menegaskan bahwa apa yang aku ucapkan tidak main main
Inara terlihat terkejut dengan ucapan ku , mungkin dia tidak menyangka akan secepat ini dilamar oleh ku, lagi pula izin dari Kanaya sudah ku kantongi ,untuk apa lagi aku mengulur waktu bagi sesuatu yang baik bukan
Lain dengan mama, beliau terlihat kecewa dengan keputusanku , tidak ada reaksi berarti memang ,namun dengan diamnya kali ini cukup menyentil egoku bahwa selain istriku sendiri ,wanita yang dengan ikhlas merawtku dari kecil pun ikut tersakiti hatinya olehku.
" Megantara kamu ? " Mama melihatku dengan tatapan tak percaya
" Saya akan dengan senang hati mempunyai menantu sangat mandiri seperti kamu Megantara , alhamdulillah jika memang sudah seserius itu , semuanya tergantung Inara sekarang , bagaimana nak ?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Prioritas
Roman d'amouryang namanya prioritas ya pasti cuma satu , tapi dia lain , dia seorang yang kusebut suami mempunyai dua prioritas yang kerap kali membuat dia lantas tertuntut untuk memilih ,pertanyaan ku, siapa yang akan jadi tujuannya, rumahnya , dan tempat untuk...