satu kebohongan

4.3K 267 16
                                    

Inara Pov

Aku senang, sangat. Pak Megan akan mengajakku menemui orangtuanya hari ini, yang artinya hubungan kami satu langkah lebih serius , aku bahkan dengan bersemangat bercerita pada bunda, yang ditanggapi senyuman olehnya.

Berkali kali aku bersolek didepan cermin ,memastikan bahwa penampilanku tak akan membuat aku malu sendiri nantinya .

" Ra, Megan sudah dibawah, kamu belum selesai ? " Ucap bunda

Aku tersenyum lebar membayangkan akan bagaimana pertemuan ku dengan orang tua pak Megan nantinya, aku bahkan merasa sedikit gugup sekarang.

" Ara kebawah, yuk Bun " ajak ku pada bunda yang sesekali tersenyum melihatku

" Cantik sekali ,mau kemana kamu memang ? Bersiap dari pagi hanya untuk pergi bersama dosen kamu itu " goda bunda padaku, aku tersenyum malu padanya ,

Aku melihat pak Megan tengah tersenyum melihatku yang datang menghampirinya, ku akui dia memang tak pernah terlihat jelek, namun hari ini kemeja navy sederhana yang dipakainya cukup membuatku sulit mengendalikan detak jantung ku sendiri .

" Sudah siap ? " Tanya pak Megan

" Ya! " Ucapku lugas sambil tersenyum sangat lebar

" Saya pamit dulu Bu , assalamualaikum "

" Hati hati ya, waalaikumsalam " jawab bunda sambil melambaikan tangan nya kearah kami.

-----------
Megantara Pov

Keputusan ku sudah bulat , aku akan mengenalkan Inara pada mama , lagipula siapa yang tak akan menyukai gadis manis seperti Inara bukan?
-------------

" Ma ,kenalkan ini Inara salah satu mahasiswi ku di kampus " ucapku memperkenalkan Inara pada mama, mama menyambut Inara dengan senyum khas nya. Itu sedikit membuat ku lega ,walaupun sebenarnya fikiranku masih tengah gusar sekarang.

" Hallo , saya Marisa mamanya Megantara " ucap mama mengulurkan tangan pada Inara , Inara mencium tangan mama dengan sangat sopan, senyum manis nya pun terbit saat ia memperkenalkan diri

" Saya Inara Tante, mahasiswinya pak Megan "

" Mah ,sebenarnya ada yang mau aku bicarakan sama mama, berkaitan dengan inara juga " jelasku

" Kita bicara di dalam saja , mari Inara jangan sungkan , "

" Ah iya Tante "

Aku tersenyum menenangkan pada Inara , aku sendiri sebenarnya sangat gugup sekarang , terbesit difikiranku muncul sosok Kanaya ,ada rasa tak wajar menjalar dalam hatiku sekarang , sedikit keraguan . Aku berusaha menepiskan fikiran itu, mencoba mengatur kembali mindset ku apa yang akan aku lakukan disini.

" Loh, ko tegang ? " Tanya mama pada kami

" Em, mah jadi tujuanku dengan inara datang kesini ,kami berniat untuk meminta sesuatu sama mama "

" Jangan berbelit a, mamah nggak mau salah faham dengan apa yang mama lihat "

Inara terlihat sedikit kebingungan dengan ucapan mama yang sedikit ambigu menurutnya , namun aku tak bodoh , aku jelas paham apa yang mama bicarakan .

" Kita bicara berdua dulu bisa ma ?"
Ucap ku pada mama ,

" Sebentar ya nak , Inara ini sudah masuk semester berapa ? " Tanya mama

" Baru selesai sarjana Tante ,baru sidang beberapa hari yang lalu, nanti 2 Minggu lagi aku wisuda, kalau memang berkenan aku bakalan seneng kalau Tante bisa datang, dengan pak Megan juga " jawab Inara lengkap dengan rona dipipinya.

Aku menangkap tatapan kecewa dari sorot mata mama yang jelas mama sampaikan padaku ,

" Tante pasti datang, oh iya Tante ada buat camilan ,Tante ambil sebentar ya Inara " ucap mama

Aku yang memang harus berbicara dengan mama pun, ikut menyusul kedapur

" Sebentar ya ,ada yang harus saya bicarakan dengan mama "

Inara mengangguk sebagai jawaban

" Ma " panggilku

" Jelaskan maksud kamu bawa perempuan itu kesini a ! " Ucap mama lirih

" Aku nggak cinta Kanaya ma, maaf tapi Inara adalah pilihan ku, mama harus setuju ,aku mau bahagia ma "

" Jahat sekali kamu a! Setahun loh , bukan waktu sebentar , kemana saja kamu ? Kanaya bukan perempuan yang fakir akhlak ,mamah nggak akan setuju a !" Ucap mama tanpa menaikan nada bicaranya, tapi cukup menyayat hatiku, entah karena apa.

" Tapi ma, pernikahan kami jalan ditempat ,aku nggak suka ,aku nggak tahan, Kanaya sampai kapanpun nggak akan pernah sebanding dengan ku ma, tolong paham ! "

" Apa kurangnya Kanaya a? Tolong jelaskan pada mama , kurang bagaimana Kanaya dengan kamu, oke kalau memang pendidikan nomor satu bagi kamu, Kanaya nggak punya itu, tapi apa kamu pernah berfikir karena apa ? Bicara dengan Kanaya a! Jangan gegabah ! Menyesal nanti tak akan ada gunanya " jelas mama

" Kanaya mandul mah ,aku butuh keturunan !"

Maaf Kanaya ,tapi ini sama sekali tak pernah aku rencanakan. Aku harap kamu mengerti bahwa aku memang bukan hidup untuk wanita bodoh seperti kamu

" Astagfirullah a ,Jangan fitnah kamu !" Ucap mama sedikit tersinggung dengan ucapan ku

" Mah, aku mohon aku akan adil, Kanaya pilihan mama kan ? Untuk itu aku tak pernah berfikir untuk menceraikan dia , aku menyukai inara sudah sejak lama, ma tolong, aku ingin bahagia ma, " aku memelas pada mama ,berharap keinginan ku bukan hal yang sulit mama berikan padaku.

" Ayah kamu dengan abahnya Kanaya sudah lama bersahabat nak, jangan kan abahnya Kanaya yang sudah tidak ada nak , mama sendiri juga nggak akan pernah ikhlas kamu menyakiti Kanaya, "ucap mama mengakhiri pembicaraan kami

Katakan lah aku jahat sekarang, aku bahkan tak menyadari bahwa bukan hanya Kanaya atau mungkin inara yang akan menderita dengan pernikahan keduaku, nyatanya ada banyak orang yang akan terluka ,terutama ibu kandungku sendiri .

Hayo ,jadi gk tuh megan nikah lagi sama inara ?
Feel nya gimana ? Kurang ngena ya?
Hehehe :)
Semoga kalian terhibur
See you next part

Jum'at 7 Februari 2020

Hilsa:'*

PrioritasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang