🍥17

2.8K 384 93
                                    

Karna chapter sebelumnya lumayan rame, seperti janjiku. Aku double up yeayy. Jangan lupa lapak ini juga komennya harus kaya chapter sebelumnya okay? Kalo mau cepet update. Soalnya aku update sesuai mood, dan salah satunya yg bikin mood bagus adalah komenan kalian.



Orang bilang kita sangat unik. Hanya aku terlalu menyukaimu. Kau tahu betul, dan memegang kendali atasku.

Aku juga sama.

Kita memang unik dalam hubungan yang aneh, kita saling menghancurkan, tapi juga saling berpelukan.

- Psycho (Red Velvet)

....


Shelin membuka matanya ketika dirasa sinar matahari dengan lancangnya menyilaukan mata. Matanya menyipit begitu ngeliat jendela kamar yang udah terbuka seluruhnya.

Cewek itu mendecakkan lidahnya, siapa sih yang berani ngeganggu tidurnya. Shelin ngucek matanya lalu menyipit pas ngeliat eksistensi orang lain yang baru keluar dari kamar mandinya.

Ah, ternyata Yunseong.

Shelin kembali mejamin matanya sesaat buat ngeredain rasa pusing di kepalanya, dia baru aja tidur empat jam. Sementara Yunseong yang udah wangi ngambil handuk terus dilemparin ke Shelin.

"Mandi." Titahnya sebelum keluar dari kamar buat bikin sarapan.

Shelin ngebuang handuk yang nutupin wajahnya ke sebelah, mencoba bangun dari tidur meskipun agak kesusahan.

Nutupin tubuh polosnya pake selimut, sebelumnya akhirnya jalan memasuki kamar mandi dengan tertatih.



....




Shelin keluar dari kamarnya setelah dia selesai mandi, dengan setelan hotpants serta kaos kebesarannya sampe memperlihatkan sebelah bahu mulusnya.

Cewek itu berjalan ke dapur untuk ambil minum, namun matanya menyipit saat nggak nemuin Yunseong di sana.

Ah, padahal dia berharap ngeliat Yunseong yang lagi berkutat sama alat masaknya pagi ini, soalnya emang cowok itu lumayan bisa masak, nggak kaya dia.

Tapi, tampaknya Jung Shelin terlalu mengharapkan hal itu, padahal dia tau sendiri Yunseong gak akan pernah sudi buat masakin dia.

Shelin ngelangkahin kakinya ke arah belakang, di sana emang view-nya langsung tertuju ke pegunungan gitu, dingin banget emang. Ya namanya juga Bandung ya pasti dingin kan. Tapi indah, dan itu yang bikin Shelin selalu betah berlama-lama ada di sini.

Bandung selalu berhasil membuatnya sedikit menghilangkan penat di kepala. Bandung selalu bisa membuatnya tenang.

Dan bener aja, dia ngeliat Yunseong lagi duduk di sana, dengan sebatang rokok di tangannya serta ada segelas kopi di meja depan dia.

Shelin ngerutin alisnya, dengan langkah gontai dia mendekati Yunseong dan duduk di samping cowok yang lagi merhatiin keindahan alam itu.

"Gue pikir lo gak ngerokok," Yunseong ngelirik Shelin sebentar, sebelum cowok itu ngehembusin asap rokoknya ke arah Shelin, lalu matiin rokoknya.

Vicious [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang