Shelin menatap tajam sosok cewek berponi yang berdiri di depannya dengan senyum ngejeknya, tangannya terangkat lalu ditekuk di depan dada.
"Gue pikir, selama ini lo beneran pacarnya Yunseong, tapi ternyata— hahaha," Onda ketawa sambil gelengin kepalanya sebelum akhirnya kembali natap Shelin dengan pandangan merendahkan, "cuma halu."
Shelin ngepalin tangannya menahan emosi, giginya bergemeletuk, kalo aja bukan di depan cafe, udah dia tampar Onda saat ini juga.
Sudut bibir cewek itu terangkat, "Gue emang bukan pacarnya," balas Shelin. "Tapi tunangannya."
Ucapan yang ngebuat tawa Onda semakin kenceng, "Dibilang gak usah halu."
Shelin menggeleng pelan terus nunjukin jarinya dimana ada cincin tersemat di sana, "liat, ini cincin tunangan gue sama Yunseong. Gak ada yang ngehalu di sini, elo kali tuh yang ngehalu disukain sama dia, padahal aslinya Yunseong tuh cuma kasian."
Raut wajah Onda berubah, senyum mengejek udah gak ada lagi di wajah cantiknya. "Ngomong apa lo!"
Shelin semakin naikin sudut bibirnya, lalu terkekeh pelan.
"Gak usah kebanyakan menghalu tunangan sama Yunseong deh, orang Yunseongnya sendiri udah punya pacar kok."
Ada alasan kenapa Onda sampe berani bilang gini ke Shelin, ngebales ucapan cewek itu maksudnya.
Karena Onda nggak mau lagi keliatan lemah di depan Shelin, dia sadar sekarang dia udah gak bisa lagi berharap banyak ke Yunseong untuk cowok itu selalu ngelindungin dia.
"Lo pikir gue peduli? Di sini gue tunangannya, gue gak peduli dia mau punya pacar atau nggak. Yang pasti, Yunseong milik gue."
"Lo gila, Yunseong bahkan selalu nolak lo, dia gak cinta sama lo, dan seharusnya lo sadar."
"Gak peduli, gue gak butuh cinta."
"Dasar sinting!" Adalah kata terakhir dari Onda sebelum cewek itu berjalan menjauhi Shelin yang lagi berdiri di depan cafe.
Shelin menghela nafas sesaat, sebelum akhirnya ngelangkahin kakinya buat masuk ke cafe dimana Yunseong dan Kiara ada di dalamnya.
Rasa sakit hati Shelin seakan menguap ke permukaan ketika cewek itu ngeliat Yunseong yang lagi ketawa bahagia sama Kiara yang sekarang duduk di kursi roda, di depan Yunseong.
Cewek itu sempet gelengin kepalanya pelan, sebelum akhirnya bener-bener ngehampirin meja Yunseong.
"Hai," sapanya begitu sampe di depan mereka.
Hal yang ngebuat raut wajah Yunseong berubah 180 derajat, yang tadinya hangat langsung dingin begitu ngeliat keberadaan Shelin di depannya.
"Mau apa lo?" Tanya Yunseong dingin.
Shelin sempet senyum ke Kiara sebelum pandangannya berakhir ke Yunseong, "kamu lupa? Aku kan tadi udah bilang kita harus ketemu, aku sengaja susul kamu soalnya mau ngomongin soal pernikahan kita."
"Hah, pernikahan?"
Kiara, adalah satu-satunya orang yang paling kaget mendengar kalimat yang diucapin sama Shelin.
"Siapa yang nikah?" Tanyanya lagi, sambil menatap Shelin dan Yunseong bergantian.
Mata Shelin mengerjap polos, cewek itu sempet ngeliat amarah yang ditahan Yunseong sebelum pandangannya beralih ke Kiara.
"Loh, kamu belum tau? Yunseong kan mau nikah sama aku, Ki, apa Yunseong belum bilang ke kamu? Wah, kok bisa sih belum bilang, padahal dia yang dikasih tau lebih dulu—"
"SHELIN!"
Bentakan Yunseong ngebuat atensi pengunjung seisi cafe menuju ke mereka. Tapi cowok itu udah gak peduli, dia gak peduli sama keadaan sekitar karena yang ada di otaknya saat ini adalah Shelin udah keterlaluan.
"Yu-yunseong..."
Yunseong buru-buru narik tangan Kiara buat digenggam, ditatapnya Kiara tepat di mata. "Ki, jangan percaya, yang diomongin Shelin itu gak bener. Ngelantur."
"Ngelantur apa sih Yunseong, orang udah jelas kok."
"Diem!" Bentak Yunseong lagi.
Yang mana berhasil ngebuat Shelin diem, tapi nggak meruntuhkan rasa puasnya karena berhasil ngebocorin soal pernikahan mereka di depan Kiara.
Cewek itu bahkan harus menahan pekikan senangnya ketika melihat wajah pucat pasinya Kiara yang pasti kaget banget denger kenyataan ini.
Sialnya Shelin gak boleh nunjukin itu semua, Shelin masih mau menikmati raut wajah bingung dan kagetnya Kiara, serta raut marah, kesal dan sedihnya Yunseong.
"Apa sih, ini apa? aku— aku bingung..."
Yunseong menatap Kiara dengan pandangan frustasi, cowok itu cuma bisa gelengin kepalanya berharap ceweknya percaya sama dia.
"Aku sayang banget sama kamu, Ki, mana mungkin aku mau nikah sama dia. Itu semua omong kosong—"
"Ini."
Shelin nunjukin jarinya, dimana cincin tunangannya tersemat di sana. Cewek itu juga narik tangan Yunseong dimana Yunseong emang sengaja pake itu karena disuruh sama Papanya dan lupa banget dia taruh lagi.
Cowok itu merutuki kebodohannya dalam hati, kenapa dia bisa setolol ini!
"Masih mau nyangkal?" Pandangan Shelin beralih ke Kiara yang mendadak membeku, "masih gak percaya? Masih bingung? Kiara, selama ini lo tuh dibohongin sama dia. Yunseong tuh sebenernya udah tunangan sama gue dari lama, lama banget. Dan sebentar lagi gue sama Yunseong mau nikah. Jadi, bisa gak lo gak usah deket-deket tunangan gue ini? Udah cukup selama ini gue ngebiarin lo ketemu dia terus, kali ini cukup, gue mohon sama lo. Lepasin Yunseong."
Mendengar titah Shelin, ngebuat napas Kiara tercekat, cewek itu reflek megang dadanya yang tiba-tiba sakit, kepalanya pusing, dia gak ngerti sama ini semua, kalo bener Yunseong ngelakuin ini semua dibelakang Kiara, Yunseong bener-bener jahat.
Cewek itu menatap sekeliling, sepi. Beralih melihat Yunseong dengan raut paniknya, sebelum akhirnya kesadarannya menghilang.
Kejadiannya terlalu cepat, sampe Yunseong panik bukan main ngeliat keadaan pacarnya.
Cowok itu ngebawa Kiara dalam gendongannya dengan tergesa. Sebelum keluar cafe, dia sempet melirik tajam Shelin yang duduk di depannya.
Mengucapkan beberapa kata yang berhasil ngebuat cewek itu membeku di tempat.
"Kalo sampe terjadi hal buruk sama Kiara, gue pastiin gue orang pertama yang akan ngebunuh lo dengan tangan gue sendiri."
....Bebeb Yunseong kok jahat:(((((
KAMU SEDANG MEMBACA
Vicious [REVISI]
RomanceNyatanya, si pemeran antagonis pun tidak selamanya benar-benar jahat. Dan mereka yang terlihat baik, belum tentu seperti apa yang terlihat. ⚠️ Tidak disarankan untuk dibaca oleh usia 17 tahun ke bawah. Heroinesa; 04 Jan, 2020