09¶ Buku Kakek

514 150 35
                                    

"Tuturkeun nu di ajarkeun ku abdi"

***

"kata bibi juga apa rey," ucap wanita paruh baya itu seraya menyajikan makanan di meja tamu.

Sepulang sekolah, Rey tidak langsung pulang ke rumah, ia pergi ke rumah Nenek nya di daerah pegunungan Cengal. Tempatnya memang begitu asri, namun sedikit jauh dari pemukiman warga. Rumahnya  berdiri megah sendiri di sana, dan hanya di isi sendiri oleh Anna. Rey kemari berniat untuk meminta bantuan kepada Anna, bibinya, agar bisa mengobati matanya yang sering tiba-tiba sakit dan melihat hal-hal aneh belakangan ini.

"Iya Bi, rey pengen sembuh."

Anna berjalan mendekat ke arah keponakannya itu, lalu mendudukan tubuhnya ke sofa maroon tepat di samping kiri Rey tanpa memalingkan pandangannya.

"Kamu siap buat amalannya?" tanya Anna terlihat meremehkan.

Rey melirik sesaat lalu mengedarkan pandangannya. "Iya Bi, siap." sanggup Rey dengan pandangan menunduk.

"Nanti bibi kasih, sekarang bibi mau tanya sama kamu," ucap Anna dengan suara yang terdengar serius.

"Kamu, udah bisa lihat jerwok di sini?" tanya Anna sambil melihat-lihat ke seisi ruangan.

"Jerwok ..?" Rey mengulang perkataan Anna dia sedikit asing mendengar nama itu.

"Iya, disini," kata Anna sambil mengangguk.

Rey mengedarkan pandangannya, ia menyapu bersih seluruh ruangan itu, sebab ia tidak melihat siapapun selain bibinya yang ada di sampingnya itu. Rey menggeleng, dia tidak mengerti apa maksud dari bibi nya itu.

"Maksud bibi?" tanya Rey penasaran yang masih celingukan mencari sesuatu.

"Dia bertanduk, persis seperti tanduk kambing gunung. Badannya tinggi besar, menyerupai sesosok monster, tingginya mencapai tiga meter. Dia diam disini." kata Anna terdengar mengerikan.

Mendengar perkataan Anna bulu kuduk berdiri. Merinding rasanya. Rey menggeleng pelan, dia tidak boleh percaya dengan apa yang bibinya sampaikan. Karena menurutnya itu tidak mungkin.

"Kamu pasti menyangka tidak mungkin kan?" kata Anna seakan tahu isi kepala Rey.

Rey terdiam, ia terlihat waspada.

Anna menatap dalam mata Rey, dia seperti sedang membaca isi pikiran Rey. "Itu juga yang teman-temanmu pikir terhadapmu, semua ucapan kamu itu tidak masuk akal! Padahal semua yang kamu ucapkan benar adanya, namun tidak mereka percayai. Sama halnya seperti kamu Rey, kamu tidak percaya kepada bibi, itu gambaran bahwa kamu itu kaya teman kamu, dan aku itu kamu. Tidak percaya."

Perkataan Anna benar-benar menampar keras pikiran Rey, seburuk itukah dirinya kepada Anna? Ini seperti karma buruk yang memposisikan Rey sebagai Anna. Bahwa setiap kali Anna menceritakan hal yang tidak masuk akal, Rey selalu menganggap bahwa semua itu bohong dan musyrik. Padahal "mereka" memang benar-benar ada, dan nyata.

Rey hanya dapat menundukkan kepalanya, ia merasa bersalah sekaligus malu.

"Tunggu disini ya Rey, bibi mau buatkan jamuan buat mata kamu." ucap Anna sambil melangkah ke dapur.

Rey masih memikirkan ucapan Anna, ucapannya seperti tergiling oleh mesin otaknya. Namun Rey menggeleng cepat. Dia tidak ingin memikirkannya lagi.

Tiba-tiba cahaya terang menyorot keluar dari dalam kamar yang ada di depan Rey. Ia terkesima sesaat. Tanpa di sadar dirinya sudah berada di depan pintu itu.

Itu kamar Kakek, kamar yang sudah tidak lagi di sini dan di kunci sejak kejadian masa lalu lima tahun yang lalu. Kejadian itu menjadi luka lama keluarga Rey, dan penyebab ia tidak menyukai cara bibinya yang selalu mengaitkan dengan hal gaib. Karena kejadian dulu.

Muhal [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang