13¶ Salah Sasar

471 124 59
                                    

Jam olahraga baru berlangsung, seluruh siswa kelas XII RPL dan OTKP sudah berkumpul baris rapi di lapangan. Semuanya tampak terlihat tidak bersemangat, satu hal yang selalu berhubungan dengan pelajar SMK adalah malas dan lemas. Apalagi kalau olahraga setelah hujan, becek, mau gak mau harus siap basah-basahan. Seorang lelaki dengan perawakan besar berkalung kan peluit kuning itu berjalan percaya diri ke depan barisan seluruh siswa. Ia adalah pak Yanuar, guru pendidikan jasmani. Orangnya sedikit malas memberikan materi, dia selalu menyuapi siswanya dengan praktek.

"Baik anak-anak sekarang kita praktek latihan basket, saya akan membagi menjadi 4 tim. Tapi Minggu ini di khususkan putri dulu, jadi untuk putra, olahraga nya bebas dulu ya." kata Pak Yanuar angkat bicara.

Sorak Sorai gembira dari sebagia siswa laki-laki. "Pak main futsal ya!" Seru Erik penuh semangatt.

Yanuar mengangguk sebagai jawaban. "Kalian pake lapangan bawah." katanya dengan nada datar.

Hampir seluruh siswa putra berlari penuh semangat kearah lapangan bawah. Namun sebagian juga ada yang tidak menyukai permainan sepak bola. Misalnya Doni yang malah menggerutu ketika tahu ia di pisahkan dengan teman perempuannya.

"Bapaaaak Doni mah pengen ikutan basket aaaah!" tukas Doni menggerutu seraya memasang wajah melas.

Pak Yanuar hampir tertawa, namun jawabannya tetap sama, Yanuar menjawabnya dengan gibasan tangan yang artinya 'tidak boleh.'

"Yaaaaa doniiiiii uwuwww pokoknya!" sorak salah satu teman perempuannya.

"Haha LEBOK!"

"Udah Sono Lu maen bolaaa biar jadi Jeger!"

"Tau si huuuuuuuuu,"

Sorak dan cemoohan dari beberapa teman perempuannya yang di iringi gelak tawa puas.

Doni mengerucutkan bibirnya. "Ih bapak maaaah," rengek nya tidak terima.

"Udah sana main futsal." kata Yanuar datar sambil memalingkan pandangannya kepada murid-muridnya yang berbaris rapi di lapangan.

Doni memutarkan kedua bola matanya, ia berjalan menggerutu keluar lapangan. Tak sedikit umpatan-umpatan ia lontarkan dalam kesalnya.

Di lapangan bawah siswa putra sedang membagi tim untuk bermain futsal. Ada lebih dari 28 orang disana. Pastinya tidak akan semuanya bermain, paling tidak, hanya ada dua tim yang bermain.

"Oke di rpl yang maen gua, rey, imam, erik, sama sopyan." kata Shadam mengatur sambil menunjuk orang dari si pemilik nama.

Shadam memang sudah terbilang biasa soal atur mengatur, karena ia di kenal sebagai ketua kelas yang di segani semua temannya. Makannya kalo soal ngatur tim supaya gak ada keributan, ya harus di atur sama Shadam.

Semuanya mengangguk, namun ada juga yang terlihat keberatan dengan keputusan seenak jidat itu, mereka kesal merasa tidak adil saat namanya tidak di sebutkan. Beberapa dari mereka memilih memisahkan diri. Ada yang dari mereka lebih memilih olahraga lain bahkan memilih untuk pergi ke kantin saja.

Permainan sudah di mulai, dari tim RPL, ada Shadam, Sopyan, Imam, Rey dan Erik. Sedangkan dari tim OTKP yang ti turunkan adalah Fairuz, Reza, Aditya, Juan, dan Septian.

Priiiittttttttt

Suara nyaring dari benda kecil yang ditiupkan oleh Yusman. Permainan sudah di mulai. Bola di tendang kencang oleh Erik ke arah gawang lawan. Sialnya bola itu justru dapat di hadang oleh Aditya.

Shadam mendengus kesal ketika berkali-kali ia tidak dapat menggocek Aditya yang terus berputar mempermainkannya.

"Aish ko gua kaga bisa sih!" desis Shadam frustrasi.

Muhal [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang