24¶ Laras kembali

402 71 39
                                    

Tokk...

Tokk...

Tokk...

Ada seseorang dari luar mengetuk pintu Villa. Isnawati dan Lia yang tengah berada di dapur bergegas untuk membukakan pintu. Mereka pikir pasti anak-anak kembali karena ada yang tertinggal. Setelah pintu terbuka seorang gadis terjatuh lalu terbaring di depan pintu. Isnawati dan Lia membelalak kaget. Reflek keduanya berjongkok untuk melihat.

"Laras!" jerit Isnawati bersamaan dengan Lia seraya langsung memeriksa keadaan temannya itu.

Gadis yang kini sudah sangat lemas itu hanya merintih kesakitan. Lia dan Isnawati cepat-cepat merangkul Laras untuk segera masuk kedalam.

Sesampainya di ruang kumpul, Isnawati dan Lia menidurkan gadis itu di atas sofa maroon di tengah ruangan.

"Reska! Riri!" panggil Lia berteriak.

Isnawati cepat-cepat pergi ke dapur untuk memberikan minuman kepada Laras.

"Iya kenapa ya?" sahut seseorang dari dalam kamar terdengar berteriak juga.

"Laras!" teriak Lia lagi.

Tiba-tiba terdengar suara berlarian dari atas, terdengar begitu memburu seperti sedang menuruni anak tangga. Sesampainya di sana Reska dan Riri berdiri mematung melihat kearah Laras yang tengah terbaring lemas.

"Laras." lirih Reska terkejut.

Reska duduk di lantai seraya memegangi lengan Laras yang sudah penuh dengan luka.

Gadis cantik itu terluka, tubuhnya penuh dengan lumpur, bahkan di bagian atas lututnya sobek berdarah, dan di bagian lehernya terdapat luka cakaran hewan. Karena melihat darah Lia langsung merobek rok panjang yang Laras kenakan di bagian lututnya. Lalu ia cepat-cepat memeriksa luka itu. Semuanya membelalak kaget.

"Ini kenapa? Pasti ini luka saat kamu terjatuh di jurang itu ya?" tanya Lia panik.

Isnawati datang seraya membawa air putih hangat di tangannya. Ia langsung menyodorkan air itu untuk di minum oleh Laras.

"Minumlah dulu." kata Isnawati.

Laras menyeruput air putih itu, semuanya hanya menatap sedu gadis cantik malang itu.

"Bagaimana bisa kamu selamat?" tanya Riri serius, "jurangnya kan dalem!" sambungnya.

Laras melirik kearah gadis yang bertanya itu, "Jurang apa ya?" tanya lirih Laras.

Lia mengerutkan keningnya, "tempat kamu jatuh." ujarnya seraya menoleh ke arah Isnawati.

"Jatuh?" Laras mengulang perkataan Lia, ia terlihat heran saat mendengar kata jatuh.

"Iya Yas, kamu engga inget?" tanya Isnawati seraya menatap sahabatnya itu.

Laras menggeleng pelan, "seinget aku, waktu itu aku pergi buang air kecil ke belakang mini bus sendiri-"

"Sendiri? Kan aku antar." kata Lia mematahkan cerita Laras.

"Bentar dulu ya, dengerin dulu." sanggah Reska.

"Gimana Yas?" tanya Isnawati ingin mendengarkan kembali ceritanya.

Laras mulai menceritakan lagi.

Flashback, sisi Laras.

"Sebentar!" sahut Laras menghentikan laju bus yang baru saja hendak berjalan.

Semuanya menoleh kearah Laras.

"Aku mau buang air kecil dulu." kata Laras datar seraya beranjak turun dari bus.

"Mau aku temenin ga yas?" kata Lia menawarkan dirinya.

Muhal [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang