10¶ 13 Helai Rambut

496 149 31
                                    

Di halaman sembilan.

Baca kalimat ini dengan keyakinan hati. Tutup matamu menggunakan kain kafan, lalu taburkan bunga melati membentuk segitiga di tanah. Masukkan 13 helai rambut panjang perawan pada gelas yang berisi darah ayam kampung hitam. Lalu teteskan setetes darah telunjuk jarimu di tengah segitiga. Terakhir minum semuanya dalam satu tenggukkan.

"Bissmillah. Tutup ruang mata, buka kejayaan, hadirkan semua kebahagiaan, dekatkan semua ketidakmungkinan. Ku panggil dirimu, hadirlah, dan terimalah perjanjian ini."

Remaja itu terdiam sesaat, tiba-tiba ia merasa panas dingin di tubuhnya. Bahkan bulu kuduk berdiri.

Sebulir keringat jatuh menuruni tebing keningnya. Rey membaca ulang tulisan itu. Ia sedikit yakin bahwa tulisan itu adalah cara ritual penutup mata batinnya.

"Aku harus cari ayam hitam, sama bunga melati sekarang." desisnya.

"Tapi, ini ga sesat kan ya? Eummm nggak mungkin sesat ini kan ajaran kakek." pikirnya bimbang, "Ga mungkin sesat si, karena kan di awalnya aja ada kalimat bissmillah."

Rey yakin amalan dari buku kakeknya akan lebih manjur ketimbang yang di ajarkan oleh bibinya, Anna.

"Lakukan saja, itu akan membuatmu bahagia."

Suara itu mendesis dari arah kolong. Rey cepat-cepat menaikan kakinya ke atas ranjang, dia terlihat begitu waspada dan takut. Ia yakin bahwa suara itu berasal dari bawah ranjangnya dan pasti dari makhluk misterius yang di lihatnya malam kemarin.

"Ngapain lagi si lu!" gusar remaja itu ketakutan.

"Aku hanya memberi tahu, kamu akan bahagia jika melakukan hal yang kamu baca dari buku itu."

Suara itu terdengar lagi, dia meyakinkan Rey bahwa apa yang ia baca dalam buku itu adalah sebuah kebenaran.

Rey memicingkan matanya, memproses perkataan itu, "Maksudmu?" 

Beberapa saat suasana hening, bahkan Rey yang menunggu jawaban dari sosok itupun terdiam namun tetap terlihat waspada.

Kenapa suara itu hilang? Apa sosoknya sudah pergi, dari kolong?

Rey berusaha tenang, ia mengatur napasnya. Lalu merangkak mendekat  ke arah bibir ranjang. Kepalanya perlahan di turunkan ke kolong ranjangnya. Gelap dan sepi, tidak ada apapun.

Sreeeeettttt

Kaki Rey di tarik kencang oleh seseorang dari belakang, tubuhnya terseret cepat. Hingga tubuhnya terjatuh, dagunya terbentur keras ke lantai membuat Rey merintih kesakitan. Rey sigap untuk berdiri kembali, ia kembali naik ke atas ranjangnya. Tidak ada siapapun. Siapa yang sudah menyeretnya hingga terjatuh? Itu pasti sosok yang ada di bawah ranjang. Dagu Rey terlihat memerah dan mengeluarkan sedikit darah.

"Aww," rintih Rey sambil memegang dagunya.

"Mau kamu apa sih!" desis Rey.

"Kiiiikikiikikiiiii,"

Suara itu terdengar lagi namun berbeda dari sebelumnya, kali ini terdengar seperti anak kecil yang cekikikan geli. suaranya seperti meledek. Bulu kuduk Rey berdiri, merinding.

"Kamu pikir aku takut!" kata Rey berani dengan mata yang terus menyusuri sekelilingnya.

Tidak ada jawaban lagi. Kamar kembali senyap.

Rey berlari keluar dari kamarnya.

BRUGHH

Tubuh Rey tersungkur keras, kakinya tersangkut sesuatu dekat pintu. Bukan tersangkut! Mata Rey terbelalak ketika tahu bahwa kakinya bukan tersangkut benda melainkan di pegang oleh tangan sepanjang tiga meter berasal dari kolong ranjangnya.

Muhal [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang