25¶ Kesenangan sesaat

351 52 33
                                    

-Muhal-

Erik memegang gagang pintu besar itu, lalu mendorongnya ke dalam.

"Assalamu'alaikum!" seru kelima remaja itu bersamaan saat melangkah memasuki Villa.

"Wa'alaikummussalam," jawab Isnawati seraya berlari kecil menuruni anak tangga.

Mata Rey membelalak kaget sesaat gadis itu mulai mendekat kearahnya.

"Is kamu berdarah?" tanya Rey panik saat matanya mendapati kaos lengan panjangnya bernoda merah.

Semuanya dengan cepat melihat Isnawati, sama tanggapannya mereka terkejut melihat bercak-bercak darah di lengan baju gadis itu.

"Ah bukan ko, ini darah Laras." ujarnya membuat semuanya terdiam seketika.

Seluruh remaja di hadapan gadis itu seketika mematung, seperti tidak percaya dengan apa yang baru saja ia katakan. Isnawati juga melihat dari semua mata remaja itu menatap begitu sempurna kearahnya.

"Ini darah Laras." ujar gadis itu lagi menyadarkan mereka.

"Maksud lu?" tanya Erik heran.

"Laras udah balik!" ujar Isnawati sambil tersenyum sumringah.

Semuanya terkejut, mereka masih belum percaya dengan ucapan Isnawati. Bahkan berpikir bahwa gadis itu tengah berbohong kepada mereka.

"Serius? Sekarang dimana?" ujar Rey sama kagetnya dengan yang lain.

"Sekarang di kamar," kata Isnawati seraya menatap satu persatu teman laki-lakinya itu, namun tiba-tiba ia mengerutkan keningnya, "Fairuz mana?" tanyanya bingung karena tidak merasa ada yang kurang.

"Oh... Itu-" kata Shadam gugup.

"Tadi si Fairuz ke kamar mandi dulu." kata Doni berbohong.

Shadam mengangguk sambil terkekeh samar.

"Dia tadi kabur, cari Laras. Udah biarin kalo dia capek juga pasti pulang." kata Erik datar.

Isnawati terdiam, ia merasa sedikit terkejut mendengarnya.

"Gue pengen liat Laras!" seru Doni tak sabaran.

"Engga, maksud kalian gimana sih?" tanya gadis itu seperti masih belum paham dengan perkataan mereka.

"Engga jelas is? Kata gua juga dia kabur, cari Laras!" ujar Erik sedikit menekan setiap perkataannya.

Isnawati menelan salivanya susah payah, lalu gadis itu memilih untuk menuntun semua temannya pergi ke kamar di lantai dua.

Terlihat jelas gadis cantik tengah terbaring lemah di atas ranjang. Semuanya membelalak kaget, lantas mereka tidak percaya pada apa yang mereka lihat saat ini.

"Laras!" seru Erik sedikit berteriak karena terkejut.

Isnawati cepat-cepat mengondisikan teman-temannya dengan menaruh satu jari telunjuk di depan bibirnya dengan mata membelalak sempurna. Gadis itu meminta semuanya agar tetap tenang, karena Laras sedang beristirahat.

"Gimana bisa?" tanya Sopyan seraya melotot tajam kearah Isnawati.

Doni menutup mulutnya dengan kedua tangannya, ia tidak percaya, "ini seriusan?"

"Laras..." gumam Rey.

"Fairuz mana?" Tanya Reska tiba-tiba.

Semuanya terdiam.

"Fairuz kemana?" tanya Reska lagi namun naik beberapa oktaf.

Tidak ada yang menjawab.

"Fairuz mana!?" ujar Reska terdengar menggertak.

Muhal [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang