Malam berganti pagi, Sejeong terbangun dari tidurnya. Sejeong melihat Chanyeol tertidur pulas di dekatnya. Sejeong tersenyum, "gue cuma mau lo perhatian sama gue bang. Mama papa gak perhatian sama gue, cuma lo satu-satunya yang gue harapkan." Ucap Sejeong.
Sejeong bangkit dari sofa, pergi ke kamarnya. Chanyeol ternyata sudah duluan bangun, dia pura-pura tidur karena Sejeong terbangun. Chanyeol mendengar semua perkataan Sejeong barusan.
Sejeong melepas pakaiannya, memakai seragam sekolah. Sejeong hanya mencuci muka dan menggosok gigi. Sejeong tidak mandi karena hari dingin waktu itu.
"Bang Chan! Mana sarapan gue?" Teriak Sejeong dari meja makan.
"Gue belum masak, lo makan di luar aja. Gue capek banget hari ini, gue juga libur kerja hari ini karena gak enak badan." Balas Chanyeol yang masih tiduran di sofa.
"Aish... Lo biarin gue kelaparan lagi? Lo tega banget jadi abang. Bodo ah, gue berangkat dulu." Ucap Sejeong lalu pergi.
"Sehun!! ayo berangkat Sejeong udah telat nih!" Teriak Sejeong di ambang pintu rumah Sehun.
Sehun yang tengah makan sepotong roti keluar dari ruang makan. "Iya Sejeong, Sejeong gak bakal telat, kan ada Sehun." Ucapnya sambil memakai jaket.
"Iya kan tapi Sejeong harus was-was, nanti kalau pak satpamnya gak takut lagi sama Sehun gimana? Kan Sejeong gak bisa masuk sekolah."
"Iya-iya bawel." Sehun mengacak-acak rambut Sejeong.
"Tapi Sehun hari masuk sekolah kan? Jangan bolos-bolos terus, nanti gak lulus gimana? Kan kita gak bisa satu kuliah."
"Iya Sejeong, Sehun hari ini sekolah. Tapi besok bolos ga papa kan?" Ucap Sehun sambil tertawa kecil.
"Iihhh Sehun... Sejeong ngambek nih." Sejeong menggembungkan pipinya.
"Becanda kok." Sehun mencubit pipi Sejeong.
Sehun mengantar Sejeong ke sekolah seperti biasa. Setelah mengantar Sejeong, Sehun pergi ke sekolahnya. Sehun bersekolah di SMA 1 Nusa Bangsa. Berbeda dengan Sejeong, Sejeong bersekolah di SMA 5 Merdeka, tidak jauh dari SMA Sehun bersekolah. Kira-kira 10 menit dari SMA Sejeong untuk sampai kesana.
Termasuk murid yang pintar, tapi brandal. Sehun bersekolah di SMA favorit itu. Sejeong terpaksa pisah dengan Sehun karena kemampuan yang rata-rata. Waktu pertama masuk, Sejeong sempat nangis karena berbeda sekolah dengan Sehun.
***
Sehun memarkirkan motornya di parkiran. Kebetulan Woojin juga sedang memarkirkan motornya. "Hei bro. Tumbenan banget lo masuk? Kesambet apa lo samalam?" Canda Woojin."Bukan urusan lo." Balas Sehun sambil berjalan ke kelas.
"Lisa nungguin lo tu di kelas." Woojin mengikuti langkah Sehun.
"Trus?" Jawab Sehun.
"Ya samperin dia lah bego."
Sehun tidak mempedulikan Woojin dan mempercepat langkahnya.
Sehun tiba di kelas, terlihat Lisa sudah duduk di kursi Sehun. Sehun mendekati Lisa. "Kemana aja gak sekolah?" Ucap Lisa.
"Mager." Balas Sehun.
"Mager terus alasannya. Udah bosan ketemu gue?"
"Gak juga. Sekarang kan gue udah sekolah."
"Iya juga sih. Nanti pulang sekolah lo jadi hajar Jimin?"
"Jadi. Gue mau lo ikut juga."
"So pasti dong. Lo gak usah khawatir, gue pasti ngedukung lo." Lisa berdiri, menepuk pundak Sehun lalu pergi.
Sehun duduk di kursinya, teringat janjinya kepada Sejeong kemaren. Apa boleh buat, Sehun terlalu sakit hati kepada Jimin dan ingin balas dendam kepadanya.
***
Sejeong dan Rose sedang mengantri makanan di kantin. "Lama banget dah, panjang banget antrinya. Gue udah lapar banget lagi." Keluh Sejeong kesal."Sabar dong, yang lapar bukan cuma lo doang."
"Capek ah, gue gak jadi makan. Gue ke kelas dulu." Ucap Sejeong pasrah mengantri.
"Eh, Sejeong! Yakin gak mau makan?" Ucap Rose. Sejeong tidak merespon dan melanjutkan perjalanan ke kelas.
Sejeong melihat Jimin di kelasnya, Sejeong berniat mampir tapi terlihat Jimin sedang menelpon seseorang. Sejeong menguping pembicaraan Jimin dengan orang itu.
Sejeong kaget mendengar kalau Jimin akan bertemu Sehun sepulang sekolah nanti. Dia berlari menuju kelasnya, mengatur napasnya yang tidak karuan.
Untuk memastikannya, Sejeong menelpon Sehun minta di jemput pulang.
"Sehun, jemput Sejeong nanti ya."
"Maaf ya. Sehun kayaknya gak bisa jemput Sejeong, Sehun telat pulang sekolah. Maaf ya Sejeong."
Sejeong terdiam sejenak, "iya Sehun, ga papa."
"Maaf ya. Sejeong naik taksi aja ya."
"Iya Sehun." Sejeong menutup telponnya. Hati Sejeong berdetak kencang. Sejeong tidak tau harus berpikir apa, saat ini Sejeong masih berpikir positif kalau itu tidak akan terjadi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Haiii... Penasaran kan sama Sehun dan Jimin? Apa mereka jadi berantem apa enggak? Tungguin part selanjutnya ya.. jangan lupa vote dan komennya..