Ucull deh videonya... Pengen Sehun sama Sejeong yang jadi pemerannya. O ya, aku seneng banget deh karena busted 3 adaaaa... Ga sabar banget mau lihat sese couple lagii.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa komen dan vote ya.. aku tungguin nih..
.
.
.
.
.
.Sejeong masuk ke kamar, menghempaskan pintu kesal. "Dijodohin? Dia kira segampang itu apa? Gue ini hidup di zaman milenial, ga ada namanya dijodohin!" Sejeong marah-marah sendiri di kamarnya.
"Anak itu, mulai lagi." Kata papa Sejeong.
"Ga papa om, kita tidak usah bicarakan ini lagi dengan Sejeong." Balas Sehun.
"Tidak bisa Sehun, om harus memikirkan masa depan dia dari sekarang. Om dan tante akan beri kamu tanggung jawab untuk menjaga Sehun mulai dari sekarang. Om sudah dengar kalau Sehun masuk rumah sakit baru-baru ini. Om tidak mau Sejeong terluka lagi karena salah memilih pacar." Jelasnya.
"Sehun minta maaf soal kejadian itu om, Sehun juga salah waktu itu."
"Iya, om sudah maafkan. Sebagai gantinya kamu akan om jodohkan dengan Sejeong."
"Baik om." Anehnya, Sehun tidak menolak sedikit pun perjodohan itu.
Mama Sejeong, Ami pergi ke kamar Sejeong. Dia mencoba membujuk Sejeong untuk setuju dengan perjodohan ini.
"Sayang, mama masuk ya." Ucapnya.
Sejeong langsung menyelimuti kepalanya dengan selimut.
Ami mendekati Sejeong, duduk di tepi ranjang Sejeong.
"Sayang, mau tidak mau kamu harus terima sayang. Mama dan papa melakukan ini untuk kebaikan kamu. Sehun adalah anak yang baik, mama dengar dia tidak lagi jadi ketua geng demi kamu. Apa kurang Sehun? Dia akan selalu menjaga kamu." Ucap Ami.
Tapi, Sejeong tidak memberi jawaban. Sejeong memiringkan badannya ke samping, membelakangi mamanya.
"Sejeong, mama tau mama kurang perhatian sama kamu. Tapi mama mencoba sebisa mungkin untuk membuat kamu nyaman dan perhatian sama kamu. Kamu tolong hargai keputusan mama papa ya."
Sejeong membuka selimutnya, dan mengubah posisinya menjadi duduk.
"Ma, sekuat apapun mama paksa Sejeong, Sejeong tetap tidak mau dijodohin sama Sehun!" Sejeong mulai bicara.
"Tapi kenapa?"
"Sejeong sudah cinta sama orang lain." Ucap Sejeong terus terang.
"Siapa? Pacar kamu yang dulu itu? Orang yang mencelakakan kamu?"
"Bukan Jimin yang buat aku terluka ma, tapi anak buah Sehun. Mama gak tau kan? Sejeong tetap mau sama Jimin! Walaupun Sejeong sudah putus dari Jimin, tapi Sejeong tetap cinta Jimin sampai kapanpun."
"Kamu harus bisa menerima Sehun, sayang."
"Sehun itu sahabat Sejeong ma. Sejeong tidak mau sahabat itu jadi cinta lalu Sejeong sakit hati lagi. Sejeong mau sehun jadi sahabat Sejeong sampai kapan pun."
"Mama kasih Sejeong waktu ya, sampai Sejeong bisa melupakan Jimin dan menerima Sehun."
"Tapi asal mama tau, itu tidak akan pernah terjadi."
"Mama akan tunggu kamu, sampai kamu bisa menerima Sehun. Bukan sebagai sahabat."
"Terserah mama deh, itu gak akan terjadi juga." Sejeong menyelimuti tubuhnya lagi.
***
Tak terasa, hari pun sudah berganti. Sejeong terbangun karena sinar matahari yang masuk ke kamarnya.Sejeong bergegas mandi dan berganti pakaian. Sejeong keluar kamar, tapi Sejeong tidak melihat mama papanya ada dirumah.
"Mama dimana?" Tanya Sejeong kepada Chanyeol yang sedang bercermin di kamarnya.
"Sudah berangkat subuh tadi." Balasnya.
"Hah, bagus. Sampai kapan pun gue gak akan mau." Ucap Sejeong kesal.
Chanyeol melihat Sejeong dan menghela nafas kasar. "Lo nurut aja deh apa kata mama."
"Gak! Kenapa harus gue? Orang yang lebih tua lo. Kenapa gue yang di jodohkan? Segitu gak maunya ya cewek sama lo?" Ucap Sejeong masuk ke kamar Chanyeol.
"Ini gak ada hubungannya sama gue. Lo gak usah urusin gue."
"Alah, gue gak bakal nikah sebelum lo nikah duluan."
"Serah lo deh, sana pergi! Gue mau ganti baju."
"Gak mau."
"Ya udah." Chanyeol membuka bajunya setengah."
"Bangsat!" Sejeong berlari keluar kamar.
***
"Sehun... Berangkat yuk." Perjodohan kemaren tidak membuat sikap Sejeong berubah kepada Sehun.Sehun sudah siap dengan seragam putih abu-abunya. Siap mengantar Sejeong dan pergi ke sekolah.
"Sehun sekolah?"
"Iya."
"Tumben banget, biasanya bolos terus."
"Demi Sejeong, Sehun harus sekolah."
"Ih Sehun apaan sih, kok demi Sejeong?"
"Iya, kan Sejeong sering marahin Sehun. Katanya Sehun harus pintar sekolah supaya bisa jadi sukses, nih Sehun mau rajin sekolah."
"Bagus deh. Yuk berangkat."
Sehun dan Sejeong berangkat ke sekolah.
"Sejeong jangan pikirin perkataan papa kemaren ya." Ucap Sehun di perjalanan.
Sejeong sempat terdiam, "enggak, lagian Sejeong juga ga pernah pikirin itu. Sehun kan tau, Sejeong sukanya sama Jimin. Jadi gak mungkinlah Sejeong nuruti perkataan papa."
Sekarang, Sehun yang terdiam.
Disaat Sehun mulai suka, Sejeong menjauh. Apakah rasa ini benar adanya? Atau cuma gara-gara perjodohan semata?
Jika kamu tidak mau di dekati, jangan pernah mulai barambisi. Saat aku mulai ada rasa, kamu jangan buat aku kecewa.
Next gak nih? Komen ya