"Sejeong juga cantik." Sehun balik memuji Sejeong.
"Bukan, Sehun gantengnya beda. Kalau Sejeong udah dari lahir cantik, gak usah di bahas."
"Hem, Sejeong juga lebih cantik sekarang."
"Sehun... Sejeong serius!! Sehun beneran ganteng hari ini."
"Trus kemarin-kemarin itu Sehun gak ganteng? O ya udah, Sehun ngambek nih."
Mama Sehun hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah keduanya.
"Udah udah! Kalian sama-sama cantik dan ganteng. Gak usah di ributkan, kalian semua keturunan mama yang cantik." Kata Tante Emi.
"Bener banget ma, Sehun bisa sebening ini karena turunan dari mama."
"Sejeong juga cantik." Sela Sejeong.
"Iya Sejeong yang cantik. Kita berangkat yuk?" Sehun mengulurkan tangannya ke arah Sejeong.
"Ayok. Tante, Sejeong berangkat dulu ya." Sejeong menerima tangan Sehun.
Sehun diam-diam tersenyum ketika Sejeong memegang tangannya.
Sehun melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. "Sehun... Jangan kencang-kencang!! Nanti Sejeong jatuh." Ucap Sejeong di bangku penumpang.
"Pegangan makanya."
"Aish. Sehun kebiasaan deh, cari kesempatan dalam kesempitan."
Sehun menambah kecepatannya sehingga tangan Sejeong otomatis memeluk Sehun.
Sehun tersenyum, dan melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata.
Sehun menepikan motornya, mereka pun turun dari motor.
"Kok berhenti disini?" Ucap Sejeong sambil merapikan rambutnya.
"Matanya harus di tutup dulu." Sehun mengeluarkan sapu tangan dan menutup mata Sejeong.
"Kenapa harus ditutup? Sehun mau kasih Sejeong suprise ya? Biasanya kalau di film-film kalau matanya di tutup kayak gini pasti ada kejutan."
"Hahaha. Ini bukan film Sejeong."
"Hehe. Udah? Kita jalan lagi?"
"Iya, Sehun bantu."
Sehun melajukan motornya lagi, Sehun berhenti di sebuah bandara. Sejeong tidak mengetahui kalau dia sekarang ada di bandara.
"Kita dimana sih Sehun? Sejeong kepo deh."
"Nanti Sejeong juga bakal tau. Ayo jalan, Sehun bantu." Sehun membantu Sejeong jalan dengan memegang tangannya.
Cukup jauh berjalan, Sejeong merasa lelah. "Jauh banget Sehun... Sejeong capek."
"Bentar lagi nyampe kok."
"Kenapa gak langsung kesini aja? Kenapa harus berhenti disitu coba? Kan kita gak perlu capek jalan."
"Sejeong, dekat kok. Sejeong aja gak biasa jalan jadinya lama."
"Hm."
"Udah nyampe." Ucap Sehun.
Di depan mereka sudah ada orang tua Sejeong yang baru pulang dari luar negeri. Sejeong tau kalau orang tuanya akan tiba 2 hari lagi, tapi Sehun ingin mengasih Sejeong kejutan, karena Sehun tau kalau orang tua Sejeong sampai hari ini.
"Bener? Sejeong buka ya."
"Biar Sehun bukain." Sehun membuka penutup mata Sejeong.
Sejeong melihat kedepan, dia melihat orang tuanya ada di hadapannya sekarang dan itu membuatnya histeris.
"Mama! Papa! Kok ada disini?" Sejeong langsung memeluk keduanya.
"Mama sengaja buat kamu terkejut." Balas mama Sejeong.
"Aaa mama... Sejeong kangen mama." Sejeong menangis.
"Kangen mama aja? Papa tidak?" Sambung papa Sejeong.
"Papa juga."
"Sehun gimana?" Lanjut Sehun.
"Sehun enggak." Jawab Sejeong.
"Ya udah, Sehun gak antar Sejeong pulang nih."
"Ga papa, mama papa kan ada." Balas Sejeong sambil menjulurkan lidahnya ke arah Sehun.
"Udah, kita pulang yuk. Mama capek banget." Kata mama.
Mereka mengiyakannya lalu pulang menuju rumah Sejeong.
Sampai dirumah, Sejeong dan keluarganya duduk di sofa ruang tamu. Mereka berbincang karena kangen sudah lama tidak bertemu.
"Begini, mama sama papa sudah membicarakan soal masa depan kamu. Mama dan papa ingin kamu selalu bersama Sehun. Menurut kamu gimana?" Ucap papa Sejeong.
Sejeong terdiam. "Maksud papa?"
"Kamu harus bersama Sehun."
"Sejeong kan emang sama Sehun selama ini, sehun yang antar jemput Sejeong ke sekolah, Sehun yang nemanin Sejeong pergi." Ucap Sejeong.
"Bukan itu maksud papa."
"Lalu apa pa? Sejeong gak ngerti."
"Om, tante. Sebaiknya kita bicarakan ini nanti, ketika Sejeong sudah bisa mengerti." Sela Sehun.
"Setelah kamu tamat sekolah, kamu akan papa jodohkan sama Sehun." Kata papa Sejeong tidak mendengarkan perkataan Sehun.
Sejeong kaget, mendongak melihat papanya.
"Maksud papa apa? Sejeong tidak mau di jodohkan!"
Jangan lupa v+c ya guys..
See you..