Haiii.. di vote dan di komen yah.. kalau di komen banyak-banyak bakal sering update. Makanya jangan lupa vote dan komennya.
Sejeong duduk di bangku depan kelas Jimin, menunggu Jimin mengajak pulang bersama. Dikarenakan Sejeong keluar kelas duluan, Sejeong mau gak mau harus menunggu Jimin 10 menit.
Setelah 10 menit, Jimin keluar kelas. "Hai beb." Sapa Sejeong sambil melambaikan tangannya ke arah Jimin.
Jimin tersenyum, "kamu kok nunggu disini? Belum pulang?" Katanya.
"Belum, Sehun gak bisa jemput Sejeong, katanya dia terlambat pulang." Ucap Sejeong.
Jimin terdiam sejenak, memikirkan bahwa pantas saja Sehun tidak bisa menjemput Sejeong, karena mereka akan bertemu pulang sekolah nanti.
"Mm, maaf ya beb. Bukannya aku gak mau anter pulang, tapi aku ada urusan, keduluan janjian sama mama." Ujar Jimin menolak permintaan Sejeong.
"Yahh... Kenapa semua orang gak mau anterin aku sih? Kamu gak sayang sama aku lagi?" Sejeong mulai panik.
"Aku sayang banget sama kamu, tapi aku beneran gak bisa hari ini. Maaf ya beb, besok dan seterusnya aku bakal anter kamu pulang deh." Kata Jimin menyakinkan.
"Tapi aku maunya sekarang! Kamu tetap gak mau?"
Jimin mulai bingung, di satu sisi dia tidak mau Sejeong kecewa. Di sisi lain dia tidak mau terlambat datang ke tempat yang telah di janjikan Sehun. Dia tidak mau di anggap lemah dan penakut kepada Sehun.
"Mau atau gak?" Ucap Sejeong lagi dengan nada menekankan.
"Beb,..." Belum sempat Jimin menjawab, Sejeong pergi meninggalkan Jimin. Alasan Sejeong pergi, dia hanya perlu jawaban iya atau tidak. Dia tau kalau Jimin tidak akan menuruti permintaannya. Sejeong terlanjur kecewa dengan pacarnya itu.
"Beb! Tunggu dulu!" Teriak Jimin kepada Sejeong yang sudah jauh. "Arrgghh" gumamnya sambil menendang sebuah pot bunga disana.
"Jim, udah! Nanti lo urus pacar lo itu. Ingat! Sehun akan menghabiskan lo hari ini, lo jangan kelihatan lemah gara-gara Sejeong." Kata Jungkook teman Jimin yang melihat pertengkaran mereka dari dalam kelas.
Jimin pergi menuju parkiran, melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Begitupun dengan Jungkook dan Taehyung. Mereka ke lokasi yang sudah dikirim Sehun. Mengingat Sejeong, Sehun mengubah rencananya dengan bertemu di sebuah gudang. Sehun takut ketahuan Sejeong jika melabrak Jimin ke sekolahnya.
"Jimin bangsat!" Gumam Sejeong di perjalanan menuju rumah. Sejeong pulang naik taksi karena tidak ada angkot.
Sejeong mengeluarkan air matanya yang sudah dari tadi ingin keluar. "Aaaaa kenapa gak ada orang yang tulus sama gue??" Ucap Sejeong sambil menangis.
"Yang sabar neng, suatu saat nanti pasti ada laki-laki yang tulus sama eneng." Jawab pak supir yang mendengar semua keluhan Sejeong di mobil.
Di sisi lain, Jimin dan temannya sudah sampai di lokasi yang dituju. Terlihat Sehun dan gengnya juga sudah berada disana, termasuk Lisa.
Jimin hanya bertiga, sedangkan Sehun membawa seluruh gengnya yang beranggotakan 10 orang.
Sehun maju mendekati Jimin, Sehun melihat Jimin dengan tatapan sinis.
"Berani juga lo dateng? Gak takut nyawa lo melayang? Ucap Sehun sambil tersenyum sinis.
Jimin mengangkat alisnya, "gak akan ngalah sampai mati!" Balas Jimin tegas.
"Hah, Sampai mati guys!" Ucap Sehun tertawa, gengnya juga ikut tertawa.
"Lo kalau berani, satu lawan satu! Gak usah bawa orang sekampung!" Balas Jimin.
Sehun mendekatkan wajahnya ke Jimin, "ayo." Balas Jimin menantang.
Di mobil, Sejeong melihat motor Sehun di luar sebuah gudang. Sejeong juga melihat motor Jimin juga ada disana. Perasaan Sejeong sudah mulai tidak enak, Sejeong memberhentikan mobilnya dan turun di depan gudang itu. Sejeong mendengar ada suara Jimin dan Sehun yang sedang bicara.
Sejeong mendekati pintu gudang, Dia melihat Jimin dan Sehun sedang bertarung berdua. Sejeong melihat ke arah geng Sehun, salah satu temannya membawa sebuah pisau. Sejeong melihat dia akan menusukkan ke arah Jimin secara diam-diam. Sejeong panik, Sejeong berlari ke arahnya "Jimin awas!!" Teriak Sejeong.
Semua orang panik, usaha Sejeong untuk menyelamatkan Jimin berhasil. Tapi sebagai gantinya dialah yang tertusuk pisau.
Sejeong jatuh di pangkuan Jimin, Sejeong melihat ke arah Jimin. "Jimin, brengsek!" Ucapnya sebelum matanya tertutup.
***