Don't forget to vote & coment.
Drttt... Drrtt... Drtt...
Ponsel Sejeong bergetar. Sejeong masih tidak sadar, tidak mau keluar dari alam mimpinya.
Drttt.. Drttt. Drtttt..
Lagi, dan lagi ponselnya bergetar. Kali ini Sejeong merasa tidurnya terganggu. Dia mengangkat hp yang dari tadi bergetar.
"Apa si setan! Ganggue gue tidur aja!" Ketusnya lalu menutup telepon dari Daniel itu.
Drtt... Drrtt... Drrtt
Sayang, ponsel itu tidak mau berkompromi dengannya.
"Aish, bangsat bener lo ya yang nelpon gue pagi-pagi buta gini." Ucap Sejeong masih dalam keadaan kurang sadar.
"Ini gue, Daniel."
"Ngapain lo nelpon gue anjing!"
"Lo gak sekolah? Why?"
"Bentar lagi gue ke sekolah."
"Bentar lagi jidat lo! Udah jam 12 goblok!"
"Ha? Mati gue."
"Telat, udah mati beneran lo!"
"Udah, gue tutup!"
Sejeong berlari kesana-kemari karena panik. Dia mencari seragam untuk pergi ke sekolah sekarang.
"Udah jam 12 lagi, masih sempat gak ya?" Ucapnya sambil memakai sedikit bedak.
Sejeong lari-larian menuju keluar.
Dilihatnya ke arah rumah Sehun, sepi. Seperti Sehun sudaj pergi sejak tadi. Tante Emi juga kayaknya tidak ada dirumah. Sepertiya dia pergi ke pasar untuk berbelanja.
Sejeong pergi ke simpang, untunglah ada angkot yang sedang menunggu penumpang di sana. Sejeong buru-buru menaiki angkot itu.
10 menit menunggu, angkotnya jalan. Sejeong sangat khawatir dan takut saat tiba di sekolah nanti. Karena bukan pagi lagi dia datang ke sekolah.
Sejeong juga teringat perkataan Chanyeol ketika pagi tadi.
Setelah sampai, Sejeong meilihat pagar sekolah sudah terkunci. Iya, sekolah mana yang masih membuka pagar di siang bolong begini.
Sejeong sengaja turun di belakang sekolah. Karena disana sudah di sediakan sebuah kursi untuk memanjat.
Iya. Karena sudah seringnya siswa yang terlambat. Dan sudah sering juga siswa yang masuk bp gara-gara itu.
Sejeong termasuk kedalamnya. Waktu kelas 11, Sejeong sering manjat pagar dan sering masuk ruang bp.
Sejeong berhasil memanjat pagar belakang sekolah. Sejeong berjalan pelan sambil melihat kiri kanan, siapa tau ada guru yang datang.
"Aish, Pak Dino ngapain nongkrong disana? Gak ngajar dia? Bikin repot aja. Huh." Sejeong bersembunyi di balik tembok supaya tidak ketahuan oleh pak Dino.
Sejeong memutuskan untuk menchat Daniel, meminta bantuan kepadanya. Sejeong tau tidak bisa mengandalkan Jimin lagi karena dia sudah milik orang lagi.
Woi gila. Temui gue di belakang sekolah.
Lo disekolah? Pergi juga ternyata. Gara-gara gue telpon ya?
Bacot! Kesini sekarang!
Read
Sejeong menunggu Daniel sambil berjongkok kek pengemis.
Sejeong melihat Instagram pribadi Jimin. Ada foto Jimin dan cewek tunangannya itu.
"Katanya masih sayang gue, tapi ini apaan! Pake post foto berdua lagi. Jijik deh." Umpat Sejeong sakit hati melihat foto mereka.
"Woi." Daniel mengagetkan Sejeong dari belakang.
"POCONG!"
"Untuk mulut ini masih bisa gue kontrol. Lo jail banget sih asu." Ucap Sejeong sambil mencubit tangan Daniel.
"Gak asik kalau gak jail."
"Benar gak tu, hampa banget pasti hidup kita kalau diam-diam bae. Eh ngapain gue jadi belain lo."
"Btw, dia siapa?" Tanya Daniel menunjuk seseorang yang ada di layar hp Sejeong saat ini.
"Mantan gue. Huaaaaa... Hiks hiks hiks..." Sejeong mulai menangis. Padahal Daniel cuma bertanya.
Sejeong emang gitu, kalau cerita seseorang yang pernah dia sayang pasti dia akan sedih dan akhirnya menangis.
Ya udah, itu aja dulu... Bye bye