cari masalah.

328 32 1
                                    

Hai hai hai.... Aku lagi seneng banget hari ini... Aku bakal double up hari ini.... Gregetan aku jadinya... Wkwkw... Aku udah double up loh... Kalian jangan lupa di komen dan di vote dong. Masa aku udah semangat gini nulisnya tapi kalian gak kasih aku dukungan balik? Makanya di vote dan di komen dong... 

.
.
.
.
.
.



Motor itu melaju kencang menuju sekolah. Sejeong sempat mengumpat kesal karena cowok itu membawa motor dengan kencang.

Sejeong takut nyawanya akan terancam lagi.

Setelah sampai di depan gerbang. Sejeong tidak di bolehkan masuk karena sudah telat 30 menit.

Tapi, cowok tadi di bolehkan masuk. Sejeong langsung marah, emosinya tak terkendali. Sejeong merasa tidak adil dengan ini. Sejeong memprotes kepada pak satpam.

"Apa apaan ni pak? Kenapa saya gak boleh masuk? Kenapa dia boleh masuk? Gak adil!" Ucapnya.

"Woi... Sini lo! Bangsat!" Teriak Sejeong kepada cowok tadi yang sedang berjalan dari parkiran.

"Udah neng... Gak usah di panggil, bapak gak sanggup." Ucap pak satpam.

"Kenapa bapak takut sama dia? Dia hanyalah anak ingusan yang gak tau sopan santun." Ucap Sejeong keras seakan-akan menyudutkan cowok itu.

Padahal, Sejeong lah yang meminta tumpangan kepadanya. Sejeong tidak mau mempermasalahkan itu. Sekarang Sejeong tidak terima kalau dia di bolehkan masuk.

Cowok itu menatap Sejeong tajam lalu berjalan mendekat ke arah gerbang. Terlihat pak satpam menggigil ketakutan.

Sejeong tidak mengerti kenapa pak satpam takut melihat anak ingusan itu.

"Gue gak suka bonceng cewek!" Ucap cowok itu.

Sejeong mendongak melihat wajah cowok itu yang cukup tinggi darinya.

"Trus, masalahnya sama gue apa?"

Sejeong maju satu langkah. Sekarang jarak Sejeong dengannya kira-kira satu meter, dibatasi gerbang.

"Lo gak usah cari masalah sama gue. Gue males meladeni bocah kayak lo." Balas cowok itu lalu pergi. "Gak usah biarin dia masuk!" Lanjutnya.

"B-baik." Balas pak satpam gugup.

"Hah, wah. Enak banget ya mulut kotor lo bicara. Siapa lo berani bilang gitu sama gue? Anak presiden? Hahahah." Sejeong tertawa lepas di campur sakit hati.

Cowok itu menghentikan langkahnya. Dia membalikkan badannya "Kalau iya kenapa?" Ucapnya lalu melanjutkan perjalanannya.

"Wahhh... Benar-benar ya tu bocah. Emang dia siapa sih pak? Kenapa saya baru lihat dia?" Ucap Sejeong.

"Dia anak direktur sekolah ini neng. Dia baru pindah kemaren, dia siswa baru kelas 11." Jelas pak satpam.

Sejeong ternganga. "Kenapa gak bilang dari tadi sih pak. Aduh, mati nih gue." Sejeong menepuk jidatnya sendiri.

"Pak, beneran gak boleh masuk ni?" Sejeong masih berharap bisa masuk.

"Gak boleh neng."

"Saya telpon Sehun gimana? Apa masih gak boleh?"

"Tapi neng, jangan. Nanti saya yang kena marah, saya bisa di pecat neng."

Sehun kan lagi ngambek sama gue, mana mungkin dia mau jemput gue sekarang. Gak usah aja deh. Gue tunggu Jimin aja, ajak dia pulang bareng. Pikir Sejeong.

Akhirnya Sejeong memutuskan untuk menunggu Jimin sampai pulang.  Sejeong tidak mau terlihat bolos hari ini.

Sejeong  memutuskan untuk menelpon Jimin.

"Nanti pulang bareng ya."

"Pasti dong beb. Kamu tenang aja. Btw kamu kok gak ada di kelas tadi?"

"Aku telat. Gak boleh masuk deh."

"Sekarang kamu dimana?"

"Di luar."

"Aku kesana ya."

"Gak usahh... Kamu belajar aja."

"Ya udah. Tungguin aku ya.

"Iya."

Sejeong dengan penuh kesabaran meunggu Jimin sampai pulang.

***
Waktu pulang telah tiba. Semua murid sudah berangsur keluar. Sejeong melihat ke dalam, tapi belum ada tanda-tanda Jimin datang.

Sejeong masih dengan sabar menunggu Jimin sampai datang.

Sejeong melihat cowok tadi sedang mengendarai motornya keluar gerbang. Sejeong memberhentikan motornya dengan mengembangkan kedua tangannya.

Motornya berhenti. Sejeong menaiki motor itu lagi.

"Jalan" ucap Sejeong lagi.








Entah apa yang ada di benak Sejeong sekarang.

Apakah Sejeong mau cari mati?

DUO SE (sejeong x sehun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang