Mereka sampai di sekolah Sejeong, "thanks ya, nanti jangan lupa jemput." Ucap Sejeong.
"Hm." Sehun mengiyakan lalu menggas motornya kencang menuju sekolahnya.
Sejeong berjalan menuju kelas. Di perjalanan, Sejeong bertemu Jimin. Sejeong pura-pura tidak melihatnya, tapi Jimin sadar akan hal itu lalu mendekati Sejeong.
"Hai beb."
Sejeong melihat Jimin, mengisyaratkan bahwa Jimin tidak boleh memanggil Sejeong begitu lagi.
"Iya maaf, habisnya susah." Ucap Jimin.
"Lama kelamaan kamu pasti bisa kok." Balas Sejeong.
"Ga bisa, udah aku coba tetap ga bisa."
"Baru beberapa hari, kamu pasti bisa."
"Emang kamu bisa?"
Sejeong terdiam. Sebenarnya Sejeong juga tidak bisa melupakan Jimin.
"Bisa." Kata Sejeong.
"Ga percaya."
"Ya udah." Sejeong masuk ke kelasnya.
"Beb!" Panggil Jimin.
Sejeong melihat ke belakang. "Tu buktinya, masih nyaut kan?" Kata Jimin sambil tersenyum.
"Jimin... Sejeong udah berusaha, Jimin jangan ganggu dong." Rengek Sejeong.
Jimin masuk ke kelas menghampiri Sejeong. "Ga usah di paksain, cinta itu gak bisa dihilangkan gitu aja. Harus dari hati." Ucap Jimin sambil mengelus rambut Sejeong.
Sejeong tersenyum tipis. "Udah, balikan aja coy." Teriak anak kelas Sejeong.
Sejeong jadi tersipu malu karena diteriaki seperti itu.
"Gimana? Teman kamu aja setuju kita balikan, masa kamu enggak." Ucap Jimin.
"Jimin... Kamu jangan ganggu pikiran aku deh. Sana! Balik ke kelas kamu." Sejeong mengusir Jimin, menepuk badan Jimin.
"Iya-iya. Love you." Kata Jimin lalu pergi.
"Cieeee." Sorak anak sekelas.
"Apaan sih!"
***
"Gue gak mau tau, lo harus bantuin gue untuk jadian sama Sehun.""Dan lo harus berhasil." Terdengar suara Lisa yang sedang mengancam Woojin di gudang sekolah.
Woojin tampak ketakutan, tidak tau kalau Lisa ternyata busuk di belakang.
"Gue gak mau!" Tolak Woojin.
Lisa menarik kerah baju Woojin, "lo pikirin dulu. Nyawa pacar lo bisa terancam kalau lo nolak."
Woojin membulatkan matanya. Dari mana Lisa tau cewek gue?
"Gue gak punya pacar." Balas Woojin.
"O, jadi lo nolak?." Lisa mendorong Woojin. Lisa mengeluarkan ponselnya, melihatkan foto Woojin dan pacarnya saat berjalan berdua.
Woojin kaget melihat foto itu. Dia pikir dia sudah menyembunyikan hubungan ini dengan rapat, dia bingung kenapa Lisa bisa tau.
"Lo gak perlu tau gue tau dari mana. Lo lakuin aja sesuai perintah gue." Ancam Lisa lagi.
"Lo kan dekat dengan Sehun, ngapain lo minta bantuan gue?"
"Tapi Sehun suka Sejeong!" Teriak Lisa frustasi.
Woojin kaget melihat Lisa bisa berubah kayak gini. Lisa bukan seperti yang dia kenal.
"Lo kenapa jadi gini Lis? Lo dan Sehun itu cocok, pasti Sehun bisa nerima lo."
"Udah bertahun-tahun gue dekat sama dia, tapi dia gak mau jadi pacar gue." Teriak Lisa lagi.
"Lo harus nerima itu."
"Gue gak terima. Kenapa harus Sejeong? Sejeong sudah rebut Jimin dari gue. Gue gak mau Sehun juga di rebut." Ucap Lisa sambil menangis.
"Bukan Sejeong. Tapi lo yang ninggalin Jimin."
"Gue gak peduli. Gue mau Sejeong dan Sehun pisah! Dan lo yang akan memisahkan mereka!" Ucap Lisa.
"Gue gak mau." Woojin tetap menolak.
"Pacar lo akan jadi sasarannya!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jangan lupa vote dan komen ya guys