"maafin aku, aku sangat menyesal karena gak dengar kata-kata kamu. Aku benar-benar minta maaf." Jimin memegang tangan Sejeong sambil meneteskan air mata.
"Aku mohon bangun. Aku janji akan dengarkan kata-kata kamu, aku gak akan bertengkar dengan Sehun lagi, tapi kamu harus bangun, Sejeong." Jimin meletakkan tangan Sejeong di dipipinya.
Pintu kamar Sejeong terbuka keras, Chanyeol yang melihat Sejeong terbaring di tempat tidur langsung memukul Jimin refleks.
"Lo apain adek gue? Lo jangan main-main ya! Lo bisa aja gue bunuh disini!" Ucap Chanyeol marah.
"Maaf bang. Gue emang salah, lo boleh pukul gue sepuasnya asal gue bisa tetap bisa bersama Sejeong." Ucap Jimin pasrah.
Chanyeol tambah emosi, Chanyeol menambah pukulan di wajah Jimin, "jangan harap lo bisa melihat Sejeong lagi."
Chanyeol masih tetap memukul Jimin, Sehun datang untuk menghentikannya.
"Udah bang! Disini rumah sakit, lo gak kasihan sama Sejeong? Dia butuh istirahat! Bukan pertengkaran ini." Sehun memisahkan Chanyeol dan Jimin.
Terlihat banyak darah di wajah Jimin, Sehun meminta bantuan Lisa untuk membawa Jimin agar di periksa.
"Bang, ini juga salah gue bang. Maafin gue gak bisa jaga Sejeong." Kata Sehun di luar ruangan Sejeong.
Chanyeol masih panik, "kalau adek gue gak bangun, gue gak akan maafin lo."
"Iya bang. Gue akan terima semua hukumannya." Balas Sehun sambil menundukkan kepalanya.
"Lo jangan kasih tau mama papa, dan jangan sampai tante Emi tau. Soal biaya pengobatannya gue akan bayar semua."
"Baik bang."
Chanyeol pergi ke toilet, dia membersihkan wajahnya. Chanyeol melihat dirinya di cermin, "tolol! Kenapa lo setolol itu?" Kata Chanyeol memikirkan adik satu-satunya itu.
Lisa membawa Jimin ke ruangan lain untuk di periksa. "Kenapa harus berantem? Cuma gara-gara masa lalu lo bertengkar dengan sahabat lo sendiri? Bocah!" Ucap Lisa kepada Jimin.
Jimin memalingkan wajahnya, tidak mau menatap mata Lisa.
"Kenapa? Secepat itukah cinta berakhir?" Ucap Lisa lagi.
Jimin sedikit kaget dengan perkataan Lisa, Jimin melihat ke arah Lisa.
"Gue bisa sendiri." Jimin mlepaskan tangan Lisa dari tubuhnya. Jimin berjalan sendiri. Dengan kondisinya sekarang, Jimin tidak kuat berjalan dan akhirnya dia terjatuh.
"Udah dibilang jalan rewel." Kata Lisa mengangkat tubuh Jimin dan merangkulnya.
"Dok, tolong periksa dia ya. Kalau ada apa-apa panggil saya aja, permisi." Lisa memberikan Jimin kepada dokter.
"Lis." Ucap Jimin ketika Lisa mau pergi.
"Makasih." Ujar Jimin.
Lisa tersenyum, lalu pergi ke tempat Sehun lagi.
"Gimana keadaannya? Dia sudah bangun?" Kata Lisa duduk di sebelah Sehun.
"Belum. Gue takut Sejeong gak akan bangun. Gue gak akan maafin diri gue sendiri jika hal itu terjadi." Jawab Sehun cemas.
"Lo gak usah khawatir, dia pasti bangun." Lisa memegang tangan Sehun. Sehun melihat Lisa, "lo yakin?"
"Gue yakin, lo harus yakin juga." Ucap Lisa menyemangati Sehun. Sehun membalas senyuman kepada Lisa.
1 jam, 2 jam telah berlalu. Sejeong tak kunjung bangun juga. Chanyeol melihat Sejeong tak tega terbaring di tempat tidur.
"Pasien sudah sadar." Salah satu suster yang berada di ruangan Sejeong memberi tau kalau Sejeong sudah bangun.
Semua orang bahagia mendengar kabar itu, mereka masuk ke ruangan. Sejeong tersenyum melihat mereka datang melihtnya.
"Bang Chan ngapain disini? Lo gak kerja?" Ucap Sejeong ketika melihat Chanyeol juga berada disana.
Chanyeol mendekati Sejeong, "gak ada gunanya kerja kalau adek gue sakit kayak gini."
"Gak usah sok romantis." Sejeong tersenyum.
"Udah, kalau lo udah sehat aja berantemnya." Ucap Chanyeol.
"Gimana sekarang? Kamu udah baikan?" Lanjutkan Sehun.
"Hehe. Udah dong, kan Sejeong harus kuat untuk melindungi Sehun."
"Kamu istirahat yang cukup ya, biar kita bisa main bareng lagi."
"Iya. Aku pasti cepat sehat kok."
"Dia siapa?" Ucap Sejeong menunjuk ke arah Lisa.
"Dia Lisa, teman aku." Balas Sejeong.
"Ooh, cantik ya."
Sehun menghela napas lega. Dia lega melihat Sejeong baik-baik saja dan bertingkah seperti biasa.
,
,
,
,
,
,
,Jangan lupa vote dan komen ya guys