eight

646 89 11
                                    

Annyeong! Jangan lupa vote dan komen ya..





"Beb! Sejeong! Bangun!" Jimin menepuk-nepuk pipi Sejeong. Sejeong dalam keadaan pingsan dan semua orang panik melihat kondisi Sejeong yang penuh dengan darah.

Jimin menggendong Sejeong dan membawanya ke rumah sakit.

"Udah gue ingetin jangan pakai pisau! Apa yang lo lakuin barusan? Mau mati lo?" Sehun memegang kerah baju Jinyoung, salah satu anak buah Sehun yang menusuk Sejeong barusan.

Sehun meninju wajah Jinyoung sampai babak belur. Sehun tidak terima kalau Sejeong harus kena tumbalnya.

"Sehun! Udah! Lo jangan sampai di cap sebagai pembunuh gara-gara ini." Lisa menghentikan tindakan Sehun.

Sehun tidak mendengarkan Lisa dan terus memukul Jinyoung. "Sehun! Gue bilang udah! Gak ada gunanya lo kayak gini. Pergi ke rumah sakit! Lihat Sejeong, bukan kayak gini." Lisa menghentikan tangan Sehun.

Akhirnya dengan bersusah payah Sehun berhenti. Dia terduduk di lantai, air matanya terjatuh karena sudah tidak bisa menahannya lagi. Sehun teringat janjinya, Sejeong sudah melarangnya untuk tidak berkelahi dengan Jimin, tapi Sehun mengingkari janjinya.

Sehun menyesal. Andai saja janji itu ditepatinya, Sejeong tidak akan terluka seperti ini.

Lisa membantu Sehun berdiri, mengantarkan Sehun ke rumah sakit tempat Sejeong di rawat saat ini.

Sehun menyuruh Woojin untuk membubarkan gengnya, begitupun dengan Taehyug dan Jungkook, mereka sudah pergi balik ke rumahnya.

Jimin menunggu di ruang tunggu dengan keadaan yang kacau. Panik dan rasa bersalah muncul di dalam diri Jimin. Jimin bolak-balik berjalan di sekitar kamar tempat Sejeong di periksa.

Tak lama, Sehun dan Lisa sampai di rumah sakit tersebut. Sehun melihat Jimin dari kejauhan, Sehun berlari dan meninju wajah Jimin satu pukulan.

Jimin memegang pipinya, Jimin ingin membalas pukulan itu tapi di hentikan oleh Lisa. "Kalian jangan bertengkar! Ini rumah sakit!" Lisa memisahkan mereka berdua.

Lisa membawa Sehun duduk di kursi sebelah. Lisa menghapus keringat dan air mata Sehun menggunakan sapu tangan.

"Gue bisa sendiri." Sehun mengambil sapu tangan dari tangan Lisa dan menghapus keringatnya sendiri.

Setelah satu jam menunggu, dokter yang memeriksa Sejeong keluar. Jimin, Sehun dan Lisa pergi menemui dokter.

"Dok, gimana keadaan pacar saya dok?" Ujar Jimin setengah panik.

"Pasien baik-baik saja. Hanya saja lukanya perlu di jahit beberapa. Untung saja tidak terlalu dalam lukaya, jadi tidak perlu di operasi." Balas Dokter.

"Saya boleh masuk kan dok?" Katanya lagi.

"Kalian boleh masuk satu persatu. Untuk saat ini pasien belum sadar, 1 atau 2 jam lagi di akan sadar. Permisi."

Jimin berencana untuk masuk duluan tapi di hentikan oleh Sehun. "Gue duluan!" Sehun juga ingin melihat Sejeong duluan.

"Gue pacarnya! Lo gak berhak ngatur gue." Jimin bersikeras untuk masuk.

"Gue..."

"Udah! Berhenti berantem bisa? Sehun, biar aja dia duluan masuk." Ucap Lisa menghentikan pertengkaran mereka.

Sehun terpaksa mengalah karena Lisa sudah capek melihat mereka bertengkar. Sehun juga merasa kasihan kepada Lisa yang dari tadi membantunya.

"Lo capek? Gue beliin minum." Ucap Sehun kepada Lisa di ruang tunggu.

"Gue gak capek. Lo pasti capek, dan syok banget. Gue aja yang beliin minum." Balas Lisa.

"Gak, gue aja."

"Berdua aja." Mereka pergi keluar untuk mencari minum selagi Jimin masih di dalam.

***


DUO SE (sejeong x sehun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang