Gimana? Masih kangen sama Sehun gak?
.
.
.
.
.
.
.Air mata membasahi pipi Sejeong saat ini. Terlepas dari kata-kata putus, Sejeong merasa bebannya sudah terangkat.
Bukan karena Sejeong tidak cinta Jimin lagi, tapi karena sebuah permintaan yang tidak bisa di anggapnya sepele, Sejeong harus mengorbankan cintanya.
Falshback
"Lebay banget lo bang, gak perlu bikin kayak gini juga kali." Ucap Sejeong duduk di sofa dekat Chanyeol, Sehun sudah pulang ketika sudah sampai mengantar Sejeong pulang.
"Gak ada yang namanya lebay, untuk adek gue ini bukan seberapa." Balas Chanyeol sambil mengambil sepotong roti.
"Idih... Sejak kapan lo perhatian sama gue? Apa ini efek jomblo abadi?" Ledek Sejeong sambi tertawa kecil.
Chanyeol melihat Sejeong serius. Wajah Chanyeol berubah menjadi serius.
Sejeong menelan ludah pelan, heran melihat tatapan Chanyeol yang serius kepadanya.
"Jangan serius deh bang, gue takut." Kata Sejeong mulai khawatir.
"Gue minta lo putusin Jimin." Chanyeol langsung memberikan Sejeong sebuah permintaan yang sudah diinginkannya sejak lama.
Raut wajah Sejeong berubah menjadi serius. "Loh? Kenapa? Jimin kan pacar gue." Sejeong sedikit kaget mendengar perkataan Chanyeol barusan.
"Karena dia itu pacar lo gue minta lo putusin dia." Ucap Chanyeol dengan nada menekankan.
"Gak! Gue gak mau." Tolak Sejeong.
"Kalau lo anggap gue saudara lo, lo putusin dia. Lainnya terserah lo."
"Ya tapi kenapa? Mana mungkin gue putusin dia tanpa alasan. Gue cinta dia bang." Sejeong tetap menolak.
"Gue sebagai abang lo punya alasan menyuruh lo putus sama dia."
"Ya tapi apa?"
"Lo habisin makanannya, gue masuk dulu." Chanyeol tidak memberikan alasan dan pergi ke kamarnya.
Sejeong terdiam, terpikir permintaan Chanyeol kepadanya.
Flashback end
Tok tok tok.. "Sejeong... Kamu di dalam?" Ucap sehun dari luar pintu rumah Sejeong.
Sejeong terbangun dari lamunannya. Menghapus air matanya lalu membukakan pintu untuk Sehun.
"Kamu baik-baik aja kan? Mata kamu kenapa?" Sehun langsung menyadari kondisi Sejeong saat ini.
"Gak papa, tadi lukanya cuma sakit sedikit, jadi nangis deh." Balas Sejeong.
"Benar? Sejeong gak bohongi Sehun kan?" Sehun duduk di sofa bersama Sejeong.
"Enggak. Sejeong gak bohong." Ucap Sejeong.
"Kalau gak bohong kenapa matanya kedip-kedip?" Sehun sudah tau kalau Sejeong berbohong kepadanya dari mata Sejeong. Setiap kali matanya berkedip cepat, pasti Sejeong sedang berbohong.
"Iya, Sejeong jujur Sejeong bohong." Akhirnya Sejeong mengakuinya.
"Sejeong kenapa bohongi Sehun? Sejeong ada masalah? Sejeong cerita sama Sehun."
"Sebenarnya Sejeong tadi putusin Jimin."
Sehun sedikit kaget, "kenapa? Kok tiba-tiba Sejeong putusin dia? Kan Sejeong cinta banget sama dia."
"Iya tapi bang Chanyeol minta Sejeong putusin dia."
"Kenapa?"
"Gak tau, bang Chanyeol gak kasih tau alasannya. Bang Chan ancam Sejeong kalau gak putusin dia Sejeong gak jadi adeknya lagi... Hiks hiks hiks, Sejeong kan jadi sedih. Sejeong bingung harus lakuin apa, Sehun bantuin Sejeong ya. Ngomong sama banh Chan kalau Sejeong cinta banget sama Jimin." Sejeong menyandarkan kepalanya ke pundak Jimin.
"Sehun gak bisa bantuin Sejeong. Kalau Sejeong cinta Jimin, Sejeong harus perjuangan dia. Apapun yang bang Chan minta, Sejeong harus bisa meyakinkan dia kalau Sejeong cinta Jimin tulus."
"Iya tapi bang Chan gak percaya Sejeong, dia pikir Sejeong cuma main-main."
"Sejeong gak boleh nyerah, kalau Sejeong mau, pasti bisa. Coba aja dulu."
"Enggak mau... Sejeong takut, nanti bang Chan marah dan gak anggap Sejeong adeknya lagi." Sejeong menangis di pundak Sehun.
"Trus, Sejeong mau Sehun harus gimana? Sejeong mau jadi pacar Sehun?"
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote dan komen ya..