Yok ayok vote yokkkkkk...
Happy reading
Navee POV
Nasib banget punya dosen cakep, sexy, idola, populer tapi kejam sama pelit nilai. Bisa-bisanya banyak banget yang idolain itu dosen rese satu. Sumpah demi apapun gue gak bakal kayak yang lain yang selalu mengagung-agungkan dia. Dasar lampir.
Gila yah tuh dosen, Cuma karena gue gak masuk tiga hari, dikasih tugas tambahannya gak wajar banget..
Ya loe pada bayangin, masa dia minta di temenin kearisan sosialitanya. Wtf gak sih menurut kalian.
Gak tau apa ada yang lebih penting, tugas gue banyak choy. Tugas gue bukan Cuma tugas dia doang masih ada tugas dari dosen lain. Tau sendiri mahasiswi sama tugas itu gak mungkin LDRan kayak loe sama gebetan.
Satu tugas dosen aja bikin pusing lah ini dosennya yang bikin pusing. Ya Allah Navee pengen nyelem aja rasanya di Bath up. Untung gue jomblo, coba kalo punya pacar, bisa-bisa pacar gue cemburu gue bercumbu sama dosen, eh salah maksudnya sama tugas dari dosen.
Sehat-sehat dah ini otak minimalis gue, semoga gak meledak apalagi error sebelum waktunya. Tau sendiri tugas tuh suka habis satu tumbuh seribu, kek jerawat membandel yang harus digosok pake abu gosok.
Dengan entengnya dia bilang “nanti kamu temenin saya keacara arisan sosialita saya”.
Hellow dikira gue kacung apa, mau nolak tapi udah diancem duluan. Duh payah gue, kalah sebelum berperang kalo gini caranya mah.
Ya Allah kenapa juga gue harus diajar dia orang lagi. Cukup nilai gue minim disemester dua, gak lagi-lagi disemester 6 ini.
Kalo yang lain demen banget diajar dia, beda kalo gue sama geng gue. Gak mau dah ketemu itu anakan simpanse satu. Heran juga sama yang ngidolain dia, emang sih doi cakepnya gak ketulungan, kulit putih kek plastik es, idung kek perosotan paud. Kaya pula liat aja mobil merek kudanya yang kalo parkir suka paling depan.
Tapi anehnya dia sangar, killer, jutek mana mukanya lempeng banget kayak jalan tol lintas Sumatera. Mana kalo ngomong sama gue matanya suka di belo-beloin padahal mah matanya minimalis alias sipit.
**
“muka bete banget Nav”.
Aku hanya mendengus melihat Malvin duduk disampingku.
“lagi bete gue bang” aduku.
“kenapa?”.
“tuh si medusa, ngasih tugas gak logis”.
Bang Malvin hanya tertawa “kenapa lagi dia?”.
“tau ah bete gue, gak mau bahas dia”.
Bang Malvin hanya mengacak rambutku. Dia memang sangat senang mengacak rambutku.
“loe nanti malem ke kafe kagak?”.
Aku menggeleng lemah “ada tugas dari dosen kesayangan gue bang”.
“oh yaudah kalo gitu”.
Kurang bersyukur apa punya boss kayak ini orang satu. Udah ganteng, baik, perhatian dan pengertian pula sayangnya masih jomblo.
“Naveena”.
Aku dan bang Malvin menoleh. Kulihat orang yang baru saja aku bicarakan berdiri tak jauh dari tempatku dan bang Malvin. Bang Malvin mengelus tanganku saat aku beranjak.
“iya Miss” ucapku.
“ayo ikut saya!".
Aku hanya mengangguk, aku menoleh ke bang Malvin dan dia hanya mengangguk dengan senyum lebar.Sialan emang.
“kamu bisa nyetir kan?” ucapnya dan berjalan kearah parkiran kampus.
“bisa miss”.
“kamu yang nyetir” aku menerima kunci yang ia berikan.Kulirik mobil mewah berwarna merah didepan sana. Merek kuda.
Ini jadi supir nih gue.
Dia sudah duduk manis dikursi penumpang, dan aku mulai menjalankan mobil yang siap aku kendalikan hari ini. Aku meliriknya yang sibuk bermain ponsel.
“kita mau kemana Miss?”.
“kerumah saya”.
Aku hanya mengangguk. Dia sesekali berbicara untuk menjelaskan tentang arah rumahnya yang ternyata ada didaerah Menteng.
“Miss nyalain musik boleh enggak, sepi soalnya kayak lagi mengheningkan cipta” ucapku.
Dia hanya mengangguk singkat.
Bisu atau apa sih Cuma ngangguk-ngangguk doang. Kalo Cuma angguk-angguk gitu anjing juga bisa.
Entah sudah berapa kali aku menghujatnya hari ini. Ternyata punya dosen yang kelakuannya ajaib kayak gini bikin darting, awas aja kalo pembuluh darah gue pecah gara-gara dia.
Becanda sayang. Amit-amit.
Tanganku bergerak memutar musik yang tersambung dengan bluetooth ponselku. Setidaknya suara musik melenyapkan keheningan ini.
Aku menghentikan mobil disebuah rumah mewah. Sangat mewah dan besar. Rumahnya saja ditopang oleh pilar-pilar besar.
“ayo turun” ajaknya.
Aku mengangguk dan mengikutinya.Lihatlah lantai rumahnya saja dari marmer. Jenis-jenis orang kaya yang mandinya pake duit.
Dia membuka pintu rumahnya yang besar itu dan aku juga terkagum melihat interior yang tak kalah mewah didalam sana.
“tutup mulut kamu”.
Aku refleks menutup mulutku yang memang terbuka. Shit malu-maluin harga diri aja Nav. Kulihat ia terkekeh, dan sangat menyebalkan.
“baru pulang kak”.
Aku dan Miss Carlene terdiam saat suara disana menyapa. Aku terkejut saat melihat sosok pemilik suara itu.
What the fuck!!!!!!.050220
KAMU SEDANG MEMBACA
YMGY
Teen Fictioncerita gxg yang gak suka menyingkir Tentang Naveena yang disukai banyak orang, entah pada siapa hatinya berlabuh..pada Laura sahabatnya yang memang dia cintai atau pada dosen killernya yang semakin lama semakin membuatnya penasaran. Homophobic gak u...