Sejak jam perkuliahan di mulai, Navee tak bisa menahan rasa kantuknya, beberapa kali ia menguap lebar. Jika saja ini bukan mata kuliah dari dosen yang ia cap menyebalkan, mungkin ia sudah merebahkan kepalanya di atas meja dan melanjutkan tidurnya. Tapi angan hanyalah angan, dia tak mau kembali bermasalah dengan Carlene yang sudah mencapnya jelek sejak semester dua.
Navee hanya menatap malas-malasan penjelasan yang disampaikan oleh dosennya yang terkenal killer itu. Rasa kantuk yang sangat, membuat kepalanya sedikit pening.
“aku ngantuk banget” rengek Navee berbisik pada Laura.
Laura yang sedang memperhatikan dosen, mengalihkan tatapannya sejenak pada Navee dan mengelus tangan Navee yang berada diatas meja. Laura kembali menatap kedepan, namun tangannya masih menggenggam lembut tangan Navee. Perlakuan kecil Laura mampu membuat Navee sangat senang.
Carlene menerangkan beberapa materi tentang mata kuliah yang ia ajarkan, tentang peningkatan kualitas sumber daya manusia. Matanya terus bergerak ke seisi kelas, mencari mahasiswa yang tak benar-benar mendengarkan materi yang ia sampaikan.
Ia mendengus malas saat matanya melihat Navee menguap beberapa kali.
“saudari Naveena, saya perhatikan sejak tadi kamu menguap terus. Kamu ngantuk?” tanyanya dengan dingin.
Navee langsung duduk tegap saat dosennya mengatakan itu “maaf Bu” ucapnya.
Seluruh pandangan mata tertuju padanya.
Sialan, kena lagi aja gue.
“saya sudah bilang gak suka di panggil Ibu. Panggil saya Miss. Kalian mengerti”.
“MENGERTI” koor seluruh mahasiswa.
Salah lagi aja gue, amsyong.
“iya Bu, eh Miss maaf” ucap Navee.
Dalam hati dia terus mengucapkan sumpah serapah untuk dosennya itu, rasanya ingin sekali dia mempercepat waktu agar dosen yang menurutnya menyebalkan itu tak lagi mengajar dikelasnya.
“kamu sekarang cuci muka, saya gak suka liat wajah kusut kamu” perintah Carlene.
Dengan malas Navee bangun dari duduknya dan berjalan keluar dengan malas. Teman-temannya yang lain hanya menatap iba pada sahabatnya itu.
Navee berjalan lambat di koridor menuju toilet, dia sengaja memperlambat waktu karena malas dengan Carlene.
“dia punya dendam kesumat banget kali yah sama gue, apa-apa salah mulu gue” gerutunya.
“weh dek ngapa muka loe kusut banget, mana misuh-misuh gue perhatiin dari tadi”.
Navee hanya melirik sinis pada lelaki yang tiba-tiba saja datang entah dari mana.
“buset lirikannya, ngapa sih loe?” ucapnya lagi.
“diem bang gue lagi kesel ini”.
“ngapa sih cerita sama gue!”.
Naveena berhenti dan menatap pria jangkung didepannya lalu mendesah lemah “kesel gue sama dosen gue”.
“siapa emang?” tanya Malvin.
Malvin adalah kakak tingkat Navee.
“tuh si dosen idaman satu kampus”.
“yailah dapet dia lagi aja loe dek, kasian amat” ledek Malvin.
Navee memberengut kesal lalu meninggalkan Malvin “yailah gitu aja ngambek”.
Malvin tak mengejar dan membiarkan gadis yang sudah dia anggap sebagai adiknya itu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
YMGY
Novela Juvenilcerita gxg yang gak suka menyingkir Tentang Naveena yang disukai banyak orang, entah pada siapa hatinya berlabuh..pada Laura sahabatnya yang memang dia cintai atau pada dosen killernya yang semakin lama semakin membuatnya penasaran. Homophobic gak u...