18

5.8K 689 204
                                    

Vote and komen slur

Happy Reading


Laura POV

Aku memandang wajah gadis yang sudah sejak lama mencuri hatiku. Dia adalah gadis dan termasuk orang pertama yang aku cintai dengan begitu dalam. Aku tak bisa berhenti tersenyum melihat wajahnya yang berkeringat karena memakan rujak yang sangat pedas.

Aku merengek ingin makan rujak, namun pada akhirnya aku memintanya yang memakan itu karena tiba-tiba saja aku tidak mau memakannya. Walaupun sempat kesal dia tetap memakan rujak pedas itu.

Aku mengambil tissue dari atas meja dan mengelap wajahnya yang berkeringat.

"makasih" ucapnya singkat dengan wajah yang terlihat kepedasan.

Aku meraih gelas yang berisi air putih dan menyimpan dihadapannya.

"gak usah dihabisin, nanti kamu sakit perut" ucapku.

"tapi ini enak Ra, mata aku jadi melek banget" balasnya yang masih memakan potongan demi potongan buah dari rujak ulek tersebut.

"sayang, kalo gak kuat jangan dipaksa ya".

Dia hanya mengangguk. Tak berapa lama, dia berhenti memakan makanan pedas itu dan menatapku dengan tatapan sedikit sebal.

"dasar Cuma maunya doang, gini ya kalo fase ngidam" ucapnya.

Aku mengangguk "iya, maaf ya sayang" kuelus pipinya yang gembil itu.

Dia meraih tanganku dan menggenggamnya "its oke, demi dede utun" ucapnya.

Aku tersenyum, bersyukur dalam hati dia masih bersedia menerimaku yang sudah kotor ini. Aku kadang bingung, apa sebenarnya hubungan kami.

Akan aku ceritakan mengapa aku harus memilih David sebagai kekasihku. Ya salah satu alasannya adalah menjadikan David sebagai tameng untuk menyamarkan perasaanku pada Navee. Aku tak mau dianggap seorang wanita aneh yang mencintai sesama wanita sejenisku. Walaupun aku menjalin hubungan dengan David, tak sedikitpun perasaanku hilang untuk Navee, semakin aku berusaha membuang perasaanku maka semakin besar pula rasa yang ada untuknya.

Aku mencintainya namun aku pula yang menyakitinya. Kadang aku merasa sangat berdosa melukai hatinya karena kelakuanku, tapi percayalah aku tak bermaksud seperti itu. Aku hanya ingin ia tak terjebak dalam hubungan yang tak akan pernah diterima oleh masyarakat ini.

Beberapa tahun aku sengaja menyimpan rapat-rapat tentang perasaanku. Menelan pahitnya luka setiap kali Navee didekati oleh senior atau junior yang menyukainya. Tak menampik banyak sekali yang menyukainya.

Aku selalu menyembunyikan rasa cemburuku dibalik ekspresi dinginku padanya. Namun kini aku menyesal, aku tak lagi bisa menyembunyikan atau menahan perasaanku lagi padanya. Aku ingin dia tahu bahwa aku mencintainya. Tapi disaat aku mulai berani, aku sadar aku tak lagi pantas untuknya.

Aku bukan Laura yang sempurna lagi. Aku hanya gadis yang sudah dinodai oleh pria brengsek yang kukira bisa membantuku. Aku juga sudah dengan kondisi yang berbeda, ada seorang calon bayi yang kini tumbuh diperutku.

"Ra..hei kok ngelamun" aku terkesiap saat ia melambaikan tangan dihadapanku.

Aku menggeleng lemah "kenapa?".

YMGYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang