21

6.1K 754 232
                                    

Vote and komen lur

Gak nerima komen yang nyuruh double up atau up cepet dikira nulis gampang apa😡😡😡.




Gue up next part kalo vote sampe 430an







Happy Reading

Hubungan Navee dan Carlene belum juga membaik, Navee masih kesal dengan dosennya itu begitupun dengan Carlene yang tak bisa berbuat banyak untuk memperbaiki hubungannya dan Navee.

Setiap kali dia ingin berbicara berdua dengan Navee, selalu saja ada pengganggu entah itu teman-teman Navee atau mahasiswa yang lainnya.

Saat ini Carlene hanya bisa menatap Navee dari kejauhan yang sedang mengobrol bersama Malvin dan juga Sharon dipinggir lapangan basket seperti beberapa hari lalu. Dia tak tahu kemana Laura yang biasanya selalu menempel pada Navee seperti ulat dipohon kedongdong.

Tak sadar Carlene ikut menarik bibirnya keatas saat melihat Navee tertawa riang bersama kedua temannya itu, entah apa yang tengah ketiga anak muda itu bicarakan namun bagi Carlene pusat perhatiannya hanya pada gadis berambut hitam panjang yang memancarkan auranya sendiri.

Tak lama senyum itu berganti rasa kesal saat melihat Navee yang tanpa canggung merebahkan kepalanya dibahu tegap Malvin dan tangan pria itu yang mengusap kepala Navee tanpa rasa canggung. Rasanya Carlene ingin sekali mematahkan tangan pria yang sudah berani menyentuh miliknya.

Tangannya mengepal sembari melontarkan cacian demi cacian yang terlontar melihat pemandangan tak mengenakan hati didepan matanya.

“sakit kan loe liat pemandangan itu, makanya gerak”.

Carlene menoleh cepat saat suara yang tak asing mampir ditelinganya, dia mendengus melihat Anya sudah berdiri dibelakangnya dengan senyum polos tanpa dosa.

“kapan loe masuk?”.

“udah dari loe kesel liat kesayangan loe dielus-elus sama si cakep Malvin” jawab Anya.

Carlene hanya mendengus dan kembali menatap kedepan, dimana Navee masih berada dipinggir lapangan namun sudah tak bersama Malvin dan Sharon yang kini tengah bermain basket. Navee hanya bersorak menyemangati teman-temannya saja dan menjadi penonton setia.

“gak mau gerak? Keburu loe ketikung anak murid loe sendiri Car” ucap Anya kesal karena menurutnya sahabatnya ini sangat lambat dalam mendekati seseorang.

“dia itu beda Nya, gak kayak cewek lain yang mudah ditaklukin” dengus Carlene menatap tajam pada Anya.

“wow special dong yah mahasiswi loe yang ini, biasanya mereka yang nawarin diri lah ini loe yang nyari setengah mati” ledek Anya.

“makanya kata gue juga susah, ditambah ulah David yang bikin masalah sama geng mereka ya makin-makin aja dia cap gue jelek” desah Carlene lalu duduk disofa dan diikuti Anya.

“lagian adek loe juga keterlaluan sih, maennya kejauhan”.

Carlene hanya mengangkat kedua bahunya dan menyandarkan tubuhnya disandaran sofa. Dia sudah tahu kelakuan David yang menghamili Laura dan juga memukuli Laura. Saat itu dia sangat marah besar pada David, bahkan sampai saat ini dia masih tak mau berbicara pada adik semata wayangnya itu.

Dia mengecam kelakuan David yang bisa saja membunuh anak gadis orang.

“gue gak ngerti kenapa David bisa kayak gitu” lirih Carlene mengusap wajahnya.

“tapi ya Car, kalo gue liat waktu di café kayaknya Navee sama pacar adek loe itu saling suka deh” tebak Anya.

“gue udah tau”.

YMGYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang