16

6.3K 724 142
                                    

Vote atuh dulurs






Happy reading





Navee terdiam mendengar pernyataan Laura.

Apa harus sekarang.

“Nav” panggil Laura lagi.

“Ra, aku..aku”.

Tokk tokk tokk

Ucapan Navee terpotong karena ketukan pintu. Mereka mendesah kesal pada siapapun yang ada diluar sana. Laura beranjak dan berjalan kearah pintu kamarnya.

“maaf non dibawah ada mas David” ucap pembantu Laura.

Laura terdiam, dia sangat takut mendengar nama David.

“bilang dia bi, Laura gak mau ketemu dia” ucap Navee yang sudah berdiri dibelakang Laura.

“Nav” Laura berbalik.

“tenang ada aku ya” Navee menggenggam tangan Laura yang dingin.

Ini adalah kondisi setiap kali Laura ketakutan. Dan Navee tak akan membiarkan Laura ketakutan.

“baik non, bibi permisi” pamit wanita paruh baya itu.

“aku takut” lirih Laura.

Bayangan bagaimana David memukulnya membabi buta membuat Laura trauma. Dia sangat ingat dengan jelas bagaimana David menampar, menonjok, menendang tubuhnya dengan emosi yang membabi buta. Kilatan amarah David masih terbayang olehnya.

Saat itu David seolah sengaja memukulnya agar anak yang ia kandung bisa musnah dan ia mengalami keguguran, namun sepertinya Tuhan sangat baik padanya menjaga makhluk kecil yang ada diperutnya ini.

Andai malam itu Navee tidak datang mungkin saja dia bisa mati tanpa ada seorangpun yang tahu akan keadaannya.

“ada aku Ra” Navee menarik Laura dalam pelukannya dan mengajak Laura untuk kembali masuk kedalam kamarnya.

Navee mengepalkan tangannya dengan erat, jika mengingat David dia ingin sekali menghajar wajah pria itu.

“aku gak mau ketemu cowok brengsek itu lagi Nav” racau Laura dipelukan Navee.

“aku tau sayang, aku tau. Kamu tenang ya ada aku” ucap Navee menenangkan.

Laura akhirnya bisa tenang dalam pelukan Navee. Bahkan gadis itu tertidur didada Navee.

“dia tidur” gumam Navee.

Navee membaringkan tubuh Laura dengan perlahan. Tangannya mengusap wajah Laura yang masih terdapat sisa-sisa lebam diwajahnya. Dia menatap sedih pada paras yang biasanya selalu cantik itu. Navee menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh Laura.

Baru saja akan beranjak, tangan Laura menahannya “jangan pergi” lirihnya.

Navee menggeleng “aku Cuma mau ke kamar mandi aja” ucap Navee.

Laura mengangguk lalu kembali memejamkan matanya. Navee tersenyum lalu memberikan ciuman dikening Laura sebelum beranjak kekamar mandi. Dia harus segera bersiap untuk ke kafe malvin.

**

Berat bagi Navee meninggalkan Laura, namun dia harus pergi karena dia juga harus bekerja. Navee sudah sampai di kafe milik Malvin. Dia menyapa beberapa teman kerjanya yang memang dia sudah kenal semua.

“baru dateng loe Nav, kemana aja?” tanya Aldo salah satu teman kerjanya.

“biasa sibuk kuliah gue bang” jawab Navee.

YMGYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang