5

6.9K 805 104
                                    

Jangan lupa vote and komen

Tak disangka dan tak pernah diduga sebelumnya oleh Navee, jika Carlene akan menemaninya manggung malam ini. Navee melirik Carlene yang sudah duduk disudut kafe ditemani hot chocolatte sedangkan dia berada di tempat yang berbeda tengah mengobrol dengan Jasmeen.

“jadi dia siapa?” tanya Jasmeen penasaran.

“dosen gue kak, tadi ujan terus dia nawarin tebengan” jawab Navee.

Jasmeen melirik Carlene yang tampak bukan seperti dosen karena terlihat sangat muda dan pakaiannya yang terlihat sangat modis. Carlene bahkan terlihat seperti mahasiswa seperti Navee.

“enak ya punya dosen muda kayak gitu”.

“enak apaan, gue malah gak demen kak” ucap Navee.

Jasmeen mengangkat satu alisnya “kenapa?”.

“pelit nilai” bisik Navee.

“loe nya aja kali bego”.

“gue pinter, IQ gue bahkan gak jongkok kak”.

“hmm percaya. Udah sana loe naik, udah banyak tamu”.

“oke gue naik ya boss” ucap Navee lalu berjalan kearah panggung kecil dimana biasa ada live music.

Carlene menyaksikan bagaimana penampilan Navee. Gadis muda itu walaupun hanya menggunakan kaos longgar dan jeans saja sudah cantik dan menarik. Navee seolah punya daya tarik sendiri. Wajah Navee begitu cantik dan manis secara bersamaan, membuat siapapun yang melihatnya tak akan bosan.

Tepuk tangan menggema riuh setelah Navee menyelesaikan satu lagu yang ia nyanyikan. Ia tersenyum senang menerima respon baik dari para pengunjung.

Matanya beralih pada Carlene dan tersenyum tipis yang dibalas senyuman juga oleh Carlene.

Saat di pertengahan lagu selanjutnya, mata Navee tak sengaja melihat Laura. Dia tak menyangka jika Laura akan dateng ke kafe malam ini, Laura juga tak menghubunginya seharian ini.Navee melambaikan tangannya pada Laura dan tentu Laura membalasnya disertai senyuman kecil.

Setelah menyelesaikan dua lagu, Navee turun dari panggung dan menghampiri Laura, namun langkahnya terhenti saat David lebih dulu datang menghampiri Laura. Senyum Navee luntur begitu saja. Laura menatap Navee dengan perasaan bersalah.

Navee berjalan perlahan kearah Laura dengan senyum terpaksa dia menyapa dua orang itu.

“hai Ra, Dav” ucap Navee.

“suara loe bagus” puji David.

thanks” balas Navee singkat.

Laura menatap Navee dengan tatapan yang sulit diartikan “aku dateng sama David, kebetulan tadi lewat sini”.

Navee hanya mengangguk. Tak disangka Carlene menghampiri mereka dan membuat Laura dan David terkejut melihat keberadaan Carlene.

“malam Miss” sapa David.

Carlene hanya mengangguk.
“kamu sudah selesai?” tanya Carlene pada Navee.

Laura menatap bingung pada Carlene dan juga Navee.

“Miss kesini sama Nav?” tanya Laura akhirnya.

“iya tadi Miss Carlene yang nganterin aku pulang kesini” jawab Navee.

“kok bisa, kenapa gak bareng aku aja tadi” ujar Laura tak suka.

“kan kamu udah pulang duluan sama David, terus ada Miss Carlene yang baik hati mau nganterin aku. yaudah soalnya tadi ujan deres” jawab Navee.

“eum Naveena, ini sudah malam bisa kita pulang?” Carlene melihat jam dipergelangan tangannya.

Navee juga melihat jam ditangannya lalu mengangguk, dia juga merasa tak enak jika harus terus menyusahkan dosennya itu.

“yaudah Miss, saya keatas dulu mau ketemu temen saya, Miss duluan aja ke mobil nanti saya nyusul” ujar Navee.

Carlene hanya mengangguk dan berpamitan pada Laura dan David.
“kalian jangan pulang malam-malam” nasehatnya lalu beranjak dari kafe.

Navee juga ikut pergi karena dia harus bertemu dengan Jasmeen. Laura tak mengerti keadaan apa yang sedang terjadi dan kenapa Navee bisa dekat mendadak dengan dosennya itu. Laura juga tak bisa menahan kepergian Navee, seolah ada tangan yang melarangnya untuk mencegah Navee pergi.


**

Navee sudah kembali menemui Carlene yang sudah menunggu didalam mobil.

“udah semua?”.

“sudah Miss”.

Carlene menjalankan mobilnya untuk mengantar Navee pulang ke kosannya.

“kamu tinggal sendiri di Jakarta?” tanya Carlene memulai obrolan.

“iya Miss, keluarga saya semua di Bandung” jawab Navee.

“orang tua kamu disana juga berarti?”.

“orang tua saya sudah meninggal Miss” jawab Navee.

Carlene menoleh dan merasa tidak enak pada Navee “maaf, saya gak tau”.

“gak papa kok Miss santuy aja” ujar Navee.

“jadi kamu kerja buat biayain diri sendiri?”.

“iya Miss, kan biaya hidup di Jakarta gak murah apalagi biaya kuliah”.

“kenapa gak ngajuin beasiswa?”.

“saya gak pede Miss kan saya bego gak pinter” jawab Navee merendah.

Siapa yang tidak tahu kecerdasan seorang Naveena yang memiliki otak cerdas.

“merendah huh!”.

Navee tertawa renyah mendengar sindiran halus dosennya “kan Miss tau nilai saya di matkul Miss jelek berarti saya gak pinter kan” sindir Navee.

“karena kamu gak ada etika sama saya”.

“idih missnya aja baperan kayak anak abege”.

“enggak baper tapi saya kesel sama mahasiswa model kayak kamu”.

“emang saya kenapa miss, saya alim-alim aja tuh”.

“iya alim, anggota lima monyet”.

“buset lisan Miss tolong!”.

“kamu emang ngeselin ya”.

“ngaca atuh Miss tah gede tah kaca”.

“kamu berani sama saya?”.

Navee nyengir bodoh “engga atuh Miss, becanda tong marah”.

“tong sampah”.

“bahasa sunda Miss tong tuh artinya jangan”.

whatever”.

“balik ke mode judes, amsyong saya Miss”.

“kamu bawel banget sih”.

“emang Miss, udah bawel cantik lagi”.

“pede banget kamu”.

“ya harus dong Miss. Siapa yang mau muji diri sendiri selain kita”.

“kasian gak ada yang muji yah”.

“iya saya mah apa atuh, gak kayak Miss yang populer banget”.

“oh jelas saya mah”.

“sombhong amat”.

“sombong itu harus biar gak diinjek-injek”.

“gak boleh sombong kata Allah juga itu perbuatan setan”.

“jadi kamu bilang saya setan”.

“atuh enggak Miss, eh salah mulu ari aing teh ngomong sama maneh” dengus Navee.

“gak usah pake bahasa begitu pusing saya gak paham”.

“gugel lah Miss jangan norak”.

“kamu mau nilai kamu saya kasih D ngehina saya”.

“ya Allah Miss becanda, ampun da aing mah. Sensian banget kek pantat bayi”.

Carlene tertawa kecil, dia senang menggoda mahasiswinya ini yang ternyata tidak semenyebalkan yang dia kira. “maaf, saya juga becanda”.

“alhamdulillah wa syukurillah gak jadi nilai saya jelek”.

“saya kasih kamu C lagi kalo kamu tetep berulah dikelas saya kayak semester dua”.

“ancamannya Miss jahat banget”.

“makanya nurut sama saya”.

“iya Miss, da aku mah udah jadi anak nurut”.

good girl” Carlene menepuk-nepuk kepala Navee yang membuat Navee memberengut kesal.

Setidaknya kejadian hari ini membuat mereka merubah persepsi tentang satu sama lain.

“makasih Miss udah repot-repot nganterin sampe nungguin saya kerja. Mau ngajakin mampir udah malem banget” ucap Navee dibalik pintu mobil.

Carlene hanya mengangguk “sama-sama, saya senang bisa nemenin kamu hari ini”.

Navee tersenyum kecil dan berdiri tegak “makasih lho Miss, saya juga seneng ditemenin dosen populer”.

“saya pulang kalo gitu sudah malam”.

“baik Miss, hati-hati”.

Kaca mobil ditutup, Navee melambaikan tangannya saat mobil mulai berjalan menjauh. Navee berbalik dengan senyum kecil di bibirnya.

Not bad lah dosen gue.

“Naveena” panggil seseorang.

YMGYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang