05 : Be The One Who I Need

453 65 5
                                    

"I’m gonna have something with you"


*

*

*

Ada kalanya dimana Renjun merasa gagal menjadi seorang dokter. Saat ia tidak bisa menyelamatkan nyawa yang seharusnya menjadi tanggung jawab sebagai seorang dokter. Renjun merasa dirinya tidak berguna dan menjadi seorang pembunuh begitu melihat keluarga pasien yang menangis histeris begitu mendengar operasinya tidak berjalan lancar. Bukankah kehilangan orang terkasih itu menyakitkan? Renjun memang tidak pernah merasakannya. Karena dari bayi ia tinggal di panti. Tetapi melihat keluarga pasien yang menitikan air mata. Hatinya ikut merasakan rasa sakit itu.

Seperti sekarang, ia menangani seorang gadis muda yang mengalami kecelakaan tunggal. Awalnya operasi berjalan lancar sampai akhirnya terjadi kegagalan jantung sehingga nyawanya tidak terselamatkan. Ia melihat data pasien masih berusia tujuh belas dan Tuhan sudah memanggilnya. Mungkin karena Tuhan terlalu sayang padanya. Jadi lebih baik dia menemani Tuhan disana dan mendapat kebahagian yang lebih indah.

Renjun menutup jurnalnya, menghela panjang sebelum menata hatinya kembali. Ia duduk termenung di ruangannya, menatap ke arah luar jendela. Hujan rintik. Tiba-tiba kelebat bayangan Sue menghampirinya. Ia jadi kepikiran. Sekarang gadis itu dimana? Apa yang sedang dilakukannya? Apa dia sedang membuat masalah lagi? Kepala Renjun menggeleng pelan.

Bibirnya menyunggingkan seulas senyuman getir. Sebenarnya jika di pikir-pikir Sue gadis yang beruntung terlepas dari tidak punya uang dan pengangguran. Dia masih bisa bernapas di dunia ini. Menjalani hari, bertemu dengan banyak orang. Mencoba sesuatu yang baru, gagal, tapi berjuang kembali. Setidaknya dia masih hidup.

Ya hidup?

Tapi gadis itu sama sekali tidak mensyukurinya. Ia hanya terus mengumpat pada Tuhan yang tidak pernah adil padanya. Mengatakan jika dirinya tidak beruntung dan semua karena ulah Tuhan yang tidak sayang padanya. Sue kecewa pada Tuhan. Kenapa disaat semua orang merasakan bahagia, Sue malah ketiban sial terus? Apa coba namanya kalau bukan tidak adil?

Dug!

Sue menendang mesin penjual minuman otomatis yang baru saja menelan uangnya mentah-mentah. Itu koin terakhir yang Sue miliki dan dengan tidak tahu dirinya si mesin penjual minuman malah mengambil koinnya. Tanpa timbal balik. Sue mengumpat segala macam kalimat tidak pantas sambil terus menendang mesin tidak bersalah itu. Pokoknya, Sue harus mendapatkan minumannya atau paling tidak kembalikan koin berharganya.

"Eeeerrrgggh!" Geram Sue. Ia memasukan tangannya ke dalam lubang tempat keluar minuman, merogoh ke dalamnya barangkali saja nyangkut. Tapi tidak ada hasilnya. Sue merasa frustasi.

"Stupid, ngapain disitu?"

Sue terperanjat dan sontak menolehkan kepalanya ke sumber suara tak asing itu. Benar saja. Hwang Renjun. Pria itu berdiri tidak jauh darinya dengan pakaian casual. Sebelah tangannya membawa kantong plastik. Rambutnya terlihat messy. Seperti orang mabuk di mata Sue. Namun masih tampan tentu saja 😋

Senyuman Sue terkembang, "Juuuun!"

Ia berlarian kecil ke arah Renjun. Sumpah, di mata Renjun, Sue sudah seperti anak anjing yang ketemu sama induknya. Lucu sekaligus menggemaskan.

"Kebetulan banget," katanya.

"Ngapain kamu? Mau maling?" Dagu Renjun mengendik pada mesin minuman yang barusan menjadi korban keganasan Sue Park.

"Mesin itu yang maling," Sue jadi kesal lagi begitu mengingat koin terakhirnya.

Renjun berdecak, "Ya udah. Kamu kan gak ada kerjaan nih. Mending temenin aku minum aja," Renjun mengangkat kantong plastik yang dibawanya.

Renjun | CHOCO X LATTE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang