10 : Got You!

451 60 0
                                    

Vote dan komen jangan lupa

*

*

*

Katanya sih ini yang namanya jatuh cinta. Di saat jantung kamu berdebar lebih cepat dari biasanya. Padahal tidak sedang lari marathon. Atau saat pipi kamu tiba-tiba menghangat padahal cuaca tidak sedang terik. Atau bingung mau melakukan apa saat tiba-tiba dia menatap kamu lurus-lurus. Seakan tidak ada objek lain yang lebih menarik. Atau selalu memimpikan dia disetiap malammu sehingga tidur jadi lebih nyenyak dan berakhir kesiangan.

"Lagi?!" Dan Renjun tidak pernah meninggalkan wajah galaknya di rumah bahkan di hari minggu yang cerah. Tapi tidak secerah hati Sue karena pasti setelah ini dia akan mendapat ceramah panjang dari seorang Hwang Cerewet Renjun. Bayangkan dia harus mendengarkan ocehan Renjun selama lebih kurang dua puluh menit.

"Gak malu apa tiap hari telat," sembur Renjun setelah Sue duduk di sebelahnya. Pria itu langsung menghidupkan mesin mobilnya.

Wajah Sue masih keliatan mengantuk. Sesekali ia menguap lalu melirik Renjun, "Ya gimana. Aku udah tidur lebih awal. Tapi masih aja bangun kesiangan."

Decakan malas keluar dari bibir Renjun, "Aku bunyiin bel rumah kamu sampe berapa kali coba. Sampe pegel tau gak! Lagian kenapa juga password-nya di ganti?"

"Aku kan udah bilang gak usah pake acara nganter segala," Sue rasanya ingin menutup telinganya pake earphone. Tapi terkesan tidak sopan karena Renjun masih lanjut ngomel.

"Kalo aku gak dateng yang ada kamu baru bangun jam satu siang," muka juteknya kelihatan sekali.

Sue meringis, "Iya deh. Besok-besok gak bakalan kesiangan."

"Besok jam lima pagi aku bangunin lewat telpon. Biar gak telat lagi."

Sue menatap Renjun horor, "Jam lima?"

"Iya kenapa?"

Sue hanya menggeleng. Tidak mau melawan Renjun kalau mau omelan pria itu berhenti. Ia memilih bungkam. Melihat Sue yang diam saja setelah aksi marah-marahnya, Renjun jadi sedikit merasa bersalah. Pria itu menghela lalu meraih bungkusan yang terletak di dashboard mobilnya.

"Nih," Renjun meletakan bungkusan itu di atas pangkuan Sue.

"Apaan?" Sue membuka sedikit bungkusan plastik itu dan melihat isinya ada dua roti lapis dan juga sebotol susu.

"Pasti kamu belum sarapan kan. Cepet dimakan."

Sue menatap Renjun yang masih fokus menyetir. Senyumannya terbit. Tadi marah-marah. Terus tiba-tiba perhatian. Maunya Renjun bagaimana sih? Sue jadi bingung.

"Makasih. Tau aja lagi laper," Sue segera membuka bungkusan roti dan meminum susunya.

"Pelan-pelan makannya. Nanti keselek aku juga yang susah."

Sue tersenyum, "Dasar tsundere," gumam Sue disela kunyahannya.

"Apa?" Renjun melirik sekilas Sue. Gadis itu segera menggeleng.

Walaupun pertemuan mereka setiap hari hanya dihiasi dengan omelan Renjun. Tapi hal itulah yang membuat Sue merasa diperhatikan. Setiap kali Renjun melarang ini dan itu, mengatakan Sue harus ini dan itu, Sue merasa senang walau wajahnya harus pura-pura kesal. Renjun sudah seperti pacar over protektive menurut Sue. Eheheh, pacar? Ini hanya khayalan Sue saja. Tentu saja Renjun hanya menganggap Sue sebagai teman sampai kapanpun.

Tapi tidak masalah, bagi Sue, Renjun berada dalam jangkauannya saja sudah membuatnya bahagia. Ia tidak mau mengharap sesuatu yang lebih pada Renjun yang ujung-ujungnya akan membuat dirinya sakit hati. Lebih buruk lagi, mereka pasti akan putus hubungan. Sue tidak mau hal itu terjadi. Sue tidak bisa bayangkan hidupnya tanpa kehadiran Renjun. Ia akan kembali mengulang kisah kelamnya setelah kabur dari panti. Jangan sampai hal itu terjadi.

Renjun | CHOCO X LATTE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang