19 : Beside You

437 52 5
                                    

Vote dan komen jangan lupa

*

*

*

Riri mengacungkan jempolnya pada Sue. Menurutnya gadis itu sungguh pemberani. Riri bahkan tidak bisa bayangkan bagaimana hal itu terjadi padanya. Lihatlah bagaimana keadaan Sue sekarang. Wajah dan beberapa bagian tubuh lainnya lebam, bibirnya robek, dan Riri bisa melihat dengan jelas kiss mark diseluruh leher Sue. Gadis itu masih bisa mengatakan jika dirinya baik-baik saja dan meminta Jaemin serta Riri tidak terlalu mengkhawatirkannya.

Tok. Tok.

"Ri, aku masuk ya!" Teriak Jaemin dari luar.

"Iya masuk aja," sahut Riri.

Jaemin membuka pintu kamar Sue. Ia masuk ke dalam untuk melihat keadaan Sue. Melihat Sue, Jaemin merasakan hatinya sakit luar biasa. Bukan hanya itu, rasa sedih, hancur, dan marah bercampur jadi satu. Ia mengusap pelan puncak kepala Sue.

"Aku janji bakal buat bajingan itu di hukum seberat-beratnya."

Sue hanya mengangguk pelan.

"Aku mau ke petugas keamanan mau minta rekaman cctv di unit apartemen kamu. Mendingan sekarang kamu istirahat aja."

"Kamu yakin gak usah ke rumah sakit?" Tanya Riri.

"Gak usah. Dikasih salep juga nanti sembuh," Sue kembali menolak.

"Mau aku telpon Renjun aja?" Tawar Jaemin sambil mengeluarkan ponselnya.

"Enggak!" Sue tanpa sadar berteriak pada Jaemin. Namun langsung merapatkan bibirnya.

"Maksud aku gak usah. Aku gak mau nyusahin dia lagi," Sue menunduk lemah.

Jaemin dan Riri cuma saling tatap. Setelah itu Jaemin pamit pergi. Setelah Jaemin pergi Sue memilih untuk tidur sementara Riri mengatakan jika ia perlu memesan makanan. Semua pasti lapar dan juga Riri berencana menginap disini.

* * *

Sue terjaga gara-gara mimpi buruk. Ia melihat jam menunjukan angka sebelas. Sue pikir sudah tengah malam. Karena perasaannya ia sudah tidur lama. Sue mendudukan dirinya di atas ranjang. Mengusap peluh yang mengalir di dahi dan wajahnya. Ia mengambil napas panjang dan berniat untuk keluar kamar. Sepertinya di luar sana Jaemin dan Riri belum tidur. Terdengar dari suara televisi dari luar.

Cklek!

Pintu kamar terbuka dan Sue yang baru saja memakai sandal rumah menolehkan kepalanya ke arah pintu. Mata Sue melebar saat melihat sosok Renjun yang berada disana dengan setelan kemeja abu-abunya. Ia terlihat kacau. Lalu dengan derap langkah cepat, Renjun menghambur ke arah Sue dan memeluk gadis itu erat.

"Kamu gak apa-apa kan? Ayo, bilang sama aku sekarang. Kamu gak apa-apa kan?" Pelukan Renjun mengerat. Ia mengulang pertanyaannya terus menerus dan bisa Sue rasakan bahunya basah. Apa Renjun menangis?

"Sesak," lirih Sue.

"Apa?" Renjun melepaskan pelukannya. Ia menatap Sue dengan matanya yang basah oleh air mata.

"Apa? Kamu sesak?" Renjun menilik tiap inci wajah Sue. Memastikan jika gadis itu baik-baik saja apa tidak.

"Kamu itu yang buat aku sesak," Sue melepaskan pelukan Renjun.

"Sue," Renjun meraih tangan Sue, menggenggamnya dengan erat, "Aku minta maaf karena gak tau apa-apa soal ini."

"Kenapa gak pernah cerita kalo selama ini kamu sering di stalkerin orang aneh?"

Renjun | CHOCO X LATTE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang