02 : Don't Bother Me

574 76 5
                                    

"Go away!"

*

*

*


"Ngapain kamu disana?"

Sue hampir saja terjungkal dari kursinya saat suara Renjun menyambangi indra pendengarannya. Sue membenahi seragam maid-nya lalu berbalik. Ia melihat Renjun yang berdiri tidak jauh darinya. Mengenakan kaos polos putih yang dibalut jaket kulit. Kacamata hitam bertengger di hidung mancungnya sementara rambutnya di tata ke atas sehingga menampilkan dahinya yang sempit. Sue menelan sisa vodka yang tadi sempat disesapnya. Bergerak kaku lalu menampilkan senyumannya.

"Kerja," jawab Sue.

Renjun menilik penampilan Sue yang bisa di bilang agak terbuka. Ia memakai seragam maid dengan tiga kancing bagian atasnya dibiarkan terbuka. Sehingga semua pria bisa melihat belahan dada-nya. Rok-nya juga terlalu pendek. Hanya sejengkal dari daerah terlarangnya. Di tambah lagi dandanannya yang sangat tebal. Sue bekerja jadi maid apa jadi pelacur sih?

"Dengan penampilan gitu?" Dagu Renjun mengedik ke arah Sue.

Sue menunduk, memerhatikan dirinya sendiri. "Seragam-nya emang gini. Tapi gak masalah kok. Disini panas juga soalnya."

Renjun membuang napas kasar. "Bukan masalah itu. Kamu bisa jadi bahan pelecehan sama laki-laki disini."

"Gak ada yang berani nyentuh kok. Kalau ada yang berani langsung aku tonjok itu-nya," Sue mengepalkan tangan dan mengacungkannya ke arah Renjun. Pria itu meringis ngilu.

"Kamu sendiri ngapain disini?" Tanya Sue kemudian.

"Lagi bosen aja. Butuh udara segar," jawab Renjun terus duduk disalah satu sofa. Ia menyandarkan tubuhnya nyaman disana dengan sebelah tangan bertengger di lengan sofa.

Sue mengangguk paham. "Mau aku ambilin minum?" Tanya Sue. Well, anggaplah Renjun sebagai pelanggan dan Sue sekarang sedang bekerja.

"Aku gak mau dilayani kamu," kata Renjun terus dia manggil salah satu pelayan yang lewat. Yang mana penampilannya sebelas dua belas dengan Sue. Malah body-nya lebih goals dan mukanya lebih cantik. Pelayan itu, Park Jisoo, melirik Sue lalu menghampiri Renjun.

"Mau minum apa, Renjun-ssi?" Tanya Jisoo.

What the!! Jisoo kenal dengan Renjun? Sue menatap Jisoo dan Renjun bergantian. Sepertinya iya. Soalnya Sue juga kurang tahu. Lagipula dia baru bekerja seminggu yang lalu. Mungkin Renjun sudah sering datang kemari.

Bisa Sue lihat dari cara Jisoo melayani Renjun sepertinya mereka sudah saling kenal. Renjun juga terus memasang wajah manis selama Jisoo mencatat pesanannya. Ck! Kalau dengannya saja selalu pasang wajah datar. Sue terus memperhatikan interaksi Jisoo dan Renjun sampai ia sadar bokongnya di tepuk dari belakang. Refleks ia menoleh dan wajah Sue berubah masam saat mendapati wajah pria hidung belang yang tengah mabuk tepat berdiri di belakangnya.

"Whisky, please," katanya.

Sue mengeryit karena aroma alkohol menguar begitu tajam dari mulut pria itu.

"Di meja sebelah mana?" Sue mencoba sabar saat pria itu dengan tidak senonoh meraba punggungnya.

"Atas, nanti tolong di antar," bisik pria itu tepat disebelah telinga Sue.

Sue mencoba menahan kesabarannya dan hanya mengangguk lalu segera pergi untuk menyiapkan pesanan pria itu. Sementara Renjun masih duduk di tempatnya dengan mata berkilat tajam menatap pria kurang ajar yang telah menyentuh Sue. Ingin rasanya ia melempar botol vodka yang ada di meja. Namun ia masih bisa menahannya untuk tidak membuat keributan di bar milik temannya.

Renjun | CHOCO X LATTE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang