Mad Pt. 2

89 7 2
                                    

B×B

-_-'

Seokjin membuka matanya, tak mendapati seseorang yang sudah 2 tahun hidup bersama dengannya. Dia melihat arah jarum jam, sial! Dia hampir terlambat!

Dia bergegas menuju pintu, saking buru-burunya ia tak menyadari aroma harum makanan yang menyeruak dari ruang makan. Seokjin terus saja melangkah sebelum mendengar seruan yang lebih muda.

"Jinseok, sarapan dulu,"

Seokjin menggeleng cepat, "A-Aku hampir terlambat,"

"T-Tapi aku sengaja mengambil cu-,"

"Aku berangkat," Seokjin baru saja akan membuka pintu utama sebelum lagi-lagi suara dari orang yang sama menghentikan langkahnya.

"Aku antar kau ke kantor,"

Seokjin menurut saja, diantarkan sang suami bukanlah suatu masalah.

Namun dia tiba-tiba terbesit satu pertanyaan di tengah-tengah perjalanan, "Kau tidak ke kantor?"

Seokjin bisa melihat yang lebih muda menggeleng dengan pandangan yang masih fokus ke jalanan, "Aku mengambil cuti,"

"Untuk?"

"Rencana kita kemarin batal jadi-," Dia menghembuskan napasnya perlahan sembari menghentikan mobilnya-Lampu merah.

"-aku memutuskan untuk mengambil cuti hari ini, bangun labuh awal dan memasak beberapa makanan juga menghangatkan makanan kemarin yang masih layak dimakan," Dia menjalankan kembali kendaraan roda empat itu.

Sementara perasaan bersalah kembali menyelimuti hati Seokjin, "Hari ini ada rapat penting, maaf,"

Yang lebih muda menggedikkan bahu, "Tak apa,"

Lagipula apakah mengambil cuti dari perusahaan miliknya sendiri adalah hal yang sangat sulit? Tinggal minta izin pada sang ayah, dan voila!

-_-

Hampir tengah malam karena ia tak bisa menghentikan jiwa workaholic dalam dirinya jika sudah duduk di ruangan kerja apalagi yang ada di dalam kantornya sendiri, dia tiba-tiba mendapat kiriman alamat dari sang sahabat, "Aku rasa kau harus melihat mereka dengan mata kepalamu sendiri," Begitulah pesan yang tertera di bawah alamat sebuah hotel.

Dia mendengus, "Sudah kubilang aku tak akan percaya Seokie,"

"Makanya lihat sendiri Joonie...,"

Dia kembali mendengus kesal, dia bangkit dan meninggalkan ruangan kerjanya-dia memutuskan untuk bekerja saja hari ini.

Alasan dia kesal? Hoseok sahabatnya itu sudah berkali-kali bilang bahwa Jinseoknya berpaling pada pria lain. Dan ia harap yang ini adalah kali terakhir, karena ia yakin, Jinseoknya tak mungkin melakukan hal semacam itu. Dia percaya Jinseoknya. Dia mencintainya.

-_-

Kamar 304, dia mendapatkan kunci kamar itu dengan mudah dari sang resepsionis.

Alkohol, itulah bau pertama yang tertangkap indera penciumannya.

Dan matanya terbelalak ketika melihat dua tubuh yang tengah terkapar di atas ranjang dengan napas yang cukup tenang dan-

-sepertinya tubuh bagian atasnya telanjang.

Ap-akah hanya bagian atasnya saja?

T-Tapi baju dan ce-lana berserakan dengan tak tentu.

Dia membereskan yang menurutnya milik Jinseoknya.

"A-Apakah-,"

Tidak! Namjoon tak ingin berprasangka buruk pada Jinseoknya, dia menyibakkan selimut putih itu. Mendapat pernyataan bahwa prasangka buruknya adalah benar.

Dia membuka mantel coklat yang membalut tubuh jangkungnya, membalut tubuh Jinseoknya. Dia menggendong orang yang sangat ia cintai itu bak pengantin dengan sebelah bahu tersampir tas kerja milik si kesayangan.

Mobil melaju, dihiasi racauan Seokjin yang membuat hati Namjoon semakin memanas.

Namjoon menggeleng ribut berkali-kali, menampik segala prasangka buruk yang terbesit dalam pikirannya.

Tidak! Jinseoknya tidak mungkin seperti ini! D-Dia pasti dipaksa! Jinseoknya tidak mungkin-

Apakah itu mungkin?

-_-

Namjoon bangun lebih awal, menatap lama wajah damai Jinseoknya.

Mendengar Jinseoknya memanggil nama pria lain saat membuka mata-Senyuman hangat yang tadinya hendak luntur kembali mengembang kala mendapati mata itu semakin membuka sempurna.

"Pagi Jinseok,"

Seokjin terkesiap, tadi malam ia rasa dia tak seranjang dengan pria ini. Dan dia sepertinya menyadari kalau barusan dia telah mengucapkan nama pria lain, di hadapan prianya.

-_-


"Aku akan lembur,"

Pernyataan yang sekian lama telah ia tunggu semenjak hari ulangtahunnya. Hadiah yang sesungguhnya.

Sebuah kabar menggembirakan bagi Seokjin karena ia bisa mengundang pria tak sahnya ke rumah. Definisi lembur seorang Kim Namjoon, apalagi jika sudah bilang akan lembur begini, orang itu akan benar-benar berada di kantor, bahkan bisa 7 hari penuh ia di sana.

Maka Seokjin tak akan melewatkan kesempatan ini.

.
.
.
.
.
.
.
TBC lagi?
.
.
.
.
.
.
.
.
.

StrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang