Trying So Hard (Tell Me Pt. 3)

101 6 0
                                    

Karena ada yang nagih part 3 aku bikin nih ya, tapi maaf kalo gak sesuai ekspektasi.

So, here you go~~~

---
Kim Namjoon×Jeon Jungkook
B×B

—_—'

Namjoon menutup pintu kamarnya,  seseorang tengah duduk di ujung ranjangnya dengan menunduk malu. Menarik napas begitu lirih, Namjoon lalu membuka jas pernikahannya.

Dia menghampiri lelaki yang tengah menahan malu setengah mati itu, meraih dagunya, mendongakkan kepalanya, dia membuat tubuh itu bangkit dari duduk hanya dengan tatapannya.

Namjoon memajukan wajahnya, dia mempertemukan belah bibir itu dengan mimiknya, melumatnya lembut.

Wajahnya ia jauhkan kembali, dia hanya ingin orang di hadapannya ini setidaknya lebih nyaman dengannya, "Aku akan membersihkan diri dulu, kau?"

Kepala itu kembali menunduk, gestur tubuh itu menyatakan kalau ia kembali diradang malu luar biasa, "B-Bolehkah kita-," Dia menggantung lama kalimatnya, tak sanggup meneruskannya karena malu luar biasa.

Namjoon merendahkan kepalanya, membuat kontak mata dengan suami barunya dengan paksa, mengikuti kemanapun manik itu mengalihkan perhatiannya hingga pada akhirnya dia menangkup wajah itu dan melumat lembut kembali bibir itu sembari membuka jas si lelaki manis.

Namjoon menggiring yang lebih muda ke arah kamar mandi sembari membuka satu persatu kancing kemeja yang lebih muda dan menanggalkannya sembarang. Tubuh keduanya menghilang ditelan pintu kamar mandi, kurasa tak akan ada yang terjadi lebih dari itu bukan? Tidak akan lebih dari sebuah ciuman saja 'kan? Namjoon masih mencintai Jimin.
Iya 'kan?

—_—

Jungkook menggeliat, terbangun dari tidurnya dan menyadari tubuh tanpa busananya didekap erat oleh sang suami. Tidak ada yang istimewa semalam, hanya hal-hal biasa yang dilakukan pasangan yang baru menikah. Hal-hal biasa yang pertama kali ia lakukan dan dia malu sekaligus menikmatinya.

Maniknya mematri wajah tanpa cacat di hadapannya, jemarinya menyusuri bentuk wajah sang suami. Jemari itu menggantung  kala kelopak mata sang suami terbuka perlahan. Pemandangan di hadapannya, sang suami yang membuka mata di pagi hari, Jungkook tak menyesal menikahi pria itu hanya dalam waktu 3 hari mengenalnya.

Wajahnya disapu lembut oleh si dominan dan ia menutup matanya, menikmati setiap sentuhan kecil itu. Tubuhnya ditarik lebih dalam pada dekapan si dominan dan ia manikmati setiap detak jantung yang ditangkap rungunya.

"Kita seperti ini saja hari ini," Namjoon bicara dengan suara serak khas bangun tidurnya.

"Hmm?! Apa kau tak lapar sa-yang?" Dia terduduk mendengar perkataan yang lebih tua.

Namjoon menggeleng sembari terkekeh, dia lalu ikut mendudukkan tubuhnya, mengecup singkat belah bibir yang lebih muda sarat akan kasih sayang. Membuat kedua mata itu membola terkejut, memukul pelan dada si dominan sebelum berkata dengan kesal, "Apa yang kau lakukan Hyung?!!!"

"Morning kiss Babe," Namjoon turun dari ranjang, membuat tubuh telanjang bulatnya dan membuat yang lebih muda berteriak histeris.

"Hyung!!!" Jungkook menyembunyikan wajahnya yang memerah parah.

"Kita sudah menunjukkan segalanya tadi malam, kenapa kau masih semalu itu?" Namjoon menghilang ditelan pintu kamar mandi, menghembuskan napas beratnya di dalam sana.

Dia memutuskan untuk mengguyur tubuhnya dengan air super dingin di pagi hari yang dingin ini.

—_—

Menutup pintu kamar mandi dengan kaos putih dan celana bahan hitam selutut juga rambut yang masih basah, Namjoon dikagetkan dengan pasangannya yang tampaknya tersungkur di dekat ranjang.

Dia melangkah mendekat, masih mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil itu, "Mau ke mana hmm?"

"Mau mandi lah Hyung!"

"Astaga... Apakah aku ini kakakmu hmm? Kau akan terus memanggilku dengan sebutan itu?"

"Ehm, maaf, sa-yang?" Jungkook kembali tertunduk malu, merasa masih asing memanggil yang lebih tua dengan sebutan yang lumayan romantis itu. Dan ia dikagetkan dengan tubuhnya yang tiba-tiba digendong ala pengantin oleh sang suami. Tubuhnya ditenggelamkan dalam bathtub dengan air hangat dengan aroma mawar yang menyeruak.

"Take your time babe. Just relax ok!" Namjoon pergi dari sana, keluar dari kamarnya dan melangkah ke dapur di lantai satu.

—_—

Senyum Jungkook kembali mengembang mendapati sang suami tengah sibuk di area dapur mempersiapkan sarapan untuk mereka.

Dia benar-benar bahagia.

Kim Namjoon benar-benar sempurna di matanya.

Dalam waktu singkat kurang lebih 4 hari menghabiskan waktu dengan si dia sudah membuatnya jatuh sedalam ini.

—_—

Malam yang sunyi, Namjoon menikmati pemandangan malam ditemani secangkir teh hijau kali ini.

Ia menghela napas sembari mendongak dengan mata terpejam, "Pretend to love someone else is too hard for me Jimin-ah," Setetes air mata lolos dari ujung matanya.

"Sayang? Belum tidur?"

Namjoon menegakkan badannya, melihat Jungkook yang mengucek matanya di atas tempat tidur. Senyuman tergurat di wajahnya. Ia bangkit, membawa gelas dengan isi tinggal setengah darinya dan menutup pintu pembatas antara kamar dan balkon.

Setelah menaruh gelas yang ia bawa di meja bacanya ia beranjak ke atas ranjang, mendekap si lelaki manis dan memberikannya kenyamanan.

"Ada apa hmm? Mimpi buruk?"

Kepala Jungkook yang menggeleng dapat ia rasakan sebelum lelaki manis itu berkata, "Aku hanya menyadari kau tidak ada di sampingku, rasanya aneh dan tidak nyaman,"

"Maaf ya Kookie,"

"Hmm?" Jungkook dibuat bertanya-tanya dengan permintaan maaf mendadak dari sang suami.

Namjoon menggeleng samar, "Ehm, tidur lagi ya," Namjoon mengusap-usap surai lembut itu sesekali mengecupnya, memberi si lelaki manis kenyamanan dan kehangatan.

"Kau begitu baik Jungkook-ah,"

"Tapi maaf aku belum bisa mencintaimu dengan tulus,"

"Sungguh maafkan aku,"

"Aku masih mencintai Jimin,"

"Tolong buat aku melupakannya,"

"Bantu aku untuk mencintaimu."

.
.
.
.


StrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang