Jungkook

77 8 0
                                    

Romance
Gender Switch

-_-'

Waktu terasa perlahan melambat ketika melihat sang pujaan hati. Jungkook sekarang mengerti maksud dari kalimat itu. Rambutnya tergerainya yang terusik kala angin bertiup, senyuman manis dan segala ekspresi pada wajah itu, hingga tawa ngakak yang mungkin dianggap si empunya begitu memalukan dan banyak kekonyolan lainnya.

Jungkook awalnya merasa bingung dengan jantungnya yang tiba-tiba berdegup tak beraturan di suatu sore ketika dia dan kedua teman baiknya itu jalan-jalan di Sungai Han, juga hatinya yang berdenyut nyeri dan merasa terbakar parah ketika Seonbae di sebelahnya diikatkan tali sepatu dan dipinjamkan mantel dari temannya yang satu lagi yang notabenenya laki-laki sepertinya.

Sekarang dia sedang menyaksikan ekspresi kesal sang pujaan hati yang dia sadari kemudian, mengguncang-guncang tubuhnya.

"Kook-,"

"Jung... kook,"

"Y-Yak!!!! Jeon Jungkook!!!!!"

Jungkook terlihat kebingungan, clueless, seperti murid tak suka pelajaran eksak yang tiba-tiba disuruh mengerjakan soal matematika di papan tulis di depan kelas atau tiba-tiba dituntut menjawab pertanyaan mengenai ilmu fisika dari guru nya.

"N-Ne?! Ada apa Noona?"

"Aku tanya...! Aku lebih baik menggunakan pakaian apa untuk festival malam nanti...?!!!" Ekspresi kesal terpatri di wajah cantiknya, tangan terlipat di dada dan kakinya menghentak juga sesekali mengoceh sendiri dengan bahasan seputar pakaian yang harus ia pakai malam nanti.

"Kamu mau pakai pakaian yang gak nyambung dengan tema acara pun cocok Jim, gak usah terlalu diambil pusing lah...!" Dia juga seonbaenya Jungkook, Kim Namjoon namanya.

Namjoon membuka tutup botol minuman coklat itu lalu menyerahkannya pada teman perempuannya.

"Hahh... Enaknya... Kau memang selalu tahu apa yang aku butuhkan Namjoon!" Ucapnya bahagia setelah merasakan dinginnya minuman itu meluncur bebas di tenggorokannya.

"Jadi gimana? Aku pakai apa malam ini??? Joon! Woy! Bantuin mikir doong!" Jimin menggeplak lengan Namjoon karena manusia itu malah sibuk dengan rumus-rumus di bukunya yang menurut Jimin sungguh membuatnya pusing, rasanya ia akan pingsan sebelum sempat menemukan jalan keluar dari satu soal.

Jungkook kadang iri dengan seberapa dekat mereka berdua yang memang lebih lama menjalin pertemanan, yaitu sebelum Jungkook masuk ke lingkaran pertemanan mereka karena insiden cola saat Jungkook kelas 1 SMP sedangkan dua manusia lainnya satu tingkat di atas Jungkook.

Kim Namjoon yang tengah anteng mengerjakan soal matematika buatannya sendiri sembari berjalan beriringan bersama Park Jimin yang tak berhenti mengoceh sana-sini itu menabrak Jungkook yang sedang menenteng minuman kalengannya sebatas dada karena akan ia minum.

Tangan Jungkook basah dan lengket karenanya. Parahnya buku kumpulan bacotan Kim Namjoon sekaligus seragamnya juga terkena tumpahan cola dari minuman kalengan Jungkook.

Bukannya meledak Kim Namjoon malah dengan sabar meminimalisir Park Jimin yang malah mengamuk dan marah-marah tanpa ampun padahal seragam dan dandanannya masih tertata begitu apik.

Jungkook terkekeh mengingatnya.

"Denim," Lirihnya.

"Hah?" Jimin yang tengah memarahi Namjoon karena lelucon asal-asalannya yang sialnya terkadang macam puisi yang begitu puitis terbungkam.

"Ayo kita kenakan denim, Noona bagaimana kalau Noona mengenakan kemeja atau kaus putih dan rok atau celana denim untuk malam nanti?"

"Wahh akhirnya, saran yang spesifik," bahunya ditepuk-tepuk macam anak buah yang telah mengerjakan tugas yang diberi atasan dengan baik.

"Gak kayak yang satunya!" Sindirnya dengan ekor mata yang menunjuk sedangkan Kim Namjoon malah tertawa akan tingkah teman baim sedari sekolah dasarnya ini.

•••

Festival tahunan SMA Doonyoung sudah dibuka, banyak stand-stand makanan maupun minuman yang berjajar rapi dan ada panggung di tengah lapangan yang menampilkan susunan acara.

"Diem duduk di sini! Kalian kalo di festival suka tiba-tiba ilang! Aku males nyarinya! Belum makan 'kan? Kita makan dulu, aku yang traktir," Ucap gadis itu dan langsung melenggang memburu jajanan untuk sekedar mengisi perut mereka bertiga malam ini karena rencananya habis acara nanti mereka mau mampir ke rumah kecil Namjoon dan makan di sana.

Namjoon membiarkannya, lagian, "Itung-itung bersihin kulkas juga sih sebenernya," Katanya.

"Hyeong," Setelah banyak perbincangan seru Jungkook akhirnya memutuskan menanyakan pertanyaan yang bahkan sudah ia ulang berkali-kali dalam hatinya yang tengah bingung luar biasa itu.

"Hmm?"

"Aku mau nanya,"

"Tanya lah! Macem wartawan ke narasumber aja, make minta izin dulu,"

Jungkook terkekeh dan menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Emm----," Jungkook yang gusar mengusap-usap tengkuknya.

"Jadi gini-,"

Namjoon jelas sudah menyimaknya dengan serius dari tadi.

"Aku punya temen, temen ku ini suka sama temen baiknya, tapi dia bingung ngatain perasaannya karena mereka bisa dibilang udah lama temenan, dia juga takut kalau dengan menyatakan perasaannya pertemanan merek bakal rusak dan gak terasa seperti biasanya. Menurut Hyeong dia harus gimana?"

Namjoon terkekeh, pura-pura berpikir keras dan setelahnya dia tersenyum miring pada temannya itu.

"Jadi Jeon Jungkook-ie jatuh hati pada pesona Jimin-ie ku dan dia bingung harus apa?"

.
.
.
.
.
.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

StrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang