Not Over

1.1K 62 3
                                    

"ibu? Kok udah pulang?" Shena yang baru saja turun dari dalam mobil nampak kaget melihat ibunya yang baru keluar dari dalam rumah.

"surprise.. hehe, itu ibu bawain oleh-oleh nanti tolong anterin ke rumahnya bu Endang ya kak"

"kerumah bu Endang? Aku? Kenapa nggak ibu aja yang kesana" Shena menggembungkan pipinya, wajahnya berubah kusut.

"ibu mau ke rumah bu Rt sama bu Rw,kamu buruan deh mandi abis magrib kesana ya"

Gadis itu segera masuk, mengabarkan pada putra dari bu Endang alias Bhanu tentang kunjungan yang akan dilakukannya malam nanti. Selepas magrib, Shena pergi ke rumah Bu Endang. Oleh-oleh yang sudah siap di samping tempat duduknya, tak butuh waktu lama untuk sampai ke rumah keluarga Sudaryoko.

Dilihatnya Endang dan suaminya yang masih menggunakan mukena dan sarung di sedang duduk di depan rumah, sepertinya mereka baru saja kembali dari masjid. Melihat kedatangan mobil Shena, kedua orang tua dari Bhanu itu lantas bangkit dari duduknya.

"assalamualaikum bunda, bapak" Shena menyalami mereka berdua.

"ayo Shen masuk, ibu mau taruh mukena dulu di dalem" Endang merangkul pinggul Shena dan menggiringnya masuk.

"Shena minum teh apa mau sirup?" tanya Sudaryoko, kumis lebatnya nampak tidak berubah dari pertama kali mereka bertemu yang sampai saat ini masih terlihat garang dan sempat membuat Shena takut pada awalnya.

"sampun, santai aja pak"

"weh ya kamu kan tamu, tak buatin minum kolo-kolo hahaha" Sudaryoko terkekeh kecil, ia lalu berlalu menghilang di balik gorden.

"gimana-gimana, kok katanya Bhanu Shena ngabarin mau mampir ke rumah. La bunda kan bertanya-tanya ada apa gerangan"

"ini bunda, ibu bawain sedikit buah tangan dari Kebumen. Disini Shena dateng buat nyampein oleh-oleh buat bunda sama bapak sekeluarga" Shena menyodorkan bingkisan yang sudah dipack dengan rapi itu.

"halah.. kok repot-repot lo"

"enggak kok bun, maaf cuma bisa bawain segini"

"ini aja sudah maturnuwun sekali, bunda juga nerima karna ini pemberian, gak baik juga to kalo nolak. Sampein terima kasih ke ibu ya.."

"iya bunda, nanti Shena sampein"

"bentar, Bhanu itu katanya abis maghrib udah bisa pulang kok ini belum sampe rumah. Biar bunda telfonin dulu ya"

"eh enggak usah bun, ini Shena langsung pulang aja"

"weh ya jangan dulu, belum juga dibuatin minum. Bapak minumnya Shena mana?!" Endang meninggikan volume suaranya sambil mengotak-atik handphonenya.

"sek bentar, tunggu sini dulu ya sayang" Endang pergi ke dalam.

"hmm, padahal nggak pengen ketemu sama mas Nunuk huft" Shena mendengus pelan.

Shena memainkan handphonenya, tak lama Sudaryoko hadir bersama nampan berisi teh hangat yang dibuatkan khusus untuk Shena.

"nah ini Shen, monggo dicoba. Teh spesial buatan bapak"

"malah repot-tepot pak, Shena coba ya"

Shena menyeruput teh hangat itu, setelahnya ia tersenyum menunjukan gigi gingsulnya.

"enak pak tehnya"

"nahh.. enakkan? Susah payah bapak buatin. Ayo dihabisin" Sudaryoko nampak bangga dengan hasil pekerjaannya.

"assalamualaikum" pintu dibuka, masuklah seorang pria yang masih menggunakan baju dinasnya. Pria itu menyalami bapaknya, lalu menyalami Shena.

"bapak sini bentar" panggil Endang dari balik gorden, setelahnya Sudaryoko pergi meninggalkan Bhanu dan Shena di ruang tamu.

REKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang