Rekah 5.1

967 51 0
                                    

"duluan ya" ucap Shena saat keluar dari meja kerjanya untuk pulang sore ini. Disatu sisi Malik nampak juga mengemasi barang-barangnya dan menyusul Shena yang sudah melangkahkan kaki terlebih dahulu.

Sesampainya di lantai bawah, Malik nampak mendekati Shena mereka berdua berjalan beriringan.

"trus ini pulangnya di jemput siapa?" tanya Malik.

"adadeh wkwk" jawab gadis itu yang nampak sedang menunggu di tempat duduk dibawah pohon rindang yang tak begitu jauh dari gedung kantornya.

"aku tungguin ya"

"enggak usah, duluan aja. Bentar lagi dia nyampe kok"

"gapapa, sekali-kali" ucap lelaki itu.

10 menit, 20 menit menunggu, tak ada tanda-tanda mobil jemputan Shena masuk kedalam halaman gedung Bank BMI. Shena juga terus memperhatikan handphonenya sejak 10 menit yang lalu, dimana pria itu?

"gimana kalo aku anter pulang aja? Berhubung udah mendung juga" tawar Malik yang terus menatap wajah gelisah gadis disampingnya.

Shena turun dari mobil Malik setelah lelaki itu membukakan pintu untuknya.

"ayo masuk dulu"

"enggak usah, aku terusan aja"

"heyy, kan yang kemaren juga belum sempet mampir juga kan. Ayolah masuk dulu, teh buatanku enak lo" canda Shena.

Setelah dibujuk, lelaki itu lantas mengiyakan tawaran Shena untuk bertamu kerumahnya. Malik dan Shena mengucapkan salam begitu masuk kedalam rumah, Mae segera keluar dan mempersilakan Malik untuk menunggu diruang tamu sementara Shena masuk kedalam rumah.

Tak berapa lama, Shena telah mengganti pakaian kerjanya dengan pakaian yang lebih santai. Ia keluar dengan 2 buah cangkir berisi teh hangat dan beberapa buah kupas diatasnya.

"ayo dicoba, secret recipeku" ucapnya sembari menyodorkan secangkir teh pada Malik.

"teh apa ni? Baru pertama nyoba"

"gimana enak gak?"

"rasanya kuat banget, tapi gak eneg. Enak kok" ucap lelaki itu.

Shena mengangguk sambil tersenyum.

"itu teh dipanen sama keluargaku, kaya teh tubruk gitu. Mau aku bawain?"

"udah-udah, aku gak bisa buat teh selain yang celup"

"masa sih? Ya minta tolong dibuatin sama mamamu mungkin?"

"di J**** gua tinggal sendiri" ucap Malik yang kemudian meminum kembali tehnya sambil tersenyum.

Shena yang sedikit kaget dengan ucapan lelaki didepannya barusan lantas berusaha tetap menunjukan senyumnya.

"serius? Wow, hebat dong. Mandiri" Shena memuji Malik.

"biasa aja, ya walaupun gua anak terakhir tetep harus mandiri ya kan"

Setelah berbincang singkat, Malik yang sudah menghabiskan minum serta beberapa potong buah lantas pamit undur diri. Shena mengantarkannya kembali ke mobil yang terparkir di halaman depan.

Belum sampai di mobil, sebuah mobil masuk ke halaman rumah Shena. Gadis itu nampak mengenali siapa yang baru saja datang. Pengemudi mobil kemudian turun setelah memarkirkan mobil di tempat biasanya. Pria yang mengenakan celana panjang chino dengan warna cokelat muda dan berbaju polo merah ketat dibagian atas itu melangkahkan kaki mendekati Shena yang sedang berdiri disamping Malik.

Melihat itu, Malik lantas memutuskan untuk berpamitan pada Shena kemudian lantas langsung masuk kedalam mobil setelah menundukan kepalanya pada pria itu yang menatapnya dari kejauhan. Shena juga melambaikan tangannya singkat begitu melihat mobil Malik keluar dari halaman rumahnya.

REKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang